Jika kata mereka bulan itu indah, bagiku kamu lebih indah. Jika mereka bilang malam itu sunyi, kurasa bukan malam tapi hatiku.
-Square-
Seminggu setelah kejadiaan itu, aku jadi dekat dengan Shelly, Fransisca tidak pernah menggangguku lagi. Dan soal hubungannya dengan Ken aku tak tahu, kulihat Fransisca masih sering mengunggah foto berdua dengan Ken dimedsos.
"Shel, apa kamu sudah menonton drama terbaru minggu ini?" Duduk di samping Shelly
"Belum, aku bahkan tidak tahu kalau ada drama terbaru minggu ini."
"Kamu terlambat"
"Hahaha baiklah nanti kucoba cari dramanya"
"Boleh aku menontonnya bersamamu?"
"Tentu saja. Bagaimana kalau kau menginap di rumahku?"
"Baiklah, lusa malam ya?"
"Iya"
Ketika istirahat
Aku dijemput Nota, kami ke kantin bertiga dengan Shelly. Sebenarnya Nota hanya mengajakku, tapi karena tak mungkin aku membiarkan Shelly sendiri, akhirnya aku mengajaknya.
Nota memegang tanganku "Mau makan apa?"
"Bala-bala" Jawabku
"Boleh juga" Kata Shelly "Sudah lama aku tidak makan itu, aku sedang bosan dengan pizza dan semacamnya."
Ketika sampai di tempat tujuan, kami langsung membeli bala-bala. Nota mengambil dan langsung mencicipinya sambil berdiri.
"Makanlah sambil duduk" Kubilang
Dia segera mencari bangku
Aku duduk di sampingnya dan Shelly duduk dihadapanku sambil menikmati jajanan yang dia beli
"Ketrin bala-balanya tidak enak" Bisiknya
Aku melihatnya sambil menahan ketawaku
"Aku lebih suka kue amplasmu hahaha"
Aku tertawa sambil mengacak-acak rambutnya
Kami bercerita dan bel masuk berbunyi, singkat cerita waktunya pulang telah tiba. Ponselku berdering, Nota mengirimiku pesan.
Pesan Nota : "Datanglah ke taman, aku menunggumu."
Tanpa membalas pesannya, aku langsung menuju ke taman. Benar saja, dia ada di taman. Dia duduk disalah satu bangku yang ada di sana.
Aku menghampirinya "Kenapa tidak langsung pulang?" Aku duduk di sebelahnya
Dia berbaring dipangkuanku
"Ini kening, ini pipi, ini dagu, ini hidung, dan ini bibirmu." Sambil menunjuk-nunjuk anggota wajahku yang dia sebutkan
Aku tertawa "Apa yang kau lakukan?"
"Kalau aku pulang, aku takut tak bisa bertemu denganmu lagi Ketrin."
"Kenapa seperti itu?" Tanyaku
"Ntahlah, tapi aku sangat takut jika itu terjadi." Lanjutnya
Aku hanya tersenyum sambil menatap matanya
"Besok adalah hari ulang tahunmukan?"
"Iya" Jawabku yang sebenarnya lupa kalau besok adalah hari ulang tahunku yang ke 17 tahun
"Ingin kado apa?" Tanyanya
"Terserah" Kataku
"Kalau aku tidak ada dihari itu bagaimana?"
"Jangan bicara sembarangan!" Aku sedikit membentak sambil mengerutkan dahiku
"Hahaha" Dia tertawa "Ayo pulang" Ajaknya
"Ayo" Kataku
Ketika sampai di rumahku
"Aku pulang!" Sambil mengelus pipiku "Jangan rindu ya?" Dia tersenyum
Aku tersenyum dan mengangguk
Dia berjalan menuju rumahnya
Aku memasuki rumah. Aku mendengar suara motor yang sangat berisik, membuat telingaku sakit. Tapi aku tak terlalu memperdulikannya. Tapi lama kelamaan aku menjadi risih, aku melihat dari jendela. Ternyata mereka sedang berkelahi.
Aku tersentak dan langsung menyebut nama Nota "Nota!" Aku berlari ke arah luar dan mendekati mereka
Ternyata aku benar yang sedang berkelahi adalah Nota dengan anak-anak geng motor. Aku melerai mereka sambil berteriak meminta tolong.
Mereka melarikan diri
Aku menangis melihat Nota yang babak belur dengan mata yang berdarah
"Nota apa kau sadar? Nota bertahanlah!"
Dia sudah tak sadarkan diri
Aku segera mencari pertolongan dan membawanya ke rumah sakit
KAMU SEDANG MEMBACA
SQUARE (COMPLETED)
Storie d'amoreSetiap tatap, setiap tawa, dan senyuman, semua tersampul dalam suatu kisah. Ini kisah cinta tentang Ketrin dengan ketiga pria yang menaruh perhatian lebih padanya. Story by : Mutia Novaska