Part 60b

267 24 5
                                        


Thalia masih memeluk Nino dari samping, ia masih sesenggukan menangis.

"Ma udah dong kan Vino gapapa"

"Mama takut pa, mama belum siap kehilangan dia"

"Anak kita pria yang kuat, papa yakin dia bisa lalui itu semua"

Sesaat kemudian Thalia diam, muncul beberapa pertanyaan didalam pikirannya disamping kejadian yang dialami oleh Vino. Bagaimana bisa Nino bisa di Jakarta bahkan ada didekat Vino padahal waktu itu Nino pamit kepadanya ada keperluan kantor di Lampung selama 2 pekan. Dan sekarang muncul seorang wanita bersama suaminya dengan membawa 2 orang anak.

Thalia menatap ke arah Farin yang tengah menidurkan Zara, ia mengelus kepala anaknya yang berada di pahanya itu sementara Kyla bersandar di tembok dekat pintu kamar ICU.

"Mereka siapa pa?" Tanya Thalia sambil melihat Farin dan Zara. Nino langsung melihat kearah yang dimaksud oleh istrinya itu.

Nino bingung apakah ia akan membicarakannya semua atau nanti, pasalnya ia takut kalau istrinya itu berpikiran yang macam-macam terhadapnya.

"Itu namanya Farin dan yang tidur itu anaknya nomor 2 namanya Zara sedangkan yang tengil itu namanya Kyla kakaknya Zara"

"Mereka siapa? Kok bisa sama kamu pa?"

"Kamu ingat pak Wardhani?"

"pak Wardhani?"

"Iya atasan papa dulu di Jogja, yang bantuin kita dulu"

"Oh iya inget pa, terus hubungannya sama pak Wardhani apa?"

"Farin itu anak bungsunya alm pak Wardhani, beliau udah meninggal bulan lalu. Papa ketemu Farin waktu ada proyek di Cilegon. Farin sudah bercerai dengan suaminya setahun yang lalu. Dia sekarang besarin sendiri kedua anaknya"

"nanti itu dibahas setelah Vino sembuh, kamu punya banyak utang penjelasan ke mama pa"

Nino menelan ludahnya mendengar balasan dari Thalia, ia belum siap jika harus menceritakan semuanya mengingat kondisi dari Vino sendiri yang masih belum pulih.

Satu jam kemudian Farin dan kedua anaknya berpamitan untuk pulang, ia kasian terhadap kedua anaknya. Ia pun berpamitan ke Nino dan Thalia.

Tak lama setelah kepergian Farin dan anak-anaknya dokter mengijinkan Nino dan Thalia untuk masuk melihat kondisi dari Vino. Thalia langsung duduk di kursi samping ranjang anaknya itu. Ia menangis menggengam tangan Vino dan menciuminya. Ia sangat merindukan Vino yang hampir seminggu lebih tak pulang kerumah itu.

"Maafin mama nak, maafin kak Viny juga ya. Kasian kak Viny terus nanyain kondisi kamu"

Nino heran mendengar ucapan dari istrinya itu "Vino ga pulang? Sejak kapan?"

"Ma"

Thalia hanya menoleh kearah suaminya.

"Mmm apa yang sudah aku lewatkan selama ini?"

"Kamu terlalu sibuk dengan perkerjaan kamu mas sehingga ga tau apa aja yang sudah terjadi dirumah kita mmm atau mungkin kamu terlalu sibuk mengurusi anak dan cucu dari pak Wardhani?"
Nino terperanga mendengarnya, keringat langsung bercucuran didahinya.

"Papa beneran ga ada hubungan yang serius sama Farin ma"

"Aku ga bilang gitu loh mas, aku ga tau ya selama ini kalian ada apa dibelakang aku sehingga kamu lupa dimana jalan pulang kamu"

"Mama!! Papa kan udah bilang kal--"

"Aku udah bilang jangan ngebahas soal ini sekarang, aku mau fokus ke anak aku dulu lagian istri mana yang ga curiga tiba-tiba ngelihat suaminya yang katanya dinas diluar kota tau-tau ada disini dan lagi sama wanita lain"

• IRIDESCENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang