Aku membenci orang bodoh, maka dari itu aku menjauhi orang yang mencaciku.
-Square-
Dia mengendarai mobilnya. Sepanjang perjalanan dia selalu memarahiku, telingaku tidak sanggup mendengar kata-kata kasarnya.
"Apa kau tidak bisa diam?" Aku menjawab dengan nada datar
"Dasar tidak tahu diri! Kau sudah menumpang di mobilku tapi kau malah berkata seperti itu! Kau mau kuturunkan di pinggir jalan?!" Kevin membentakku
"Lakukan saja, aku tidak keberatan. Lagi pula kau yang memaksaku masuk ke mobilmu."
Dia menghentikan mobilnya "Turunlah!"
"Terimakasih, lain kali jika kau ingin menumpangi seseorang jagalah perkataanmu." Cetusku
"Siapa kau berani mengaturku!"
Aku sedang kesal ditambah lagi dia mengatakan hal-hal yang menyakitkan, akhirnya aku juga mengatakan hal-hal yang menyakitkan yang bahkan aku tidak pernah ingin mengatakannya seumur hidupku. "Pantas saja kau tidak memiliki teman, ternyata karena kau seperti ini."
"Bukan mereka yang tidak mau berteman denganku, kau dengar ini baik-baik! Aku membenci orang bodoh, maka dari itu aku menjauhi orang yang mencaciku." Dia mencoba menjelaskan tapi tetap membentak
Aku yang malas menanggapinya langsung membuka pintu mobil dan keluar, aku menutup pintu mobilnya dengan sangat keras. Dia langsung pergi dengan mobilnya dengan kencang. Sebenarnya aku sudah sampai di depan gang rumahku, maka dari itu aku tidak masalah jika diturunkan di sini.
"Kebetulan sekali" Gumamku
•Part Kevin•
Ketika di rumah Kevin
"Dasar wanita tidak tahu diuntung!"
Aku masih mencacinya, sudah lama aku tak mencaci seseorang sejak saat itu. Saat aku mengenal Liana, seorang gadis yang menyelingkuhiku yang membuatku menjadi seperti ini. Dia gadis yang gila! Dan kurasa setiap gadis memang gila, selalu menyinyiakan prianya. Ketika aku mengganti bajuku di kamar dan berbaringpun aku masih mengingat kejadian tadi, aku merasa bersalah telah menurunkannya di pinggir jalan. Padahal aku terkenal sangat sopan dulu, tapi kenapa sekarang aku menjadi brandalan seperti ini? Sepertinya aku harus minta maaf padanya.
Besoknya, di sekolah.
Aku sengaja datang lebih pagi dan menunggunya di depan pintu pagar, karena aku yakin dia pasti lewat sini. Sebenarnya aku tidak tahu dimana kelasnya, makanya aku menunggunya di sini. Ternyata benar, setelah beberapa menit menunggunya ternyata dia datang. Aku menyiapkan diriku.
Dia melewatiku
Kira-kira setengah meter aku memanggilnya "Kau!" Kuharap aku tidak melakukan kesalahan
Dia tetap berjalan tanpa menghiraukanku
Aku segera mendekatinya lalu menarik tangannya "Kenapa kau sombong sekali?! Apa kau tidak dengar?! Aku memanggilmu!" Aku sedikit membentak
"Memanggilku? Tapi namaku bukan 'kau'."
"Lupakan!" Aku merasa sangat kesal, aku melepaskan tangannya dan langsung pergi meninggalkannya.
"Sebaiknya aku tidak usah dekat-dekat dengan orang yang tidak waras sepertinya" Gumam Ketrin yang tidak kudengar
KAMU SEDANG MEMBACA
SQUARE (COMPLETED)
RomansaSetiap tatap, setiap tawa, dan senyuman, semua tersampul dalam suatu kisah. Ini kisah cinta tentang Ketrin dengan ketiga pria yang menaruh perhatian lebih padanya. Story by : Mutia Novaska