Psikiater eps71

25 3 0
                                    

Aku tidak gila, hanya saja kau tidak melihat apa yang sedang kulihat.

-Square-











Ketrin menunjuk ke arah pintu "Di.. Dia di sana."

Aku melihat ke arah pintu "Siapa Ketrin? Tidak ada siapa-siapa di sana!"

"Tidak! Dia ada di sana! Dia mengawasiku, dia mengawasiku!" Ketrin sangat histeris

"Mungkin itu hanya ilusimu saja"

"Kau tidak melihatnya?"

Aku ragu untuk menjawab iya

"Kevin! Tolong aku dia.. Aaaaaaa!!!!"

"Ketrin, ada apa? Kau kenapa?!"

Dia berteriak histeris sambil menutup matanya

"Ketrin! Katakan padaku kau kenapa?!"

"Dia di belakangmu! Suruh dia pergi,kumohon!"

Aku melihat ke belakang "Tidak ada siapa-siapa, hanya kita berdua di sini. Ketrin, siapa yang kau maksud?!"

"Tolong aku!!" Dia menangis histeris

Aku membawanya ke rumah sakit

Saat sampai di rumah sakit, dokter merujuk Ketrin agar di bawa ke rumah sakit jiwa.

"Anda harus membawanya ke rumah sakit jiwa" Kata dokter

Aku mengangkat kerah bajunya "Apa katamu?! Kau pikir dia gila haa?!"

"Tolong sabar tuan, saya tidak bilang kalau saudari Ketrin gila. Tapi ini masalah kejiwaan, jadi tidak bisa diobati di rumah sakit biasa."

Aku melepaskan kerah bajunya dengan sangat kasar, tanpa pikir panjang aku membawa Ketrin ke psikiater.

Ketika sampai di sana, Ketrin masih memberontak. Akhirnya perawat memberinya bius. Sementara menunggu dia sadar, aku berbicara dengan psikiater itu.

"Tidak apa-apa, dia akan sembuh. Kau tidak perlu cemas." Kata dokter itu

"Kapan dia bisa normal kembali?"

"Bagaimana gejalanya? Apa biasanya dia selalu memberontak seperti ini?"

"Tidak, dia seperti manusia normal yang menjalani kesehariannya. Tapi belakangan ini, aku melihat banyak goresan di tangannya. Seperti digores pisau."

"Menurut prediksiku, mendengar dari ceritamu, dia ini depresi."

"De.. Depresi?!"

"Iya. Apa dia termasuk anak yang bermasalah?"

"Hm.. Aku tidak tahu, tapi baru-baru ini ada kejadian yang menimpa pacarnya, yang membuatnya sangat terpukul."

"Mungkin karena itu dia depresi. Tapi itu hanya prediksi, kita akan melihatnya selama beberapa minggu ini."

"Apa dia akan tetap di sini?"

"Jika kau bersedia, dia tetap akan di sini."

Jujur saja, aku tidak percaya meninggalkannya di sini. Apalagi melihat penampilan dokter ini, cara bicaranya tidak seperti dokter. Ya walaupun terlihat sudah tua, tapi gayanya tidak sejalan dengan umurnya.

"Umurmu berapa?" Tanyaku tanpa ragu

"Kenapa kau menanyakan itu? Apa aku terlihat lebih muda?"

"Tolong jangan bercanda!"

"Hahaha kau tidak perlu tahu berapa umurku, yang pasti kau harus percaya kalau aku bisa menyembuhkan temanmu."

"Apa aku masih boleh di sini?"

"Kau yakin?"

"Ba.. Baiklah, aku pulang saja. Tolong kabari aku kalau terjadi sesuatu padanya."

"Baiklah"

SQUARE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang