Andai saja aku bisa memutar waktu ini, andai saja aku tahu semua yang akan terjadi, aku tidak akan pernah melakukan kesalahan sebesar ini.
-Square-
Kevin POV
Ini hari yang kutunggu, rencana mulai berjalan. Aku mengirim pesan pada Ketrin terlebih dahulu.
Pesan Ken (Kevin) : "Ketrin, bisakah hari ini kita bertemu di taman? Ada hal penting yang ingin aku bicarakan, nanti pukul 17.00"
Pesan Ketrin : "Maaf, ini siapa?"
Pesan Ken (Kevin) : "Ken. Ini nomor baruku, ponselku hilang tadi malam, jadi aku membeli ponsel baru."
Ketrin menghubungiku
Aku menolak panggilannya
Pesan Ketrin : "Kenapa ditolak? Angkat telfonnya Ken!"
Pesan Ken (Kevin) : "Aku sedang sibuk Ketrin"
Pesan Ketrin : "Oohh jaga kesehatanmu, aku tidak ingin kau sakit ❤"
Pesan Ken (Kevin) : "I love you"
Pesan Ketrin : "I love you more 😚"
"Baguslah kalau dia percaya, aku tidak perlu banyak berbohong. Ketrin, kenapa untuk mencintaimu harus sesakit ini?" Aku tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca
Kemudian aku mengirim pesan pada Ken
Aku menghela nafas "Maafkan aku Ken"
Pesan Ketrin (Kevin) : "Ken, ini aku Ketrin. Bisakah hari ini kita bertemu di taman? Ada hal penting yang ingin aku bicarakan, nanti pukul 17.30 aku sangat sibuk sekarang, jadi untuk saat ini aku hanya bisa mengirim pesan. Maafkan aku karena tidak bisa menelfonmu."
Pesan Ken : "Kemana nomor lamamu?"
Pesan Ketrin (Kevin) : "Aku lupa di mana aku menyimpan kartuku, jadi aku putuskan untuk membeli kartu baru. Ahhh aku lelah sekali Ken, kesibukan ini membuatku jenuh!"
Pesan Ken : "Sibuk ya? Padahal aku sangat ingin menelfonmu."
Pesan Ketrin (Kevin) : "Benarkah? Hmm Ken yang malang, tapi nanti kita akan bertemu."
Pesan Ken : "Iya, apa perlu aku jemput?"
Pesan Ketrin (Kevin) : "Tidak sayang, aku bisa sendiri."
Pesan Ken : "Sayang?"
Pesan Ketrin (Kevin) : "Tidak boleh ya?? Oohh maafkan aku."
Pesan Ken : "Hahaha 😘"
Pesan Ketrin (Kevin) : "😚❤"
"Syukurlah kalau dia percaya, sore ini aku harus siap."
Pukul 17.00 di taman
Aku duduk di kursi taman, mengenangan jeans, sepatu, jacket, kacamata, dan masker. Semuanya serba hitam.
Ketrin menghampiriku, dia duduk di sampingku. "Ken? Apa kau sudah lama menungguku?"
Aku menggelengkan kepalaku
"Kenapa mengenakan pakaian serba hitam?"
Sebenarnya aku tidak ingin bicara, takut dia mengenaliku. Tapi jika aku diam saja, dia akan semakin curiga padaku. "Nothing"
"Apa kau baik-baik saja Ken? Suaramu sangat berbeda hari ini"
"Aku sedikit bermasalah dengan tenggorokanku"
"Really? Ini pasti karena kau terlalu sering minum es, maafkan aku Ken aku..."
"Ketrin?" Dari arah belakang Ketrin, Ken memanggilnya. "Kau sedang bicara dengan siapa?"
Ketrin melihat ke arah Ken "Ke.. Ken? Kau?" Dia berdiri lalu melihatku
Ken menghampiri Ketrin
Ketrin berlindung di belakang Ken "Kau siapa?!"
"Aku yang mengirim pesan kepada kalian berdua" Aku melepaskan topi, kacamata, dan maskerku.
"Ke.. Kevin?"
"Kevin?"
"Hi sob! Apa kabar? Senang melihatmu bebas." Aku tersenyum
Ketrin hanya diam sambil menunduk
"Maafkan aku, aku lupa mengabarimu." Kata Ken
"Tentu saja kau lupa! Karena gadis itukan?" Aku menunjuk Ketrin "Sayang, kenapa kau menunduk seperti itu? Kenapa hanya diam? Kemarilah!"
Ketrin berjalan mendekatiku
Aku merangkulnya "Perkenalkan, ini Ketrin, calon istriku."
"Calon istri apa maksudmu?"
"Hahaha jangan pura-pura bodoh! Kami akan menikah."
Ken melihat Ketrin yang menunduk
"Oh iya, hampir saja lupa! Aku mengundangmu, datang ya? Tepatnya besok, aku ingin kau yang mengantarku saat pernikahanku." Aku menyodorkan undangan
Matanya berkaca-kaca "Baiklah, akan aku usahakan."
"Harus bisa! Kalau kau tidak datang, kami tidak akan jadi menikah hahaha."
"Iya, aku datang."
"Baiklah, kami pulang duluan ya? Sepertinya calon istriku sangat lelah hari ini, dia perlu istirahat. Aku tidak ingin ada apa-apa dengannya besok. Sampai jumpa dipesta pernikahanku besok." Aku tersenyum padanya, kami meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SQUARE (COMPLETED)
RomanceSetiap tatap, setiap tawa, dan senyuman, semua tersampul dalam suatu kisah. Ini kisah cinta tentang Ketrin dengan ketiga pria yang menaruh perhatian lebih padanya. Story by : Mutia Novaska