Part 40

567 22 8
                                    

"Mau sampai kapan shan?".

"Maksudnya?".

"Lo jadian kan sama Cio?"

Shani terkejut, bagaimana Frans bisa tau soal itu padahal ia dan Cio sepakat untuk tidak memberitahukan perihal itu ke orang lain.

"Lo tau kan kalau akar semua masalah ini Cio?"

"Aku cuma ingin mengakhiri semuanya"

"Ga shan, ga gini caranya. Dengan lo kayak gini lo sama aja nyelesaiin masalah dengan masalah baru-

-gua dari awal tau kalau lo ga punya perasaan apa-apa ke Cio, gua tau kalo hati lo itu hanya untuk Vino"

"Eh??"

"Dan gua juga tau lo ngelakuin ini serta merta karena Gracia kan? Lo gini karena Gracia, temen lo dari SMP tau kalo lo naruh hati yang sama ke Vino kan dan dengan lo nerima cio seperti yang di mau Gracia lo berharap semua kembali seperti awal?"

Shani terdiam tak bisa menjawab ataupun mengelak, semua yang diucapkan Frans benar adanya. Kemarin ia menerima Cio karena ingin mengakhiri semua masalah yang ada, ia beranggapan dengan menerima Cio akan menyelesaikan semuanya dan tak ada salahnya bagi Shani untuk belajar mencintai Cio.

Sebenernya Cio bukanlah sosok yang jahat atau kejam, mungkin adanya rasa cemburu yang besar yang membuat Cio menjadi berubah. Dan Shani berharap dengan dia menerima Cio dia juga bisa mengembalikan sifat Cio menjadi semula.

"Shan" kali ini Frans menatap tajam Shani, merasa dipanggil, Shani pun menegok dan menatap balik Frans.

"Lo ga bisa maksain perasaan lo, cukup hati Vino yang sakit shan. Asal yang lo tau, Vino udah lebih dulu ngelakuin persis seperti yang lo lakuin sekarang-

-Gua kenal Vino udah lama banget shan, gua tau gimana gerak gerik Vino. Kerasa beda gitu rasa cinta dan perhatian Vino ke Gracia dengan cinta dia ke elo"

"Maksudnya?"

"Gua ga ada maksud apa-apa, intinya jangan sampe keputusan lo ini malah jadi menambah masalah kalian. Ok disini gua ga mau lebih dalam lagi terlibat kedalam masalah kalian, gua disini sebagai temen kalian ya dan gua ga mau hanya karena cinta atau apalah malah bikin kalian membangun tembok permusuhan dan benci"

Shani hanya terdiam mencerna dan mendengarkan ucapan dari Frans.

"Eh tuh cowok lo udah dateng, gua duluan ya. Tolong diinget pesen gua tadi, lo tau mana yang harus lo lakuin" ucap Frans, kemudian ia hendak berbalik pergi karena melihat Cio yang datang menghampiri mereka.

Namun tangan Frans ditahan oleh Shani
"tolong jelasin lebih jelas lagi frans, aku bingung harus bagaimana lagi menyikapinya" pinta Shani lemah.

Frans tersenyum kemudian menggeleng
"Hanya lo yang bisa, bukan gua ataupun orang lain shan".

"Tap--"

"Hai sayang"

"Eh ada lo juga yo?"

Ucap Cio tersenyum menyapa Shani dan Frans bergantian.

"Lo bisa ya bersikap seolah-olah bukan lo penyebab ini semua"

Frans mengepalkan erat kedua tangannya, namun Shani cepat sadar kemudian menggeleng kepala sebagai isyarat agar Frans mampu meredam emosinya.

Sejujurnya Shani masih kesal terhadap Cio, namun dibalik sifat Cio yang berubah sekarang Shani yakin kalau Cio bisa kembali menjadi sosok seperti dulu. Shani akan belajar dan mencoba untuk mencintai Cio, karena bagaimanapun Shani juga tidak bisa memaksakan lagi perasaannya lagi ke Vino karena Vino sudah memiliki Gracia yang sudah ia anggap saudara sendiri itu. Shani tak ingin membuat masalah lagi.

• IRIDESCENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang