Part 45

323 22 4
                                    

Bel istirahat kedua berbunyi, Vino dengan dibantu Gracia nampak masih serius dengan beberapa soal. Gracia dengan telaten mengajari Vino yang belum paham itu, bukan belum paham mungkin efek dari amnesia yang membuat Vino sedikit kehilangan daya berpikirnya ditambah ia sudah beberapa hari ini tidak masuk yang membuatnya tertinggal jauh dari lainnya.

"Loh kalian ga istirahat?" Tanya Frans lalu duduk didepan Gracia dan Vino.

"Sebentar, gua masih bingung soalnya" jawab Vino yang masih fokus dengan materi yang diajarkan Gracia.

Astaga kalian disini, aku cariin dikantin juga" ucap Vanka yang masuk ke kelas Vino sambil membawa bekal.

"Kenapa kak?" Tanya Gracia.

"Vino udah makan gre?"

"Astaga iya maaf Gre lupa, yaudah bentar ya Gre beliin dulu"

"Eh gausah, nih tadi dibawain bekal sama mama gua lupa ngasihin. Nih vin"

"Eh bekal? Apaan ini kak?" Tanya Vino menerima bekal dari Vanka.

"Ga tau isinya apaan, buka aja sendiri. Yaudah gua tinggal ya, Gre obatnya jangan lupa"

"Iya kak"

Vino membuka kotak makannya, moodnya langsung berubah ketika melihat isinya.
"Huhhhh"

"Kenapa?" Tanya Gracia.

"Ini nih, bosen makan sayur mulu" keluh Vino sambil menunjukkan isi bekalnya.

"Ya bagus dong sehat, yaudah siniin kotaknya"

"Sehat sih sehat tapi masa sayur mulu sih"

"Udah deh jangan bawel, nih aku suapin ya?"
Gracia menyendok bekal Vino itu dan diarahkannya ke mulut Vino.

"Eh ga ga malu Gre"

"Ngapa malu sih, udah nih a a a "

"Malu tuh diliatin Frans" ucap Vino pelan namun dapat didengar oleh Gracia maupun Frans. Gracia langsung menengok ke arah Frans yang asik makan snack itu.

"Udah cuekin aja, anggap aja dia portal komplek hihihi" bisik Gracia tepat di telinga Vino.

"Yayaya serah kalian laaah" jawab Frans tanpa menengok ke samping. Dirinya masih fokus terhadap snacknya itu.

Gracia dengan semangat menyuapi Vino, suasana yang sangat ia rindukan sekian lama. Ia sangat senang sekali bisa memberikan sedikit perhatian kepada Vino ditambah Vino dengan senang hati membalasnya. Yah meski belum ada perubahan yang berarti dari Vino tapi Gracia yakin suatu saat Vino bisa mengingat semuanya seperti dulu.

Tak beberapa lama Okta masuk ke kelas, matanya langsung terfokus ke bangku paling belakang dimana nampak Gracia sedang menyuapi Vino. Tangannya dia kepalkan menahan emosi yang ada.

"Lo bisa santai gitu disaat Tika udah pergi vin. Bahkan lo sama sekali ga ngunjungin dia di pemakaman. Gua bales lo, tunggu aja"

"Okta?"
Sebuah sapaan dari seorang cewek membuyarkan lamunan Okta.

"Eh nin, kenapa?"

"Anterin anin ke kantin yuk"

"Hah? Tumben?"

"Sekali aja, please" mohon Anin memelas sambil memegang ujung bajunya.

Huhhhh
"Yaudah ayok"

Anin langsung mendongak sumringah, akhirnya mereka keluar dari kelas menuju ke kantin.

"Hmm Gre" ucap Vino dengan mulut masih penuh makanan itu

"Telen dulu"

"Huuummm"
Vino mengunyah cepat dan menelannya.

• IRIDESCENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang