Jika ini adalah kebetulan, aku tidak akan berharap lebih. Tapi jika ini takdir, aku juga tidak akan meminta tambahan apapun.
-Square-
Sudah hampir seminggu aku tidak masuk kuliah, dan hari ini aku putuskan untuk berangkat ke kampus. Hari ini aku datang lebih cepat dari biasanya. Dan seperti biasa, aku sampai ke kampus setelah berjalan selama 30 menit. Aku mengikuti arah kakiku, aku ke taman. Di taman belum ada siapapun selain seorang pria yang memakai kemeja hitam dengan garis merah.
Aku duduk di sebelah pria itu dan langsung membaca buku
Pria itu melihatku "Ketrin?"
Secara spontan aku juga melihatnya lalu berdiri
Dia juga berdiri, dia menatap mataku dengan sangat dalam.
Aku terpaku melihatnya. Tak sadar, air mataku jatuh. Aku memalingkan wajahku dan mengelap air mataku, ketika aku hendak meninggalkannya, dia memegang tanganku.
"Jangan pergi lagi" Matanya berkaca-kaca
"Ma.. Maaf, sepertinya anda salah orang. Saya tidak mengenal anda."
"Ketrin?"
"Tidak, saya bukan Ketrin. Saya harus segera pergi, saya sibuk."
Dia masih memegang tanganku "Tidak! Kau Ketrin!"
Aku mencoba melepaskan tanganku darinya "Tolong lepaskan saya"
"Aku tidak akan melepaskanmu! Aku tidak akan membiarkanmu pergi lagi." Dia memelukku
Aku meneteskan air mata
Dia menangis "Kenapa kau pergi? Kalau kau tidak suka ada di sana saat itu, seharusnya kau katakan saja. Jangan tiba-tiba melarikan diri dan menghilang selama berbulan-bulan, ini menyakitkan! Kau membiarkanku berjuang untuk hidupku sendirian."
Aku berusaha untuk tidak menangis. Aku menolaknya dan marah-marah padanya. "Anda ini kenapa?! Saya tidak mengenal anda! Saya tidak pernah bertemu anda sebelumnya! Saya bukan Ketrin!" Aku menunjukkan identitasku (Semua mahasiswa/mahasiswi menggunakannya, identitas itu dikalungkan di leher. Biasanya berisi nama lengkap, nama jurusan, tempat dan tanggal lahir, serta foto pribadi.) "Lihat! Nama saya bukan Ketrin! Saya juga tidak kenal siapa ketrin itu! Jadi tolong jangan kurang ajar, memeluk wanita sembarangan."
Dia hanya diam lalu pergi
Aku duduk di bangku dan menangis "Maafkan aku Kevin, maafkan aku."
Sebenarnya identitas tadi adalah nama asliku, semuanya benar-benar identitas asliku. Tapi dia tidak pernah tahu tanggal lahirku, bahkan nama lengkapku. Orang-orang hanya tahu namaku Ketrin Vincet, sebenarnya masih ada sambungannya. Ketriani Queen Vincetia. Itu yang tidak diketahui semua orang kecuali orang tuaku dan Nota.
KAMU SEDANG MEMBACA
SQUARE (COMPLETED)
RomantizmSetiap tatap, setiap tawa, dan senyuman, semua tersampul dalam suatu kisah. Ini kisah cinta tentang Ketrin dengan ketiga pria yang menaruh perhatian lebih padanya. Story by : Mutia Novaska