Kaira yang telinganya selalu disumbat oleh earphone miliknya, masuk ke dalam sebuah ruangan ber ac yang sudah menjadi rumah ketiganya. Tepatnya setelah rumah dan sekolah.
Tunggu-tunggu, apa rumahnya itu bisa disebut rumah?
Mata bulat Kaira menyisir pandangan di dalam ruangan, tidak ada satu orangpun di dalam sini kecuali dirinya sendiri. Ia makin melangkahkan kakinya untun masuk ke dalam, setelah menutup pintu tanpa dikunci. Badannya yang terasa lelah langsung ia rebahkan pada karpet putih berbulu lembut itu. Matanya menatap pada langit-langit ruangan.
Baru saja menikmati sejuknya ruangan selama tiga menit, pintu yang sama terbuka. Kali ini menampilkan sesosok wanita berambut cokelat gelap yang datang beserta kertas-kertas pada tangannya.
"Eh, Kaira udah dateng. Ayo latihan, perlombaannya emang masih beberapa bulan lagi, tapi kamu harus siapin vokal sama mental kamu secukup mungkin." Kaira mendudukkan dirinya dari posisi rebahan dan mengangguk sebagai tanggapan pada pembimbingnya tersebut.
Sejujurnya, Kaira bukanlah orang pemberani yang bisa tampil di depan umum. Ia memang suka mengeluarkan nada dan harmoni dari mulutnya sendiri, namun ia tidak pernah menunjukkannya pada siapapun. Kecuali keluarga dan sahabat dekatnya, Belinda Skylar. Hingga suatu waktu yang lalu, Kaira tidak sengaja menyenandungkan sebuah nyanyian dari lagu yang terputar.
Singkat ceritanya seperti ini.
Pada Hari Kamis yang cerah dengan awan putih menghiasi langit, SMA Cakrawala mengadakan sebuah event dengan panggung besar sebagai acara ulang tahun sekolah. Saat itu, suara musik berdentum heboh untuk memeriahkan lapangan.
Disana pula, Kaira duduk di gazebo bersama Belinda sembari menyesap dua jus jeruk yang dibeli keduanya. Sebetulnya, Kaira sedang menghindari keramaian yang menyeruak di lapangan utama. Ia bukan tipe orang yang cinta keramaian. Makanya, ia lebih memilih duduk diam dan menyaksikan keasikan di lapangan dalam duduknya. Sedangkan Belinda, berbanding terbalik dengan Kaira. Namun karena ia lelah lompat-lompatan di lapangan menikmati lagu beat, Belinda memilih ikut duduk santai bersama Kaira di gazebo depan kelas dua belas.
Nah, pada saat itu pula ketika sebuah band dari kelas dua belas membawakan lagu flashlight yang dibawakan oleh Jessie J, Kaira menyenandungkan secara refleks. Dan tanpa sadar, Bu Lita, kepala sekolah SMA Cakrawala sedang berdiri tidak jauh di belakang Kaira sembari mendengar suara merdu yang memang Kaira punya.
Yang pada akhirnya, kepala sekolah SMA Cakrawala tersebut mengajak Kaira untuk mengikuti seleksi perlombaan tingkat Provinsi. Awalnya Kaira menolak, tentu saja. Ia bukan tipe orang pemberani layaknya Belinda seperti yang tadi sudah diceritakan. Tapi Bu Lita tahu kelemahan pada setiap murid SMA dimanapun, yaitu nilai rapot untuk memperebutkan jalur undangan atau yang biasa di sebut SNMPTN.
Maka mereka bernegoisasi. Kaira akan mengikuti perlombaan menyanyi tingkat provinsi--yang akhirnya Kaira memenangkan lomba tersebut dan dibawa ke tingkat nasional-- sesuai yang Bu Lita inginkan, dan Bu Lita berjanji akan menaikkan nilai rapot Kaira, selaku kepala sekolah yang adil. Menaikkan nilai rapot dengan potensi prestasi.
Bu Lita yakin dalam dirinya. Kaira, siswinya itu bisa dan berbakat.
Clap, clap!
"Kaira, ayo berdiri. Kita latihan,” suara tepuk tangan itu menyadarkan lamunan Kaira. “Ini, kamu coba beberapa lagu. Miss Ocha bawa lirik lirik lagu yang bakal kita seleksi, kira-kira lagu apa yang tepat sama jenis suara soft kamu."
'Ini demi bunda yang selalu pengen lihat gue berhasil dalam satu bidang dan... demi rapot gue juga.' Batinnya, sebelum berdiri dan berlatih bernyanyi bersama Miss Ocha— pelatih vokal yang sudah dipilih secara langsung oleh kepala sekolah— pada studio musik sekolahnya.
Keuntungan Kaira hari ini, Kaira tidak menghadiri kbm yang membosankan baginya, kimia.🔱🔱🔱
"Gimana latihannya, Ra?"
Kaira saat ini berjalan bersisian dengan gadis keturuan Jawa dan German yang menjadi sahabatnya sejak SMP, Belinda. Keduanya sama-sama menggendong tas punggung berisi buku-buku pelajaran Hari Selasa, untuk pulang ke rumah setelah sama-sama merasa penat dengan kesibukan masing-masing di sekolah. Kaira yang sibuk dengan latihan, dan Belinda yang sibuk dengan organisasinya.
"Ya gitu. Gue harus tampil di lomba nanti semaksimal mungkin,” Kaira memajukan bibirnya beberapa centi karena ada sesuatu yang tidak nyaman pada hatinya. “Bel, gue takut nggak bisa ngatasin demam panggung gueee,”
KAMU SEDANG MEMBACA
One And Only K [Completed]
Teen FictionKaira Alsava. Gadis yang sangat menyukai ketenangan. Di balik musik yang ia dengarkan setiap waktu, Di balik film yang ia tonton setiap malam, Di balik novel yang ia baca setiap senggang, Ia adalah seorang gadis yang menyimpan sejuta luka. Yang hany...