It's time for me to go, because he has come. He is your true happiness.
-Square-
Satu tahun kemudian
Tak terasa sudah satu tahun, tapi Nota tidak juga menghubungiku atau menemuiku. Hubunganku dengan Ken juga masih berlanjut, tahun ini Ken sudah kuliah, kudengar dia ingin kuliah di Amerika, tapi katanya tidak jadi.
"Ketrin? Apa kau ingin apel?"
"Tidak Ken, cepatlah kemari."
Dari dapur dia menuju ruang tamu dan duduk di sampingku sambil membawa segelas susu dan biskuit
Aku memegang tangannya "Ken, aku dengar kau akan melanjutkan kuliahmu di Amerika? Benarkah itu?"
"Tidak"
"Jangan bohong Ken, aku tahu. Kau membatalkannyakan?"
"Itu yang terbaik, aku tidak bisa jauh darimu." Dia mengelus kepalaku
"Kau bisa meninggalkanku sendirian Ken, tak masalah. Kita masih bisa bertemu ketika libur panjangmu, aku di sini akan baik-baik saja."
Dia berhenti mengelus kepalaku "Tolong jangan paksa aku Ketrin"
"Bukan aku yang memaksamu, tapi dirimu sendiri yang memaksamu."
"Tolong, ini sudah jadi keputusanku. Aku tidak akan melanjutkan kuliahku di Amerika."
"Ken, kumohon. Kali ini, jika bukan kau yang ingin, maka aku yang meminta. Kuliahlah di Amerika, demi aku."
Dia bimbang "Akan aku pikirkan. Tolong makanlah camilanmu, jangan bahas hal ini lagi sampai aku ingin membahasnya, understand?" Mencium keningku
"Iya" Jawabku singkat
Kemudian kami saling diam, suasana seketika hening. Aku memakan camilan yang dia bawakan, dia memainkan game yang ada di ponselnya. Lalu aku dengar ponselnya berdering, dia meminta izin keluar untuk mengangkat telfon dan pergi. Kira-kira 3 jam setelah Ken pergi ntah kemana, ada yang mengetuk pintu, kupikir itu adalah Ken, lalu salah seorang dari orang suruhan Ken yang biasa aku panggil Bik Yuni, bilang padaku ada tamu. Kutanya siapa, Bik Yuni jawab tidak tahu. Tapi tamu itu ingin bertemu denganku, dia bilang penting, aku bilang pada Bik Yuni untuk menyuruhnya masuk.
Dia duduk di hadapanku
_"Siapa? Ada perlu apa bertemu dengan saya?"_
Dia hanya diam
"Maaf, anda siapa? Ada perlu apa bertemu dengan saya?" Tanyaku sekali lagi
Dia masih diam
Aku berdiri
"Ketrin, aku merindukanmu, maafkan aku." Dia menangis
"Nota?" Tanpa sadar aku menyebut namanya, aku panik dan meneteskan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
SQUARE (COMPLETED)
RomantizmSetiap tatap, setiap tawa, dan senyuman, semua tersampul dalam suatu kisah. Ini kisah cinta tentang Ketrin dengan ketiga pria yang menaruh perhatian lebih padanya. Story by : Mutia Novaska