Part 21

470 22 0
                                        


4 hari kemudian Reyhan sudah bisa masuk ke sekolah pasca dihajar habis oleh vino beberapa waktu yang lalu. Masih terlihat bekas pukulan dan sedikit memar dibeberapa wajahnya dan beberapa plester. Sontak itu membuat banyak siswa SMA Permata heran dengan kondisinya, karena selama ini Reyhan justru dikenal sebagai tukang pukulnya sekolahan malah menjadi seperti orang bekas bulan-bulanan seseorang. Namun Reyhan tetaplah Reyhan, ia tetap arogan di sekolahnya dan hari ini ia berniat membalaskan dendamnya itu melalui papanya yang tak lain adalah kepala sekolah sekaligus pemilik yayasan sekolah itu. Ia melaporkan kalau kondisi ia sekarang akibat ulah Vino, semula papa Reyhan tidak percaya dengan perkataan anaknya itu tapi bukan Reyhan namanya kalau tidak mengarang sedikit cerita yang ia buat dan akhirnya akal busuknya pun membuahkan hasil. Ayahnya yang awalnya tak percaya dibuatnya menjadi percaya. Dengan angkuhnya ia berjalan menuju ke ruang kelas Vino belajar.

Papa Reyhan atau yang bisa kita sebut Pak Dharma langsung masuk ke kelas Vino yang saat itu sedang ada pelajaran Sejarah yang di pandu oleh Bu Rica.

"Loh pak Dharma, selamat siang pak ada yang bisa saya bantu?". Tanya Bu Rica yang terkejut melihat Kepala Sekolah dengan tiba-tiba datang dan masuk ke kelas begitupun dengan seluruh siswa kelas XI IPS 2 yang sangat terkejut melihat kehadiran kepala sekolah mereka dengan mendadak.

"Iya siang, saya ingin bertemu dengan Vino. Nah iya kamu Vino cepat kamu maju kesini" tegas pak Dharma setengah marah sambil menunjuk Vino dengan telunjuknya.

"Saya pak? Baik pak" balas vino dengan halus, ia pun maju ke depan. Gracia yang disebelah Vino pun memiliki perasaan yang tidak enak akibat melihat sikap Pak Dharma yang kelihatan marah besar itu.

Vino pun maju ke depan dan berdiri di depan Pak Dharma.

"Ya ada apa pak? Ada yang bisa Vino bantu?" Ucap Vino seramah mungkin kepada kepala sekolahnya itu.

"Saya tanya ke kamu, apa benar kalau anak saya Reyhan bonyok gara-gara ulah kamu?" Tegas Pak Dharma ke Vino, matanya sudah melotot memancarkan emosi yang besar. Vino dan seluruh siswa pun terkejut dengan penuturan Pak Dharma. Namun Vino tidak memberi respon, ia hanya menunduk dan bingung harus berkata apa.

"Baik kamu tidak menjawab, setelah pelajaran ini selesai langsung ke ruangan saya. Kalau gitu saya permisi dulu Bu Rica, maaf mengganggu kegiatan belajar mengajarnya".

Pak Dharma kembali keluar kelas sedangkan Vino duduk kembali dengan wajah lesu dan heran. Seluruh siswa kelas pun juga terkejut dengan ucapan Pak Dharma tadi mengenai Vino yang membuat Reyhan babak belur seperti itu padahal Vino dikenal sosok yang pendiam meskipun akhir-akhir ini berubah menjadi Vino yang mengerikan karena terakhir mereka tau kalau Vino baru saja menghajar habis Arga dan Yono.

Vino duduk kembali ke bangkunya dan melamun. Gracia yang sadar ada yang aneh dari diri Vino pun mulai angkat bicara.

"Vin....lo gapapa?".

Vino menggeleng tanpa memandang gracia.

"Kalau ada apa-apa lo bisa cerita ke gua ya?" Balas gracia sambil mengelus punggung Vino.

Vino mengangguk tanpa memandang gracia. Ia masih melanjutkan melamunnya memikirkan ucapan pak Dharma tadi.

"Ihh baru kali ini gre nemu anak yang kayak gini. Masa bidadari ngomong dicuekin sih. Untung gre sayang sama lo, kalau kagak udah abis tuh muka udah gua cakar-cakar. Eh jangan jangan kalau gre cakar nanti ga cakep lagi dong. Ih ga boleh ga boleh, sabar gre sabar lo mesti sabar buat cairin hati pangeran sebelah lo ini" monolog Gracia yang daritadi dicuekin oleh Vino.

"Jangan kesel-kesel gitu gre" ucap vino mengagetkan gracia yang daritadi memandangi wajah sampingnya. Gracia pun terkejut seolah-olah Vino tau apa yang ada dipikirannya sekarang.
"Hah ni anak tau darimana coba kalau gua kesel sama dia? Jangan-jangan dia bisa baca pikiran" Batinnya.

• IRIDESCENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang