Apapun yang terjadi, semua tidak akan berubah. Aku tetap merindukanmu.
-Square-
Ketika Kevin menghidupkan mobilnya, ternyata mobilnya tidak mau hidup.
"Kenapa tidak mau hidup?"
"Benarkah?"
"Biar aku cek dulu" Dia keluar
Aku juga keluar
Dia mulai memperbaiki kerusakan mobilnya "Coba tolong kau hidupkan mobilnya"
Setelah aku hidupkan, mobilnya hidup kembali.
"Ahh syukurlah"
Ketika Kevin mau memasuki mobil, Kevin melihat ban mobilnya bocor. "Sial! Apa lagi ini?!"
"Ada apa Kevin?"
"Bannya Ketrin"
"Ya ampun, kenapa bisa seperti ini?"
"Ntahlah! Ada-ada saja!"
"Kevin, lebih baik kita tidak usah pergi makan malam."
"Apa kau yakin?"
"Iya, kita bisa pergi lain kali bukan? Lagi pula ini sudah lewat pukul 21.00 lebih baik kita batalkan saja."
"Hm. Lalu bagaimana aku akan pulang?"
"Menginap saja di rumahku, kau bisa memakai baju yang ada di rumahku."
"Kau menyuruhku memakai bajumu?"
"Dasar bod*h! Tentu saja tidak. Aku ada beberapa baju pria, kurasa pas denganmu."
Kami masuk
Aku memberinya baju "Ini, gantilah bajumu. Sementara kau mandi, aku akan menyiapkan makan malammu."
"Tidak usah! Maksudku kenapa kau harus repot-repot?"
"Tidak apa-apa Kevin, ini tidak merepotkanku." Aku berjalan menuju dapur
Dia mengikutiku "Memangnya kau bisa memasak?"
"Kenapa kau bicara seperti itu? Kau meremehkanku?"
"Ti.. Tidak, hanya saja aku tidak yakin kau bisa memasak."
Aku mulai menyiapkan bahan-bahan yang akan aku masak, aku memotong bawang.
"Biar aku saja!" *Dia mengambil pisau di tanganku*
"Hmm baiklah" Aku mulai mengerjakan yang lain
Dia menggosok-gosok matanya "Kenapa pedih sekali? Aku bahkan sulit untuk membuka mataku."
"Kevin, apa yang kau lakukan? Jangan menggosok-gosok matamu seperti itu, itu akan membuat matamu semakin pedih." Aku mengambil semangkuk air
"Ha?! Benarkah? Aku tidak tahu soal ini."
"Jangan buka matamu, aku akan mencucinya sedikit. Kau ini keras kepala, bukannya sudahku bilang biar aku saja, tapi kau bersi keras untuk membantuku. Sekarang lihat! Karena kau keras kepala, matamu jadi pedih."
"Apa aku boleh buka mataku? Pedihnya sudah berkurang."
"Sudah"
Dia membuka matanya
Aku terpaku melihat matanya, indah sekali.
Dia hanya menatapku
"Matamu, indah sekali."
"Kau memujiku?"
"Tidak, ini sungguhan. Warna coklat di matamu sangat indah."
"Bau gosong apa ini?"
Aku baru sadar kalau aku sedang menggoreng telur. Aku segera mematikan kompor. "Kenapa aku sampai lupa?! Sekarang telurnya gosong."
"Lalu sekarang bagaimana?"
"Tidak masalah, aku akan memasaknya lagi."
"Ketrin, apa kau ada mie instan? Aku benar-benar lapar."
"Ada di lemari. Kau memang belum makan dari rumah Kevin?"
Sambil membuat mie instannya "Belum, padahal tadi Ibuku sudah memaksaku untuk makan. Tapi karena aku ingin makan malam di luar denganmu, aku jadi tidak makan dari rumah."
"Hmm.. Kevin yang malang."
"A.. Apa ini? Kenapa asin sekali?!"
"Ada apa Kevin?"
"Kau coba saja! Ini asin sekali. Aku tidak pernah merasakan mie instan yang seasin ini."
Aku mencicipi mie instannya "Asin sekali. Apa kau menambahkan sesuatu ke dalamnya Kevin? Seperti garam atau sebagainya?"
"Iya, aku memasukkan garam."
Aku tertawa "Kevin bod*h! Kenapa kau memasukkan garam? Kau ini bisa masak tidak sih?"
"Ada apa? Apa aku salah? Itu aturan dalam memasak bukan?"
Aku masih tertawa "Kalau ini sudah ada takarannya, jadi tidak perlu ditambahkan garam atau apapun."
"Oohh begitu, aku tidak pernah memasaknya sendiri."
"Pantas saja" Aku mengambil gula dengan jari telunjukku "Ini, makanlah ini. Lidahmu akan merasa lebih baik."
Dia memakan gula yang ada dijari telunjukku
"Sudah mendingan?"
"Hmm, ini manis."
"Ya sudah, kau mandilah! Biar aku saja yang mengerjakan semuanya."
Dia mandi dan aku terus memasak
KAMU SEDANG MEMBACA
SQUARE (COMPLETED)
RomanceSetiap tatap, setiap tawa, dan senyuman, semua tersampul dalam suatu kisah. Ini kisah cinta tentang Ketrin dengan ketiga pria yang menaruh perhatian lebih padanya. Story by : Mutia Novaska