Waktu begitu jahat kepada cinta, tega membiarkan cinta hancur saat waktu sedang berjalan.
-Square-
Aku mempersilahkannya masuk
Dia duduk di sofa. Dia dengan kaus putih dipadu dengan jas berwarna merah, menggunakan celana jeans yang cukup keren apalagi dengan sepatu gaulnya itu, dia sangat tampan dengan rambut pirang yang menutupi keningnya.
Aku menunduk dengan perasaan sedih, senang, dan bimbang.
"Kenapa kau diam saja?" Tanya pria itu "kau tidak senang aku di sini?"
Aku tetap diam dengan perasaanku yang bercampur aduk
"Sepertinya tidak baik bila aku di sini, aku permisi." Pria itu berdiri lalu berjalan ke arah pintu
Aku yang tidak kuasa membiarkannya pergi langsung berdiri dan menghampirinya lalu memeluknya dari belakang "Jangan pergi lagi" Aku menangis
Dia berhenti dan diam, dia tidak membalikkan badannya, dia memegang tanganku yang sedang melingkar dipinggangnya.
"Kenapa kau meninggalkanku? Apa karena kau tak suka padaku? Lalu kenapa kau pergi!" Aku menangis dengan keras "Kau jahat sekali!"
Dia masih diam sambil memegang tanganku
Aku melepaskan pelukanku dan memukul-mukul punggungnya "Kau bodoh! Bodoh! Bodoh!"
Dia tetap diam dengan membelakangiku
Aku berhenti memukulnya dan menundukkan kepalaku sambil menangis
Dia membalikkan badannya lalu melihatku
Aku melihatnya dengan mata yang dipenuhi air mata
Dia memelukku "Sudah puas?"
Aku juga memeluknya
"Lakukan semua hal yang kau suka padaku, bunuh aku jika kau mau. Aku merasa tidak layak untuk hidup, jadi tidak masalah jika kau ingin membunuhku karena kesal."
"Jangan berkata seperti itu, cukup saja Nota yang pergi karena kesalahanku. Jangan buat aku semakin bersalah."
Selama aku menangis dia masih memelukku, rasanya sangat hangat dan nyaman. Aku sudah sangat lama tidak merasakan hal seperti ini, bunga cinta yang dulu layu kini mekar kembali.
Setelah lama menangis, dia mengajakku untuk berbincang-bincang membahas kembali kisah-kisah bahagia antara aku dengannya, dia tidak membahas orang lain, dia tidak membahas satu kisah sedihpun, dia hanya membahas tentang kami, tentang kisah kami yang sangat minim akan kebahagiaan, tapi dia tidak kehabisan akal untuk menceritakannya, dia meresapi dan mengulang setiap kata yang sudah dia ucapkan. Mungkin jika kata-katanya dimasukkan ke dalam sebuah novel, maka pembacanya akan sangat membencinya. Tapi tidak denganku, aku menikmati kisanya, kisah kita. Aku jadi berpikir, jika suatu saat aku bersedih kembali, aku akan mencarinya. Tuhan begitu baik padaku, mengirimkanmu pria yang membuatku jatuh cinta setiap saat. Semakin kau menyakitiku semakin aku kokoh dengan keputusanku untuk mencintaimu dan semakin kau mencintaiku semakin dalam rasaku untuk memilikimu. Mungkin kata-kata ini hanya ada dalam cerita novel yang sering kubaca, tapi ini sungguhan, cinta benar-benar membutakanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SQUARE (COMPLETED)
RomanceSetiap tatap, setiap tawa, dan senyuman, semua tersampul dalam suatu kisah. Ini kisah cinta tentang Ketrin dengan ketiga pria yang menaruh perhatian lebih padanya. Story by : Mutia Novaska