Part 48

304 22 6
                                        


Disebuh komplek pemakaman besar di Jakarta nampak Okta sedang berjongkok di sebelah sebuah batu nisan. Disitulah telah berbaring sesosok kakak dan teman yang sangat berarti baginya. Air matanya mengalir terus dipipinya, sosoknya yang selama ini tegar dan kuat hilang begitu saja.

"Okta kan?????"

"Loh Shani" balas Okta lalu mengusap air matanya.

"Kamu ngapain ta disini? Terus ini siapa?" Tanya Shani keheranan.

"Oh ini, kenalin shan ini kakak aku namanya Sinka tapi Okta biasa manggil dia Tika, Okta lagi nengokin tika" balas Okta sambil mengusap batu nisan Sinka.

Shani terdiam untuk beberapa saat, sejujurnya ia tidak begitu mengenal Okta. Dari beberapa info yang dia tau kalau Okta hanya pindahan dari Bandung bahkan ia baru tau wajah Okta sewaktu di Aula ketika Okta bertengkar dengan Vino.

"Kakak? Bukannya kamu tinggal di Bandung?"

Okta menggeleng "aku pindah-pindah, dan ini kakak sepupu aku"

Shani mengangguk-ngamgguk mengerti

"Kamu sendiri ngapain disini shan?" Tanya Okta balik.

"Oh ini aku tadi habis nyekar ke makam oma aku kebetulan kemarin 1000 harinya. Kemaren aku ga sempet soalnya byk urusan OSIS jadi sekarang kesini sendiri deh"

"Oh gitu ya.."

"Tika? Apa tika yang waktu itu aku denger itu ini? Jadi???"

"Shan?"

"Ehh iyaa?"

"Kamu ngelamun? Jangan ngelamun di tempat kayak beginian, ngeri"

"Eh iya iya.. eh ta hari ini lo sibuk?" Tanya Shani.

"Mmmm hari ini? Engga deh, kenapa?"

"Ada yang mau aku obrolin, kita ngobrol di cafe bisa?"

"Ngobrol apaan shan? Tumben?"

"Nanti aku jelasin semua, bisa ngga?"

"Hmm oke deh, eh kamu bawa kendaraan?"

"Aku dianter supir kesini, tuh mobil aku disana"

"Kalau gitu bareng aku aja, ntar aku anter balik. Gimana?"

Shani berpikir sejenak kemudian mengangguk setuju "ok deh tapi kita ke supir aku dulu ya"

"Ok deh yuk. Eh bentar-bentar shan"

"Tika, Okta balik dulu ya tika baik-baik disana. Nanti Okta main lagi kesini kita cerita-cerita lagi. Okta sayang tika" ucap Okta kemudian mencium nisan Sinka.

Shani yang melihat hal itu langsung tersentuh.
"Ternyata kamu ga sejahat yang orang-orang kira ta, pasti ini yang bikin kamu beda ketika diluar sana"

Shani langsung menyuruh supirnya untuk pulang, setelah itu Shani dan Okta langsung menuju ke sebuah cafe di daerah kemang yang tak jauh dari komplek pemakaman.

Sesampainya di cafe, Okta dan Shani langsung mencari spot ternyaman untuk mengobrol yaitu lantai atas pojok.

"Selamat sore kak silahkan menunya..."

Okta menerimanya dan memberikan 1 lagi kepada Shani.

"Pesen apaan shan?" Tanya Okta yang masih fokus ke menu.

"Mmmm aku pesen smoothies blackcurrant aja ta"

"Makanannya?"

"Ngga deh tadi udah makan dirumah"

• IRIDESCENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang