46. Iam Sorry

2.3K 312 54
                                    

Jongin segera menghampiri Kyungsoo yang kesakitan. Jongin sangat khawatir akan terjadi sesuatu pada Kyungsoo dan anaknya.

"Sayang...bagian mana yang sakit ??" Tanya Jongin panik.

Wajah Kyungsoo semakin pucat lalu diapun menjerit kesakitan sambil memegang perutnya yang buncit. Jongin yang merasa cemas, tidak melakukan apa-apa selain mengkhawatirkan keadaan Kyungsoo yang semakin parah.

Melihat Kyungsoo yang kesakitan Jongin merasa tak tega, lalu memegang perut Kyungsoo dengan tangannya dan mengelusnya dengan lembut.

Perlahan wajah kesakitan Kyungsoo mulai menghilang dan diapun tersenyum karena kedua bayinya hanya ingin dimanja Appa'nya.

"Bagaimana ??" Tanya Jongin.

"Tidak sakit lagi, ternyata anak kita hanya ingin disentuh Appanya" ujar Kyungsoo sambil mengelus perutnya yang masih ada tangan Jongin.

"Hhhhhhh...syukurlah, aku sangat khawatir tadi. Sayang lebih baik kita ke rumah sakit dulu untuk memeriksa kandunganmu, aku takut terjadi sesuatu nanti" ujar Jongin.

"Tidak..aku tidak mau ke rumah sakit. Aku ingin sekolah karena 2 minggu lagi kita akan ujian, kan ??" Sahut Kyungsoo cepat.

"Iya aku tahu, tapi kandunganmu lebih penting daripada ujian. Aku akan meminjam catatan Sehun nanti tapi kau harus menurutiku untuk pergi ke rumah sakit" ucap Jongin.

"Tidak, aku maunya sekolah bukan ke rumah sakit" jawab Kyungsoo tetap keras kepala.

Jongin menghembuskan nafasnya lelah, "baiklah, tapi jika terjadi sesuatu kau harus bilang padaku, mengerti ??" Ucap Jongin mengalah.

"Iya sayang aku akan bilang padamu kalau anak kita ingin di elus lagi sama Appanya" sambil mencubit kedua pipi Jongin dengan tangannya.

Jongin tersenyum lalu memegang tangan Kyungsoo yang ada di pipinya, "..jangan buat aku khawatir seperti ini lagi Kyungsoo. Jujur..kalau aku sangat takut sekarang" ucap Jongin terus terang.

Kyungsoo diam lalu menatap mata Jongin dalam, "..maafkan aku kalau aku selalu merepotkanmu Jongin" ucap Kyungsoo menyesal.

Mendengar ucapan Kyungsoo Jongin menggeleng dengan pelan, "..bukan itu maksudku"

Kyungsoo menatap Jongin dengan bingung.

Jongin tersenyum, "..maksudku adalah aku mengkhawatirkanmu dan mengkhawatirkan anak-anak kita. Dan aku sangat takut untuk kehilangan kalian. Berjanjilah untuk selalu bersamaku selamanya" ucap Jongin serius.

Kyungsoo justru tertawa mendengar pengakuan Jongin.

"Aku serius Kyungsoo.." ujar Jongin kesal.

"Maafkan aku, tapi kau terlalu berlebihan. Aku masih disini dan akan selalu disini, jadi kau tak perlu takut" ucap Kyungsoo meyakinkan Jongin agar percaya.

"Entahlah, aku hanya merasa takut saja. Saat perutmu semakin membesar..bukannya aku senang menunggu kelahiran anak kita justru aku merasa berdebar dan takut. Aku tidak tahu apa yang aku rasakan ini" ujar Jongin frustasi.

Kyungsoo memegang tangan Jongin dengan erat. "..itu sudah biasa terjadi Jongin..untuk kelahiran anak pertamanya, kau hanya mengkhawatirkan sesuatu yang tak penting. Kau itu hanya gugup saja karena saat anak kita lahir kau akan menjadi seorang Appa.."

"Kau benar, mungkin aku hanya merasa gugup saja" ucap Jongin membenarkan perkataan Kyungsoo.

"Sudah merasa lebih baik ?" Tanya Kyungsoo.

Jongin hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

"Kalau begitu ayo kita ke sekolah" sambil menggandeng tangan Jongin.

The Unpredictable MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang