Penampilanku berubah, sifatku juga. Tapi tidak untuk perasaanku padamu.
-Square-
"Tidak, kupikir kau takut denganku."
Dia memperhatikanku dengan serius
"Sampai di mana tadi?"
"Sesuatu yang menimpamu"
"Oh iya! Itu.. Aku yakin kau tidak akan percaya."
"Kenapa kamu bisa mengatakan itu? Aku bahkan belum mengetahui ceritanya."
"Karena ini di luar akal manusia. Jangankan aku yang mengalaminya, kau yang hanya mendengarkannya saja mungkin tidak bisa percaya."
"Jika kamu beranggapan seperti itu, aku tidak akan memaksamu untuk menceritakannya."
"Hm, dan selama aku di sana, aku dikurung di suatu ruangan, aku tidak diperbolehkan keluar. Aku merasa sangat jenuh, emosiku setiap jamnya meningkat. Aku semakin tidak bisa mengontrol diriku, aku memberontak. Tapi mereka tidak bisa mengerti, mereka malah melakukan hal yang menurutku salah. Aku.." Menunduk dan menangis
"Ketrin, tenanglah. Jika ini membuatmu sedih, jangan ceritakan. Kurasa kamu tidak perlu menceritakan ini, karena aku ikhlas menolongmu."
Aku masih menangis
"Sudahlah Ketrin, lupakan kejadian itu. Berhentilah menangis."
Aku menangis terisak-isak selama beberapa detik, lalu aku menghapus air mataku. Aku berhenti menangis.
Dia melihatku
Aku menaikkan lengan sweeterku "Bagaimana dengan ini? Kau masih tidak takut denganku?"
"Ke.. Ketrin, kau.. Apa yang kau lakukan dengan tanganmu?"
"Aku mengirisnya, ini semua karena dia."
"Dia?"
"Dia yang selalu di dekatku, dan membuatku bahagia. Tapi sekarang, dia sudah pergi." Aku tersenyum, dengan perlahan air mataku jatuh.
Dia menampung air mataku dengan tangan kanannya
Aku terkejut dan mengelap air mataku
"Kamu jangan menangis lagi"
Kata-katanya semakin membuatku ingin menangis. Aku menutup mulutku, dan berlari menuju kamarku.
Qiyan hanya diam sembari melihat aku berlari meninggalkannya
Di kamar aku terus menangis, tapi aku mencoba untuk tidak mengeluarkan suaraku. Agar tidak ada yang tahu kalau aku sedang menangis.
"Ken, Ken..."
Aku menyebut namanya sambil meneteskan banyak air mata. Dan seperti biasa, barang-barang yang tidak tahu dari mana datangnya muncul. Itu berupa kacamata, earphone, dan kertas.
Aku membacanya dalam hati {Gunakan semuanya, kau akan terlihat berbeda sayang. Hapus semua lukamu, jadilah kau yang baru. Maafkan aku karena telah membuatmu takut malam itu. Aku mencintaimu, itu selalu.}
Aku menutup mulutku dan masih menangis "No.. Nota.."
Besoknya
Aku pergi ke salah satu salon yang ada di mall. Sebelumnya aku telah meminta izin dari Ibunya Qiyan. Sekarang pukul 10.00 Qiyan berangkat ke sekolah pukul 06.30, aku tidak ke sekolah. Karena jika aku ke sana, Kevin pasti menemukanku.
Aku sampai di salon pilihanku. Aku duduk. "Aku mau rambutku ikal"
"Baiklah" Kata wanita itu
Rambutku ditata dengan baik
Setelah beberapa menit "Sudah selesai nona"
Aku kembali merapikan rambutku dan kemudian membayar semuanya ke kasir salon. Setelah itu aku tidak langsung pulang. Aku membeli beberapa pakaian, parfum, dan make up untuk merubah penampilanku. Untuk pakaian aku membeli rok, sweeter, kaus, dan celana levis pendek.
KAMU SEDANG MEMBACA
SQUARE (COMPLETED)
RomanceSetiap tatap, setiap tawa, dan senyuman, semua tersampul dalam suatu kisah. Ini kisah cinta tentang Ketrin dengan ketiga pria yang menaruh perhatian lebih padanya. Story by : Mutia Novaska