Hidup selalu memberikan kejutan. Mulai dari yang bahagia, sampai yang sedih.
-Square-
Ketika Sidang
Sidang sudah dimulai, aku dapat kabar kalau pria yang berkelahi dengan Ken dan Kevin kemarin, meninggal. Aku sangat cemas dan takut. Aku hanya diam sambil menunduk. Kevin duduk di sebelahku sambil melihat sidangnya dengan serius dan kurasa dia juga cemas. Tiba-tiba Ken mengatakan sesuatu yang tidak terduga, yang membuat aku dan Kevin benar-benar terkejut.
"Iya, aku yang menusuknya. Karena dia telah menggangguku. Tapi kurasa pria itu tidak bersalah, karena pria buta sepertiku pantas untuk diperlakukan seperti itu. Aku merasa senang karena pria itu sekarang sudah mati, aku bangga dengan diriku karena telah berhasil membalasnya. Sekarang dia tidak bisa melakukan apa-apa lagi, untuk bergerak saja sudah tidak bisa hahaha. Dan ada satu kasus yang lain, aku juga pelakunya. Walaupun tidak ada hubungannya dengan kasus yang ini, tapi aku rasa aku harus memberitahunya. Aku telah menyuruh beberapa penjahat untuk menyiksa 3 orang gadis berumur 18 tahun, aku tidak tahu apakah mereka masih hidup atau sudah mati. Tapi yang jelas, aku telah membalas mereka. Aku juga berharap mereka mati, wanita seperti mereka memang tidak pantas untuk hidup. Jadi, hukumlah aku sekarang. Tidak perlu ada sidang berikutnya, karena sudah jelas aku pembunuhnya. Pengacaraku, akan kutarik hak mu untuk membelaku. Dan semua orang di sini, jangan sedikitpun percaya dengan apa yang pengacaraku katakan, karena dia pasti berbohong."
Badanku terasa lemas, pandanganku buram. Lalu aku tidak tahu lagi apa yang terjadi.
Aku terbangun, aku sudah ada di kamarku.
"Kevin, kenapa aku ada di sini? Bukannya tadi kita ada di.. Aw! Kepalaku sakit sekali." Aku mulai duduk
"Tadi kau pingsan, aku yang membawamu pulang."
"Bagaimana hasil sidangnya? Apa Ken bisa lepas dari kasus ini?"
Dia diam
"Kevin, katakan padaku? Dia tidak akan dihukumkan?"
"Maaf Ketrin, aku.."
"Kenapa?!"
"Pengacaraku tidak bisa menolongnya"
Air mataku mulai jatuh "Tidak mungkin! Kau pasti berbohongkan? Pengacaramu itu terkenal hebat, dia telah memenangkan banyak sidang. Dan kau juga telah membayarnya dengan sangat mahal, jadi mustahil jika Ken tidak memenangkan sidang ini."
Kevin menangis "Tapi kau dengarkan apa yang dia katakan tadi? Dia telah mengakui semuanya, dia bahkan menyuruh orang-orang yang menghadiri sidang untuk tidak percaya pada pengacara itu! Lalu aku harus bagaimana?! Aku tidak bisa menolongnya.." Dia menangis terisak-isak
Aku yang mendengarnya merasa sangat kesal dan marah. Aku langsung melempar semua barang-barang kecil yang ada di sekelilingki. Aku mengacak-acak meja tempat aku berdandan, aku memecahkan kacanya, aku menendang kursi, membanting lampu tidur. Aku terus memberontak, Kevin segera menutup pintu kamarku. Beberapa menit kemudian, dia masuk dengan membawa tali, dia mengikatku. Aku di dudukkan di atas tempat tidur.
"Maafkan aku Ketrin, aku harus mengikatmu." Dia menangis
Aku sudah tidak mengerti apa yang dia bicarakan, aku hanya menangis.
Dia keluar, dan mengunci pintu kamarku.
Aku sudah tidak mengerti apa yang dia lakukan, kurasa aku kehilangan akal sehatku.
•POV Kevin•
Aku bersandar di pintu kamar Ketrin yang sudah kukunci. Aku terus menangis, aku merasa takut, marah, menyesal, dan sangat sedih. Aku tidak tahu kenapa Ken bisa mengatakan itu saat sidang, aku memang tidak pernah mengerti jalan pikiran temanku itu. Aku masih mengingat kata-katanya ketika waktu terakhir sidang 'Jika dikabulkan, aku ingin mendapat hukuman seumur hidup. Kupikir ini pantas, tolong pertimbangkan permintaanku.' Lalu setelah itu aku tidak tahu apakah permintaannya dikabulkan atau tidak, karena aku harus mengantar Ketrin yang sedang pingsan. Dan Ketrin, apa yang terjadi padanya sekarang? Dia hanya diam dan menangis.
"Ken bodoh!" Aku terus menangis
KAMU SEDANG MEMBACA
SQUARE (COMPLETED)
RomansaSetiap tatap, setiap tawa, dan senyuman, semua tersampul dalam suatu kisah. Ini kisah cinta tentang Ketrin dengan ketiga pria yang menaruh perhatian lebih padanya. Story by : Mutia Novaska