Biarkan aku bebas, sekali ini saja. Bukankah kau ingin melihatku bahagia?
-Square-
Saat berlari aku bertemu Qiyan, aku memohon untuk menumpang di mobilnya. Dia mengizinkannya, dan segera membawaku pergi.
Aku menghalang mobilnya
Qiyan membuka kaca jendela mobilnya "Ketrin?"
"Qiyan, kumohon tolong aku. Tolong bawa aku pergi dari sini." Aku panik
"Ada apa Ketrin?"
"Tolong Qiyan, tolong.."
"Masuklah"
Aku masuk dan duduk di sampingnya
"Ketrin, ada apa?"
Aku memegang tanganku erat-erat
"Kamu baik-baik saja?"
Aku menangis dengan suara keras
"Apa kamu baik-baik saja?"
Aku masih menangis
"Ketrin, katakan sesuatu. Jangan seperti ini."
Aku menangis tersendak-sendak
Dia memberhentikan mobilnya di depan minimarket "Tunggulah sebentar"
Aku hanya diam dengan mata sembabku
Setelah kira-kira 15 menit, dia masuk dan memberikan air mineral dan coklat untukku. "Minum ini, kamu akan merasa lebih tenang. Dan ini, makan juga! Agar mood kamu membaik."
Aku mengambilnya "Thank you"
Dia kembali menyetir mobilnya
Aku meinum air mineral dan memakan coklat yang dia berikan "Qiyan, tolong jangan beritahu siapapun kalau aku sedang bersamamu."
"Ada apa Ketrin? Kenapa ini harus dirahasiakan?"
"Kau mau menolongku?"
"Sure! I want!"
"Jadi, jangan beritahu siapapun di mana keberadaanku saat ini."
"Iya, tapi kenapa?"
"Sorry Qiyan, aku tak bisa memberitahumu untuk saat ini."
"Ok, no problem. Tapi jika kau sudah siap untuk menceritakannya, tolong segera cari aku."
"Ya"
Aku sampai di rumah Qiyan, Ibunya menyambutku dengan sangat baik.
Qiyan memencet bel
Ibunya membukakan pintu
"Mah" Dia menyalami Ibunya
Aku juga menyalami Ibu Qiyan
"Ini siapa? Pacar barunya Qiyan?" Tanya Ibunya
Aku melihat Qiyan
"Tidak Mah, dia ini teman Qiyan. Dia sedang ada masalah jadi Qiyan mau menolongnya. Boleh ya Mah dia menginap di rumah untuk beberapa malam?"
"Oh tentu saja, ayo masuk nak."
Aku tersenyum. Kami masuk ke rumah.
Ibunya memanggil pembantu untuk mengantarkanku ke kamarku
Selama di sana, aku diperlakukan dengan sangat baik. Aku diperlakukan seperti layaknya seorang anak kandung, aku seperti adik Qiyan. Kira-kira sudah seminggu aku menginap di rumah Qiyan, tapi dia belum mengatakan pada suapapun bahwa aku ada di rumahnya, termasuk Meyla. Dan aku belum menceritakan masalahku.
Kami sedang duduk di kursi taman dekat rumahnya (taman miliknya)
"Sudah seminggu aku di sini, tapi aku belum menceritakan masalahku."
"Kalau belum siap untuk menceritakannya, tolong jangan paksakan dirimu. Aku juga tidak masalah jika kau tidak mau menceritakan semuanya."
"Aku akan menceritakannya Qiyan. Kenapa aku tidak masuk sekolah, kenapa aku menghilang sejak malam itu, dan kenapa aku bisa meminta bantuanmu, aku akan ceritakan."
"Aku akan mendengarkannya"
"Aku tidak masuk sekolah selama beberapa bulan ini karena aku sedang ada di rumah sakit jiwa"
"Rumah sakit jiwa?!"
"Iya, Kevin yang memasukkanku ke sana."
"Lalu, kenapa kau melarikan diri?"
"Itu karena aku tidak pantas berada di sana, aku tidak gila."
"Kalau kau tidak gila kenapa kau di masukkan ke sana?"
"Ada sesuatu yang menimpaku. Sebelumnya, apa kau takut denganku?"
"Ti.. Tidak Ketrin, kenapa kau berkata seperti itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SQUARE (COMPLETED)
RomanceSetiap tatap, setiap tawa, dan senyuman, semua tersampul dalam suatu kisah. Ini kisah cinta tentang Ketrin dengan ketiga pria yang menaruh perhatian lebih padanya. Story by : Mutia Novaska