Part 68 (end 01)

922 36 15
                                    

Vanka dan Yupi terus berusaha menenangkan Vino yang terus meronta-ronta itu, mereka mengkhawatirkan kondisi Vino jika tetap terus seperti. Vanka trauma jika kejadian yang menimpanya dulu di Jogja bakal terulang kembali.

"Udah Vin udah, lo istirahat aja dulu"

Vino tetap meronta-ronta, ia ingin melihat kondisi dari Gracia. Vanka dan Yupi kewalahan menahan badan Vino yang lebih besar dari mereka itu.

Vino pun berlari dari kamar rawatnya dan langsung mencari-cari Gracia.

"Gre, Gre" sebutnya sambil menengok kekiri dan kekanan.

"Vinooo tunggu" teriak Vanka.

Hingga ketika Vino melihat Veranda menangis didepan sebuah ruangan. Disana juga ada Cio dan Shani, Vino pun langsung menemui Veranda.

"Tante"

Veranda menoleh ke sumber suara yang memanggilnya. Badan Vino sudah gemetaran, raut wajahnya sudah tak bisa dijelaskan lagi.

"Ge?" Tanyanya.

Veranda menggeleng "mama ga tau Vin, dia lagi diperiksa dokter"

Tak lama dokter yang memeriksa Gracia keluar, Vino langsung menanyai dokter itu dengan berbagai pertanyaan. Vanka pun langsung menenangkan Vino agar kondisinya baik-baik saja.

"Pasien masih belum sadar, luka di kepalanya sangat fatal sekali akibat benturan yang keras. Beruntung orgam vital di dalam tubuhnya tidak mengalami hal yang buruk"

Veranda terkulai lemas, beruntung Cio sigap menahan tubuh mamanya itu sementara Vino terdiam, pandangannya kosong.

Vanka pun mencoba angkat suara "Vin?"

Vino tak menjawabnya.

"Kita ke kamar kamu dulu yuk? Kamu juga perlu istirahat" bujuk Vanka.

Vino masih tak menjawabnya yang membuat Vanka mulai kesal. Shani yang berada disana menatap iba Vino yang dirasa sangat terpukul itu.

...

3 hari Gracia belum juga menunjukkan tanda-tanda siuman. Dokter menganjurkan agar terus mengajak pasien berkomunikasi terus.

"Ge bangun ge, maafin aku ya. Maaf ga bisa jagain kamu"

"Maaf kalau udah ngelibatin kamu di masalah ini"

Vino terus menggengam tangan Gracia dan menciuminya, air matanya terus mengalir tak tahan melihat kondisi orang yang dia sayangi terbaring lemah. Veranda, Yupi dan Shani yang berada disana juga ikut menangis melihat keduanya.

"Dulu kamu yang diposisi Gracia dan sekarang Gracia yang diposisi kamu" batin Yupi.

"Cepet bangun Gre, aku ga tega lihat kakak kayak gini"

Veranda mendekati Vino, ia mengusap punggung Vino kemudian menenangkannya "makasih ya Vin"

"Ngga tan, Gracia ga kayak gini kalau kemarin aku jagain"

"Ga ada yang tau kapan musibah itu terjadi"

"Jika suatu hari nanti kamu tidak menemukan rasa bahagia, kamu tidak nyaman ataupun tidak mendapatkan apa yang kamu inginkan kembalilah kesini, aku akan nunggu kamu dan aku janji aku bakal jadi sumber kebahagiaan dan pelindung untuk kamu bahkan jika harus mengorbankan diri aku. Aku harap juga suatu saat nanti kita bisa saling melengkapi. Dan jika bukan aku sumber kebahagiaan kamu dan malah jadi sumber masalah buat kamu maka aku akan pergi dan dengan ikhlas pasti mendukung kebahagiaan kamu meski hati ini amat teramat sakit" bisik Vino lirih ditelinga Gracia.

• IRIDESCENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang