"Saya sama mas Nino ga ada hubungan yang spesial kok mbak"
"Lalu ada urusan apa suami saya datang kesini terus?" Tanya Thalia penuh selidik.
"Sebenarnya saya sudah ngelarang mas Nino untuk datang kesini tapi--"
"Tapi anda kegatelan, anda ngegoda suami saya. Jangan karena almarhum papa anda sudah berjasa selama ini buat suami saya jadi anda jadi seenaknya gitu"
"Mbak maaf, anda tidak sopan ngomong seperti itu. Ok saya memang janda tapi saya bukan penggoda suami orang sekarang mbak silahkan angkat kaki dari rumah saya atau saya panggil satpam komplek buat ngusir mbak"
Thalia yang kesal pun pergi dari sana sedangkan Farin menahan diri untuk tidak menangis.
"Maaf mas mungkin ini peringatan buat kita berdua, aku tau niat mas baik tapi mas sudah punya keluarga dan aku ga mau ngerusak itu"
Keesokan harinya Vino sudah bersiap untuk ke sekolah, ia menunggu Vanka dan Yupi yang akan menjemputnya. Motornya ia tinggal disekolah jadi ia mau ga mau harus nebeng bareng si kembar.
"Ck lama amat sih, udah jam segini juga"
Tin tin
Beberapa saat kemudian mobil Vanka sudah berada didepan rumahnya, ia langsung duduk di kursi tengah dan menekuk mukanya.
"Sorry sorry tadi kesiangan" ucap Vanka yang sadar kalau Vino kesal terhadapnya itu.
"hmmmmmm"
Sepanjang perjalanan dihabiskan Vino berdiam memandang beberapa mobil yang terjebak kemacetan sama seperti mereka. Kurang 5 menit sebelum bel mereka telah sampai.
"Gua ke kelas dulu kak"
"Eh tungguin"
Vino berhenti kemudian menatap kedua kakaknya "kenapa?"
"Bekal lo nih, gua istirahat ga ke kelas mau persiapan UN" ucap Vanka lalu memberikan kotak bekal Vino.
"Lah kak kan gua bisa beli di kantin"
"Ga terima bantahan, mama yang nyuruh. Yaudah sih kan bisa hemat saldo lo"
Vino pasrah menerimanya kemudian memasukkannya kedalam tasnya "yaudah Vino duluan udah mau bel"
Vanka dan Yupi mengangguk bersamaan, setelah kepergian Vino mereka pun juga menuju ke kelasnya.
"Vino"
"Eh shan, kenapa?"
"Itu mmm kamu sama Gre belum ngasih data soal pensi"
"Ah iya pensi ya, aduh iya ntr dah istirahat gua kasih tau. Gua belum ngomong ke Gre soal lagunya"
"Hmm iya Vin soalnya buat rundown acara juga"
"Iya oke sip ntr istirahat gua kasih" balas Vino tersenyum sambil memegang pundak Shani.
Shani menegang, sebuah sengatan-sengatan halus ia rasakan.
"Ngga shan ga boleh"
"loh Ci Shani, Vino"
Ucapan dari Gracia mengagetkan mereka berdua, Vino buri-buru melepaskan tangannya dari pundak Shani begitu juga Shani yang langsung gugup melihat kedatangan sahabatnya itu.
"Eh Gre, ada apa?"
"Kalian berdua ngapain?" Tanya Gracia penuh selidik.
"Aaaaa itu..........."
"Eh ini tadi aku nanyain ke Vino lagu buat pensi soalnya mau aku bikin rundownnya" potong Shani kemudian Gracia beralih menatap Vino.
"Iya bener kata Shani"

KAMU SEDANG MEMBACA
• IRIDESCENT
FanfictionBxg Romance fanfiction Kehidupan ini penuh warna. Ada gelap, ada terang. Semua diciptakan untuk memberikan pembelajaran pada manusia, agar manusia dapat menyelesaikan masalahnya. Selalu melihat putih, begitu melihat titik hitam akan kebingungan atau...