Bhuuggg
Bhuuggg
Bhuuggg
Cio memukuli vino yang tengah terkapar, tak ada balasan sama sekali dari vino. Ia hanya berusaha semaksimal mungkin untuk menahan amarah dan rasa sakitnya. Tak beberapa lama para teman-teman vino dan yang lain memisahkannya.
"Kak cio!!!!".
Plaaakkkkkkk
"Kakak apa-apaan sih?".
Gracia menampar pipi cio yang tengah dipegangi oleh Ega sedangkan Vino dibantu oleh viny masih menahan rasa sakitnya.
Viny pun memapah vino untuk pergi dari foodcourt itu. Gracia berusaha menghampiri vino namun ditahan oleh viny.
"Mending lo jangan deketin adek gua dulu, gua ga bakalan biarin adek gua menderita lagi dan kalo perlu lo jauhin vino" ucap viny tegas dan penuh penekanan.
"Kak tapi........" balas gracia yang mulai terisak.
"Tolong hargai kita, permisi".
Gracia pun tertunduk usai mendengar ucapan dari viny, perlahan air mata mulai mengalir dipipi tembemnya itu.
" Kakak kenapa datang-datang mukul vino? Dia salah apa kak!!" Sentak gracia sambil terisak.
Cio masih terdiam.
"Jawab kak!!!"
Cio masih menunduk tak menjawab ucapan adiknya.
"Gre ga nyangka kak, makasih kak udah bikin kacau semuanya" imbuh gracia kemudian pergi meninggalkan Cio. satu demi satu yang lain pun mulai meninggakkan foodcourt dan menyisakan Cio dan Ega
"Lo apa-apaan sih tadi tau-tau nyerang vino? Dia salah apa ke elo?".
"Gua khilaf ga, gua kesel tadi liat shani nangis terus nyebutin nama vino".
"Oh i know, dengan begitu lo ngira vino yang udah bikin shani nangis? Iya?".
Cio mengangguk
"Hahaha ga nyangka gua ternyata otak lo dangkal yo, gua pergi dulu dan cepet lo urus masalah ini. Ini cuma salah paham dan ga seharusnya lo bertindak seperti tadi".
Ega pun meninggalkan Cio sendirian di foodcourt.
"Ahhh bangsat!!!!! Kenapa gua bisa mukul vino sih!!!".
...
Di tempat lain, vino dan viny telah tiba dirumahnya dan beruntung karena mereka tidak bertemu dengan kedua orangtuanya. Bisa bertambah lagi masalahnya jika Nino dan Thalia tau dengan kondisi si bungsu.
"Vino ke kamar dulu kak, makasih buat bantuannya".
"Eh dek tunggu, kakak ambil plester sama kain basah dulu".
"Gausah kak biar vino yang......"
"Turutin kakak kenapa sih dek?" Potong viny, vino menghela napasnya dan mengangguk lemah. Ia pun menaiki anak tangga dan lekas menuju ke kamarnya sementara viny memandangi iba adiknya itu karena masalah selalu datang menghampirinya.
Viny pun naik ke atas menuju ke kamar vino membawa p3k. Dengan telaten ia mengobati wajah adeknya yang mendapat beberapa luka memar itu.
"Sebenernya lo sama cio ada masalah apa sih dek ?".
"Aku ga tau kak dia tau-tau mukul gitu".
"Apa gara-gara kamu jadian sama adiknya?".
"Gracia? Vino ga tau kak, vino belum cerita ke siapa-siapa soal hubungan aku sama ge.."

KAMU SEDANG MEMBACA
• IRIDESCENT
FanfictionBxg Romance fanfiction Kehidupan ini penuh warna. Ada gelap, ada terang. Semua diciptakan untuk memberikan pembelajaran pada manusia, agar manusia dapat menyelesaikan masalahnya. Selalu melihat putih, begitu melihat titik hitam akan kebingungan atau...