Look me when I seduce you
-Square-
Seharian menghabiskan waktu bersama mereka, senang rasanya jika melihat mereka bersama. Seandainya kisah tadi malam tidak terjadi, pasti pertemanan ini akan lebih baik dan aku tidak bisa dekat dengan Ken.
"Kita belum mengambil gambar untuk hari ini" Kata Nota
"Yasudah pakai ponselku saja, kau yang fotokan." Kata Ken
"Apa ponselmu tidak memiliki kamera bagian depan?"
"Ada, tapi aku ingin foto berdua dengan Ketrin."
"Baiklah satu dua tiga, cheseee!!!"
Wajah Nota sangat kusut saat mengambilkan gambarku dengan Ken, aku tak ingin melihatnya seperti itu. Setelah mengambil gambar dengan Ken, aku langsung mengajak Nota berfoto denganku.
"Sudah jam berapa ini? Kita tidak pulang?" Tanya Nota
"Kenapa buru-buru? Seperti orang sibuk saja." Kata Ken
"Ini yang membuatku ingin cepat pulang!"
"Pulang saja kalau kau mau, kurasa Ketrin juga masih mau berjalan-jalan denganku. Benarkan Ketrin?" Dia melihatku yang tepat berada di sampingnya dan Nota
Nota memegang tanganku
Aku melihatnya
"Kita harus pulang" Katanya
"Kenapa kau memaksanya?" Sahut Ken
"Aku tidak bicara denganmu!" Jawab Nota
"Siapa?"
"Kau!"
"Yang peduli~ hahaha."
Mereka mulai bertengkar. Walaupun hanya pertengkaran kecil, aku segera mendamaikan mereka. Setelah itu, kami segera pulang.
Ketika sampai di rumahku
"Ken, terimakasih telah mengantarku pulang." Kataku
"Iya, santai saja, mau kujemput besok?"
"Tidak perlu! Aku yang biasa menjemputnya!" Sahut Nota yang masih berada di dalam mobil Ken
"Aku tidak bicara denganmu"
"Tapi aku sangat dekat dengannya!"
"Tapi statusmu masih berteman dengannyakan?"
"Lalu kau ingin menikungku?" Nada bicaranya meningkat
"Kau dengar itu Ketrin? Aku dibilang akan menikungnya, hahaha." Dia melihatku dan tertawa
Aku hanya tersenyum, aku tidak terlalu menghiraukan kata-kata Nota, karena aku pikir dia hanya bercanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
SQUARE (COMPLETED)
RomanceSetiap tatap, setiap tawa, dan senyuman, semua tersampul dalam suatu kisah. Ini kisah cinta tentang Ketrin dengan ketiga pria yang menaruh perhatian lebih padanya. Story by : Mutia Novaska