Kembali eps42

30 3 0
                                    

Why do you have to like this Dear? You know I can not if must be far from you. So, please don't angry again.

-Square-



Besoknya, siang hari.

Ada yang sedang mengetuk pintuku, salah satu orang suruhan Ken mendekatiku, dia memberitahu bahwa ada yang ingin bertemu denganku.

"Siapa?"Tanyaku

"Tidak tahu nona, mereka bilang mereka ingin bertemu denganmu."

"Baiklah, suruh mereka masuk."

"Baik nona" Sembari meninggalkanku

Aku mendengar ada yang mendekatiku "Siapa?"

Mereka memelukku "Sayang, Ibu sangat merindukanmu." Dia menangis

Emosiku langsung muncul secara tiba-tiba, aku melepaskan pelukan mereka. "Siapa kalian!" Aku berdiri

"Nak, kami orangtuamu."

Aku menangis "Aku tidak mengenali kalian, keluarlah! KELUAR DARI RUMAHKU!"

"Tolonglah mengerti, kami melakukan hal ini waktu itu untuk kebaikanmu." Kata wanita itu

Menutup telinga "KELUAR! Atau aku perlu panggilkan orang-orangku untuk mengusir kalian!"

Wanita itu menangis

"KELUAR!"

Mereka keluar

Aku duduk dan terus menangis "Kenapa mereka seperti ini?"

Aku memanggil salah seorang dari orang suruhan Ken untuk mengantarkanku ke kamar

Ken pulang "Ketrin?"

Aku terus menangis di kamarku

Dia masuk "Ketrin? Apa kau baik-baik saja?"

"KEN!!" Aku memeluknya

"Kendalikan dirimu sayang"

Badanku sampai menggigil "Kenapa mereka seperti ini Ken?"

"Karena mereka peduli padamu"

"Tidak! Mereka tidak seperti itu."

"Jika mereka tidak menyayangimu, mereka tidak akan jauh-jauh dari luar negeri datang hanya untuk melihatmu."

"Tidak Ken tidak.." Aku menangis

"Bahkan mungkin, kasih sayang mereka kepadamu lebih besar daripada kasih sayangku padamu."

"Tidak.."

"Maafkan mereka Ketrin, mereka itu sangat menyayangimu."

Aku langsung menolak Ken "Pergi kau! Keluar dari kamarku!"

"Ketrin" Dia memegang lenganku

Aku melepaskannya dengan sangat kasar "PERGI!"

Dia masih membujukku dengan memanggil-manggil namaku

Aku memukul-mukulnya "KAU SAMA SAJA SEPERTI MEREKA! JADI, KELUARLAH DAN BIARKAN AKU SENDIRI!"

Ken segera keluar

Aku duduk dan masih tetap menangis

Hampir satu jam aku menangis, aku tak ingin mengingat apa yang aku lakukan terhadap Ken tadi.

"Ken?"

Dia masuk "Sudah tenang?" Duduk di sampingku

"Sudah Ken"

"Don't like this again, I will not be able to."

"Aku juga tidak suka jika aku seperti ini Ken"

Dia mendekati wajahku "Cobalah untuk mengendalikan dirimu"

"I will try to, Baby."

Dia memelukku

"Jangan pernah membuatku marah, jangan membuat aku berpikir bahwa kau sedang menyalahkanku. Masalah ini, biarlah jadi urusanku."

"I will not interfere again, I'm sorry."

"No problem"

Setelah itu, kami melanjutkan aktivitas seperti biasanya. Ketika malam tiba, dia berusaha menghiburku dengan bermain gitar. Tapi kali ini, bukan gitar Ayahku.

"Gitar siapa?"

"Bukan gitar Ayahmu"

Aku tersenyum

"Bernyanyilah"

Ketika dia memainkan gitarnya, aku langsung mengetahui lagu apa yang akan kami nyanyikan. "Tak akan pernah terlintas tuk tinggalkan kamu jauh dariku, kasihku. Karena aku milikmu, kamu miliku. Separuh nyawaku, hidup bersamamu. Berdua kita lewati meski hujan badai takkan berhenti. Sehidup semati, mentaripun tahu kucinta padamu 🎶"

"Percaya aku takkan ke mana-mana, aku akan selalu ada temani hingga hari tua. Percaya aku takkan ke mana-mana. Setia akan kujaga. Kita teman bahagia 🎶"

Kami menyanyikan lagu itu sampai lirik terakhir, setelah itu kami segera tidur, karena besok Ken masih harus sekolah.

SQUARE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang