Salah Paham eps18

38 4 0
                                    

Kita di tempat yang sama, bahkan jarak kita sangat dekat, tapi aku tetap merasa sendiri.

-Square-



Siang ini aku tak ceria seperti biasanya, aku masih memikirkan bagaimana cara membujuk Nota agar tidak marah padaku lagi. Ken memasuki kelasku, dia ada urusan dengan salah satu siswa yang ada di kelasku. Untuk urusannya, aku tidak tahu dan tidak mau tahu. Setelah selesai berbicara dengan lawan bicaranya, dia berjalan ke arah tempat dudukku.

"Kenapa termenung?" Ken duduk di dekatku

"Ken?" Aku tersenyum dengan terpaksa

"Ada apa?"

"Tidak ada apa-apa"

"Wajahmu tak ceria seperti biasanya"

"Memang sudah begini" Jawabku

"Di mana Nota? Apa dia tidak ke kelasmu hari ini?"

"Sudah, tadi." Aku berbohong

Ken diam sambil melihatku

"Kenapa melihatku seperti itu Ken?"

Dia berdiri "Ayo ke kantin" Menarik tanganku

"Aku masih kenyang" Alasanku

"Tapi kau belum ke kantin untuk makan"

"Bagaimana kau tahu?"

"Kau harus makan, walau sedikit."

"Kau seperti peramal"

"Sudahlah, jangan bercanda."

"Aku serius"

Aku tidak bisa mencari alasan lagi, aku tak bisa menolak ajakannya. Aku pikir tidak masalah jika ikut dengannya, karena semakin aku menyendiri, semakin aku mengingat kesalahanku, dan aku tidak bisa memikirkan bagaimana cara membujuk Nota, lagi pula aku bisa sekalian melihat Nota, biasanya dia ke kantin.

Di kantin

"Kita makan bakso?" Tanya Ken

"Iya" Jawabku singkat

Aku melihat Nota, dia sedang duduk dibangku kantin. Dia tidak sedang makan, dia hanya termenung. Sesekali sambil makan aku melihatnya.

Ken membalikkan badan "Kau sedang memerhatikannya?"

"Tidak! A.. Aku sedang makan." Aku sangat gugup

Dia berdiri dan mengajakku untuk menghampiri Nota, aku berusaha menolak tapi dia tetap memaksa sampai akhirnya aku menurutinya.

"Wassup?" Ken menyapa Nota

Nota hanya melihat Ken lalu melihatku dan langsung ingin pergi

"Mau kemana? Jika memiliki masalah kau harus menyelesaikannya."

"Bukan urusanmu!"

Mataku mulai berkaca-kaca, perlahan air mataku menetes.

"Seperti wanita"

"Jaga bicaramu!"

"Apa yang aku katakan memang benar."

"Tutup mulutmu! Kau urus saja pacar barumu itu agar tidak menggangguku lagi!"

Aku mencoba menahan tangisku, tapi tak bisa, air mataku terus mengalir. Aku tak habis pikir dia bisa sekejam itu padaku, dia bisa sekasar itu.

"Tolong jangan pergi lagi, kita di tempat yang sama, bahkan jarak kita sangat dekat, tapi aku merasa tetap sendiri. Hanya kau yang aku punya saat ini Nota, jika kau pergi aku akan sendirian. Dan aku bukanlah gadis yang kuat, aku bisa mati jika tak ada penyemangat sepertimu. Jadi tolong selesaikan masalah ini, tolong jangan putuskan pertemanan kita." Jelasku

SQUARE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang