Part 2

2.1K 60 0
                                    

"Ma kita disana nanti tinggal dimana? Seru vino kepada mamanya.

"Sementara kita tinggal di om Frederik dulu nak karena rumah papa dari kantor belum selesai dibereskan" jawab Thalia, mama vino.

"Om frederik? Vino Kok kayak ga asing ya ma?" balas vino antusias ke mamanya karena memang dia tidak asing dengan nama itu.

"Iya nak, om kamu om frederik yang dulu waktu kamu kecil sering ngajarin kamu main bola, masa kamu lupa sih nak?" sambung mamanya.

"Iya ma vino inget sekarang, jadi om sekarang di Jakarta ya ma? Bukannya 3 tahun lalu masih di Surabaya?"

"Engga sayang, om sekarang sama anaknya si kembar yupi sama vanka di Jakarta"

"Makanya kamu jangan kebanyakan diem diri di kamar, keluar kalau diajak temen-temen kamu main bola sampai-sampai perkembangan saudara kamu saja tidak tau" tegas papanya

"Yah papa, dulu pas waktu SMP vino sering dimarahin gara-gara kebanyakan main, sekarang giliran diem di kamar malah diomelin juga"

"Iya maksud papa itu yang wajar-wajar saja, kamu dulu waktu SMP bandel minta ampun. Inget ga kamu pas UN, bukannya belajar malah main bola sama PS sampai subuh? untung lulus kalau tidak langsung papa masukin kamu ke pondok" saut papa vino.

"Ya namanya juga anak muda pa, kayak papa ga pernah muda juga lagian kak Viny sekarang main sampai ke Bandung gpp tuh ga papa larang kan?"

"Perasaan aku muda dulu ga kayak kamu dek" batin papanya sambil menghembuskan nafasnya berat

"Kamu tuh ya tiap papa ngomong selalu aja ngelawan padahal dulu pas papa muda-... " belum selesai berbicara kepada anaknya, thalia menengahi perdebatan kedua laki-laki jagoannya itu.

"Maksud papa bukan gitu sayang, maksud papa itu kan kamu sudah dewasa sekarang sudah SMA kelas 2 dan bentar lagi kuliah. Maksud papa itu kamu yang sewajarnya saja, kan kamu juga pasti tau mana yang terbaik buat kamu. Kamu pilah laah oh ini baik atau oh ini engga.. Gitu nak"

"Tapi ka viny cewek tuh ma dan dia ga di batas-batasin sama mama papa"

"Kata siapa kakak ga dibatasi dek, papa kirim kakak ke Bandung ya buat dia juga biar mandiri. Lagian disana kakak kamu masuk asrama juga dan kamu bukan papa batasin cuma kamu sekarang masih SMA, masa itu masa rawan-rawannya pergaulan. Kalau kamu sudah lulus pasti papa perbolehkan apa mau kamu, mau lanjut kuliah atau mau kerja ikut papa. Kamu lihat sendiri kan gimana kakak kamu SMA dulu, pulang sekolah langsung papa suruh tidur terus malamnya belajar. Kamu pernah lihat kakak kamu keluyuran ga jelas? Papa ga pernah membanding-bandingkan anak papa, semua sama." perjelas Nino kepada anaknya.

Vino hanya bisa menghela napas mendengar ucapan mamanya, dia hanya bisa menuruti kemauan kedua orangtuanya itu. Sekarang yang ada dibayangan dia hanya masa sekolah dia dulu di jogja dan bagaimana dia nanti waktu di sekolah barunya nanti.

"Hhhmmm Jakarta ya, dari cerita yang aku dapat di film-film FTV kebanyakan anak-anak sekolahnya rese dan demen tawuran. Ya tuhannn bantu hambamu ini, hamba ingin berbakti kepada kedua orang tua hamba saja tuhan" batin vino sambil memainkan handphonenya.

••• keesokan harinya •••
(Ceritanya mereka naik kereta malam dan sampai di jakarta siang menjelang sore)

"Akhirnya kalian sampai juga, gimana perjalanan kereta kalian?" tanya frederik ke nino, adik kandungnya sambil mengalaminya.

"Lumayan lah ka, kakak gimana kabarnya? Baik kan?"

"Ya gini laah seperti yang kamu lihat, o ya si vino jagoan gua kemana? Kok ga kelihatan? Dia ikut kan?" ucap frederik celingukan sambil menyalami Thalia yang baru masuk.

"Ikut kok kak? Tuh dia lagi di depan beli telor gulung, tadi kebetulan yang jual lewat didepan. Penasaran kali dia kak"

"Sifat penasaran anak itu masih tetap ternyata" batin frederik mendengar jawaban dari Thalia.

"Si kembar sama ka meity kemana kak kok ga kelihatan juga? Tanya Nino ke kakaknya
"Si kembar masih disekolahan, persiapan buat MOS sekolah katanya kalau meity lagi ke al****rt beli stok kulkas hehe"

"udah kelas 3 ya mereka, padahal dulu masih kecil-kecil mereka. Oh ya ma itu anak kamu lama banget beli jajanannya, coba kamu cek di depan. Dia belum ketemu sama omnya sudah main ngilang aja dia, kebiasan dah anak kamu itu"

"Eh iya ya pa vino kok lama ya padahal cuma beli telor gulung, bentar mama cek ke depan dulu pa. Kak aku permisi ke depan dulu ya" pamit thalia

Thalia pun bergegas ke depan untuk memanggil anaknya itu, sementara itu vino yang dicari-cari sedang asik nonton klub kebanggannya yang bertanding sambil memakan telor gulung yang baru saja ia beli.

•••

"Yak ayok, serang... Oper sana tuh kosong, ah bego amat dah umpannya dah"

"Halangin, halangin, tackle buru, patahin kakinya.. Awas itu kosong....." ucap vino yang panik melihat tim kebanggannya diserang oleh lawan sambil mengunyah jajanan yang barusan ia beli.

"Uhuk uhuk uhuk... Pak pak pesan es teh manis dong satu" ucap vino yang sedang terbatuk batuk akibat terlalu antusias menonton bola.

"Babak pertama berakhir para penonton sekalian, skor sementara masih 1-0 untuk keunggulan tim harimau atas tim elang, siapkan snack, siapkan kopi karena partai semifinal akan segera berlanjut setelah pesan-pesan berikut ini" ucap komentator bola yang ia lihat di tv

"ah bisa ketinggalan gini sih.... " gerutu vino melihat tim kebanggannya masih tertinggal. Sambil menunggu babak kedua dimulai pun ia mengecek hpnya karena daritadi ia menghiraukan panggilan masuk ataupun chat yang masuk.

"Yah kok mati sih .... " batin vino mengotak atik hpnya yang ternyata drop alias mati.

-----bersambung------

√ hello part 2 nih guys, udah ketebak belum alur ceritanya? Wkwkwk. Maaf ya kalau segi bahasanya masih acak-acakan.

Like dan comment.
Ciao.

• IRIDESCENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang