36. Decision

2.8K 395 66
                                    

Kyungsoo sedang menunggu Baekhyun yang akan datang ke rumahnya. Tadi sesudah Jongin pergi dia menghubungi Baekhyun dan ingin curhat masalah permintaan Luhan semalam.

Setelah menunggu cukup lama akhirnya bel rumah berbunyi dan itu tandanya Baekhyun sudah datang. Kyungsoo membukakan pintu untuk sahabatnya itu. Setelah terbuka dan memastikan yang datang benar-benar Baekhyun, Kyungsoo langsung memeluk Baekhyun dengan sangat erat.

"Kyungsoo..apa kau baik-baik saja, ada apa ?" Tanya Baekhyun khawatir karena mendengar isakan dari Kyungsoo.

Kyungsoo tidak menjawab pertanyaan Baekhyun, dia hanya menangis dan meluapkan kesedihannya pada Baekhyun, sahabatnya.

"Ayo kita masuk dan ceritakan apa masalahmu" ucap Baekhyun dan memasuki rumah Kyungsoo dan Jongin.

Baekhyun dan Kyungsoo duduk di ruang tengah. Baekhyun menunggu sampai Kyungsoo berhenti menangis karena dia tahu hormon ibu hamil itu sangat sensitif sekali, jika di sentuh dia langsung retak.

"Ada apa ? Kenapa kau menangis ? Apa kau bertengkar dengar Jongin ? Apa Jongin menyakitimu ? Jika benar aku akan membunuhnya karena telah membuat sahabatku menangis seperti ini !!" Sederet pertanya Baekhyun penuh emosi setelah Kyungsoo selesai menangisnya.

"Satu-satu kalau tanya, aku bingung harus menjawab yang mana dulu" ucap Kyungsoo kesal sedangkan Baekhyun memutar matanya malas.

"Apa ini gara-gara Jongin kau menangis ?" Tanya Baekhyun.

"Bukan, bukan dia" jawab Kyungsoo lirih karena habis menangis.

"Lalu siapa ??" Tanya Baekhyun.

"Ini terjadi semalam" jawab Kyungsoo singkat.

"Semalam ?" Baekhyun berpikir tidak terjadi apa-apa semalam. Apa ia melewatkan sesuatu yang penting.

"Iya.." jawabnya singkat.

"Ada apa semalam ?" Tanya Baekhyun penasaran.

Flashback On.

"Kyungsoo-ssi.. bolehkah.. bolehkah aku memilikinya ?" Luhan kini duduk menghadap Kyungsoo yang hanya diam memandang Luhan. Kyungsoo terkejut saat melihat air mata Luhan kini mengaliri kedua pipinya.

"Luhan, aku-" gumam Kyungsoo dan dia memeluk bahu Luhan, mencoba untuk menenangkannya.

"Aku mencintainya, Kyungsoo-ssi. Aku sangat mencintai Jongin.. aku tak bisa kehilangannya. Aku tidak bisa hidup tanpanya. Aku merasa tidak bergairah untuk hidup tanpa Jongin. Apa kau mau-..apa kau mau memberikannya untukku, kumohon, Kyungsoo-ssi. Aku sangat sangat mencintainya, aku tak bisa hidup tanpanya" isak Luhan dan dia kembali menangis.

Kyungsoo hanya diam dan tak berani mengambil keputusan.

"Aku tahu ini berat untukmu, tapi aku tidak pernah merasakan kebahagiaan. Hanya Jongin kebahagiaanku sekarang. Dari kecil aku tidak pernah merasakan kasih sayang. Kedua orang tuaku selalu sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Kau tahu dulu Jongin selalu menemaniku saat aku bersedih. Dia selalu menghiburku jika aku kesepian sehingga aku selalu bergantung padanya. Aku sangat menyesal karena dulu aku belum sempat menjawab perasaannya" Luhan menjelaskan dengan suara bergetar karena tidak bisa menahan isakannya.

Kyungsoo masih diam dan mendengarkan apa yang akan Luhan ucapkan selanjutnya.

"Bukankah sekarang kau sudah bahagia karena telah mengandung anak Jongin ? Aku ingin memiliki Jongin dan kau memiliki anak dari Jongin, bukankah itu impas. Kita sama-sama bahagia" ucap Luhan tersenyum lirih tapi Kyungsoo justru sakit telah mendengar ucapannya.

The Unpredictable MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang