☆☆☆
Sesampainya di rumah sakit, mereka bertemu dengan Viny yang tengah menangis sendiri itu. Vanka pun menghampirinya.
"kak...."
Viny menoleh dan langsung memeluk Vanka erat, tangisnya ia luapkan disana.
"Vino cil...... hiks hiks hiks"
"Sabar ya kak, aku yakin vino kuat kok"
"Gua pengen gantiin dia, gua ga kuat liat dia kayak gitu"
Vanka terus berusaha menenangkan Viny itu.
"Kak viny"
"Maafin gre kak, maaf kalau udah bikin vino seperti itu"
Viny melepaskan pelukannya dari vanka, ia berdiri menghampiri Gracia yang mematung dan menunduk ketakutan itu. Sorot matanya sangat tajam memancarkan kekesalan dan amarah yang amat besar.
Vanka dan Sakti langsung berdiri diantara mereka berdua menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Sakti menenangkan Viny yang masih emosi itu sedangkan Vanka menenangkan Gracia yang masih terus menyalahkan dirinya sendiri.
"Sayang kamu tenang ya, ini bukan salah Gracia. Aku udah tau semuanya dari Doni yang kebetulan ada disana, ini cuma salah paham dan disini Gracia ga tau apa-apa" perjelas Sakti sambil mengelus pundak Viny. Viny masih menatap Gracia tajam, perlahan ia melihat ada ketulusan yang dalam dibalik tangis dari Gracia.
"Temuin adek gua, mungkin dia lagi butuh lo dan mungkin juga ini jadi pertemuan terakhir kalian" ucap Viny lirih. Gracia mendongak menatap Viny.
"T-terakhir kak? Kenapa?".
"Sorry gua ga bisa ngomong, manfaatin waktu yang ada karena gua ga jamin ada kesempatan seperti ini lagi untuk kalian. Gua ijinin kalian nengok Vino tapi gua harap kalian gantian masuknya" Imbuh Viny kemudian pergi. Semua yang berada disana bingung mendengar ucapan Viny.
Kemudian Gracia menatap ke teman-temannya guna meminta persetujuan ke yang lain untuk masuk ke dalam duluan. Vanka pun menangguk seolah paham akan tatapan Gracia itu.
Ckleegg
Gracia masuk kedalam, lututnya menjadi sangat lemas melihat orang yang sangat dia cintai terbaring lemah di ranjang. Beberapa selang dan kabel-kabel medis pun ada ditubuh Vino. Gracia pun duduk disamping vino kemudian memegang kedua tangannya. Ia tempelkan tangan vino dipipinya.
"Ge kangen vin, bangun dong hiks hiks".
"Maafin ge ya udah bikin kamu seperti ini hiks hiks hiks".
"Huhuhu tuh ge nangis kan, bangun sayang bangun".
"Bangun sayang, jangan lama-lama tidurnya. Ge pengen manja-manjaan sama kamu hiks hiks hiks vin.."
Gracia langsung memeluk tubuh Vino, ia bersandar di dada Vino berharap vino tau betapa besarnya cintanya itu, betapa rapuhnya dia melihat kondisi vino saat ini. Tanpa disadari oleh Gracia, Viny baru saja masuk ke dalam bersama Vanka. Tentu mereka mendengar apa yang diucapkan oleh Gracia daritadi.
"Lo beruntung vin banyak yang sayang dan peduli sama lo-
-Gua harap setelah ini lo buka hati lo untuk Gracia bukan yang lain".
"Gre......"
Suara dari Vanka mengagetkan Gracia, ia langsung melepas pelukannya dari vino dan mengusap air matanya."Eh m-maafff kak, aku cuma kangen sama vino" ucap gracia serak.
Viny tersenyum dan menghampiri Gracia
"Lo ga salah, gua minta maaf soal kemarin ya. Gua baru tau semuanya-"Gua minta lo tetep bertahan buat dia ya gre, adek gua butuh support dari orang-orang disekitarnya termasuk lo pacarnya"
Gracia mengangguk lalu memeluk Viny lagi sementara Vanka menghampiri Vino.
"Dek maaf gua sempet naruh perasaan ke lo, cepet bangun ya"
Mereka bertiga pun keluar dari ruangan karena bergantian dengan yang lain.
"Gre, shani kemana? Tumben ga ikut?" Tanya Vanka.
"Ga tau"
Sejujurnya Gracia masih kesal dengan Shani dan Cio. Kesal karena Shani yang selama ini dia anggap Cici sendiri justru menaruh perasaan yang sama ke Vino begitu juga Cio kakaknya yang telah menyebabkan ini semua."Gre?? Kalian ada masalah?"
Gracia terdiam tak menjawab pertanyaan Vanka.
Sementara di sekolah,
Shani dengan lemas keluar dari kelasnya, belakangan ini ia tidak dapat berkonsentrasi karena banyaknya masalah yang ada dan membuatnya tidak fokus.
"Shan......"
Ucapan dari Cio mengejutkannya, ia memilih mengacuhkannya dan hendak berlalu namun dengan sigap Cio memengang tangan Shani.
"Tolong lepas, jangan kurang ajar"
"Aku mau ngomong shan, please kasih waktu gua buat jelasin".
Shani melepaskan tangan Cio darinya.
"Maaf aku ga ada waktu, mending kakak jelasin ke yang lain bukan ke aku. Permisi"
Cio memejamkan matanya menahan sesak yang teramat dalam.
"Vino sakit kanker shan, dia bakal di operasi di singapura!!"
Ucapan Cio barusan berhasil membuat Shani langsung berhenti mematung.
"Gua dikasih tau anak-anak kelas, tadi Vanka sama Yupi ijin balik karena mau ke RS. Gua tau gua salah kemarin udah maksain perasaan gua".
Dengan air mata berurai Shani langsung berlari sekencang kencangnya meninggalkan Cio.
"Maafin gua shan, gua tau air mata itu bukan untuk gua, gua tau perasaan lo bukan untuk gua tapi sampai kapanpun gua ga akan berhenti buat dapetin lo. Kalaupun gua ga bisa dapetin lo, orang lain juga ga akan gua biarin dapetin juga"
☆☆☆
Keesokan harinya Vino diterbangkan ke Singapura bersama Nino, Thalia, Frederik dan Viny. Menurut perkataan Viny mereka akan berada disana kurang lebih sebulan tergantung perkembangan kondisi dari Vino.
Hari ini juga Gracia tidak masuk ke sekolah, ia masih tak bisa berkonsentrasi karena masih memikirkan Vino. Bagaimana tidak, mereka baru seminggu menjalani hubungan namun sudah diterpa berbagai cobaan yang sangat besar seperti ini.
"Baik selamat pagi anak-anak"
"Pagi bu"
"Baik silahkan masuk-
-hari ini kalian kedatangan teman baru, ayo silahkan perkenalkan diri kamu"
"Halo selamat pagi, perkenalkan nama aku Aryo Oktavian Prasetya panggil aku Okta, aku pindahan dari Bandung. Salam kenal semuanya".
"Vino???"
"Itu Vino bukan sih?"
"Ini elo Vin?".
"Prasetya??"
"Baik Okta untuk sementara kamu bisa duduk dibelakang Doni".
"Bu tapi ini kan bangku Gracia sama Vino??".
"Untuk sementara saja, selama Vino masih berobat biarkan Okta duduk sama Gracia-
-oh ya Gracia kemana? Kok bangkunya kosong?".
"Hmm Gracia ijin bu, dia sakit" ucap Frans.
"Baik kalo gitu, kita langsung saja ya. Buka laptop kalian lalu buka bap yang kita pelajari kemarin........"
Bersambung
Yuhuuuu Bos Okta nih, wih pada ngira Vino ya ? Hehehehe
Kali ini pendek dulu ya Partnya
Like dan Comment ya

KAMU SEDANG MEMBACA
• IRIDESCENT
FanfictionBxg Romance fanfiction Kehidupan ini penuh warna. Ada gelap, ada terang. Semua diciptakan untuk memberikan pembelajaran pada manusia, agar manusia dapat menyelesaikan masalahnya. Selalu melihat putih, begitu melihat titik hitam akan kebingungan atau...