Jika kau tidak bisa mencintaiku lagi, setidaknya aku masih bisa mencintaimu lagi.
-Square-
Setelah dari taman aku ke WC, mau mencuci wajahku untuk menghilangkan bekas air mata. Saat di WC, aku melihat diriku ke kaca. Aku mengingat ketika pertama kali aku bertemu Kevin. Aku melepas kacamataku dan mencuci wajahku. Setelah selesai, aku keluar, aku tidak sengaja meninggalkan kacamataku (Lupa).
Aku menabrak seorang pria yang membawa kopi "Maaf, tolong maafkan saya, saya tidak berjalan dengan benar." Kopinya tumpah mengenai bajuku
Dia diam
Aku melihat wajahnya, aku diam dan kembali menunduk.
Dia melihatku
"A.. Aku permisi ke kelas. Aku duluan!" Kataku gugup
Di WC dan sekitarnya sedang sepi, WC wanita dan pria bersebelahan, tapi keduanya kosong, tidak ada orang, hanya aku dan Fahri.
Aku melangkahkan kakiku, berencana meninggalkannya.
Dia memegang tanganku
Aku terkejut dan takut
Dia menyenderkanku ke dinding, dia melihatku.
Aku melihatnya
Perlahan wajahnya mendekati wajahku, sekarang menjadi sangat dekat.
Bau alkohol (Mabuk) Aku takut sampai gemetar, aku mendorong badannya dan berencana untuk pergi dari sini.
Dia menghalangiku, dia memegang kedua tanganku. Wajahnya kembali mendekati wajahku.
Aku memalingkan wajahku. Aku berdebar, nafasku mulai tidak terkontrol.
Dia melepaskan tangan kiriku, memegang wajahku dan mengarahkan wajahku ke arah wajahnya.
Aku semakin takut sampai berkeringat dingin
Dia kembali mendekatkan wajahnya
Aku mendorongnya dan langsung berlari sekencang-kencangnya.
Kampus masih belum terlalu ramai karena ini masih sangat pagi
Aku menabrak seorang pria "Ke.. Kevin?" Aku tak sengaja menyebut namanya
Dia memegang kedua lenganku. Dia tidak menyadari kalau aku menyebut namanya. "Kau kenapa?" Tanya Kevin
Aku menjauhkan jarakku darinya "Maaf" Ucapku dingin dan langsung berjalan cepat meninggalkannya
Dia mengikutiku
Aku tidak tahu dia mengikutiku sampai ke kelas
Dia berjalan tepat di belakangku
Karena aku merasa diikuti, aku berhenti dan membalikkan badanku.
Dia tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya, dia jatuh menimpaku.
Aku juga jatuh. Aku yang semula berbaring, langsung duduk lalu berdiri.
Dia duduk dan melihatku
Aku memalingkan wajahku, membalikkan badanku, dan langsung masuk ke kelas lalu duduk di kursiku.
Dia berdiri lalu masuk, duduk di sampingku sambil terus melihatku.
Aku menjadi gerogi "Kenapa kamu melihatku seperti itu?" Tanyaku tanpa melihatnya
"Memangnya dilarang?"
"Sebenarnya maumu apa? Kenapa mengikutiku sampai ke kelas?" Aku melihatnya
"Kau cantik" Katanya sambil melihatku dengan tersenyum
Aku menjadi lebih gerogi, aku memalingkan wajahku.
"Lebih cantik seperti ini. Jangan gunakan kacamatamu, tidak oke." Katanya
"Tolong jangan bicara sembarangan, kita belum saling kenal, jika kamu bicara seperti itu, jatuhnya tidak sopan." Kataku sambil mulai berdiri
Dia berdiri dan mengulurkan tangannya "Kalau begitu, mari berkenalan!" Katanya
Aku melihat tangannya lalu melihatnya
"Kevin Hikal Nikxel Lee"
Aku menjabat tangannya "Ketriani Queen Vincetia, panggil saja Vincet."
Orang-orang di kampus terbiasa memanggilku Vincet
"Kalau Ketrin?" Tanyanya
"Tidak ada yang mengenaliku dengan nama itu" Ucapku dingin
"Biarkan saja! Jadi setiap aku memanggilmu, kau akan langsung mengetahui kalau itu aku." Alasannya
"Aku tidak akan melihatmu jika kamu memanggilku Ketrin"
"Sombong sekali" Katanya seperti kecewa
"Mau bagaimana lagi? Aku tidak terbiasa dipanggil Ketrin." Alasanku
Dia diam sejenak sambil melihatku, lalu kembali bicara. "Kapan-kapan aku ingin ke rumahmu"
Aku langsung berdebar "Untuk apa? Kita baru kenal!"
"Oohh" Katanya "Aku ke kelas ya? Aku permisi." Dia meninggalkanku
Aku duduk sambil mengusap-usap dahiku "Kenapa aku harus satu kampus dengannya? Bagaimana aku akan menghadapinya? Kepalaku jadi sakit sekarang!" Aku lalu melipat tanganku, dahiku, ku letakkan di atas tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SQUARE (COMPLETED)
Roman d'amourSetiap tatap, setiap tawa, dan senyuman, semua tersampul dalam suatu kisah. Ini kisah cinta tentang Ketrin dengan ketiga pria yang menaruh perhatian lebih padanya. Story by : Mutia Novaska