60. She'll Be Moving on.

991 95 41
                                    

Semuanya sudah berjalan membaik. Luka yang menganga sudah dijait begitu rapi. Bahagia Kaira telah kembali. Ia di kelilingi orang-orang yang disayanginya dalam meja makan yang biasanya hanya ia seorang diri di sini. Namun lihat, perubahan tampak nyata dan Kaira pun terkadang masih merasa bahwa ini adalah mimpi yang teramat indah sejak dua bulan lalu. Dengan kehadiran Bundanya kembali, Papa yang sudah berpindah tempat kerja pada cabang perusahaan milik Megan di Indonesia, dan Tatha yang sudah mulai terbiasa akan tidak ketergantungan pada obat-obatan terlarang. Semuanya memulih. Begitu juga dengan senyum Kaira.

Kaira meneguk segelas air putihnya setelah menghabiskan sarapan. Ia tersenyum kecil melihat Tatha dan Papa berebut satu udang pedas manis yang laris. Masakan Bunda digabung masakan Bi Sum, memang terbaik.

"Pah, Bun, Kak. Kaira berangkat dulu ya," Kaira memakai tasnya yang tadi ia taruh di kursi sebelahnya. Setelah salim dan mendapat ucapan hati-hati serta doa agar pelajaran di sekolah dapat lancar masuk ke otak, Kaira berangkat sekolah dengan berjalan kaki menuju depan perumahan dan duduk di halte. Alasan ia tidak memakai motor, karena motor itu dipinjam Tatha untuk pergi nanti disaat motor Tatha dibengkel.

Tidak ada dua menit menunggu, angkutan umum berwarna merah-biru berhenti di depannya, sang supir pun berteriak arah tujuan kemana angkutan akan pergi. Tanpa diberitahu pun, Kaira dan tiga orang yang menunggu di halte pun langsung memasuki kendaraan murah meriah itu. Ia menempatkan dirinya di dekat sebelah ibu-ibu yang sedang menyusui anaknya dengan botol dot.

Ketika sedang mengamati bayi yang menurutnya sangat menggemaskan, Kaira merasa kalau lututnya baru saja bersentuhan dengan lutut seseorang yang duduk dihadapannya. Ia pun segera memundurkan badannya, kemudian menengadah karena menyadari celana yang orang itu pakai adalah seragam yang sama dengan Kaira.

Melihat siapa yang duduk didepannya, nafas Kaira langsung tercekat. Rasa-rasanya, oksigen berhenti masuk dalam tenggorokan.

Kaira menatap Karel di hadapannya. Lelaki itu menyandarkan kepalanya pada sandaran kaca jendela yang tertutup, dengan mata terpejam. Telinganya pun tersumbat dengan earphone. Begitu tenang. Berbeda dengan Karel yang dulu hobi merusuh.

Melihat itu, Kaira mendesah ringan. Ia ingat beberapa tempo lalu, ketika dirinya mendapat aduan dari Arden maupun Reynan. Mereka berkata Karel telah berubah. Sifatnya yang menyebalkan karena banyak bicara, berganti menjadi Karel yang lebih menyebalkan dikarenakan banyak diam. Lucunya, Arden dan Reynan malah menyalahkan Davin karena menulari irit bicara itu pada Karel. Tentu saja dibalas Davin dengan ketidakpedulian akan tuduhan tidak jelas kedua sahabatnya. Dan Kaira tahu, Arden dan Reynan bertingkah menyalahkan Davin di depan Kaira, agar mereka tidak terlalu menyalahkan Kaira karena memang diri Kaira sendiri yang membuat Karel berubah. Arden dan Reynan hanya ingin memberitahu perubahan kontras pada Karel, bukan ingin menyalahkan Kaira. Maka dari itu, Davin malah dijadikan bahan tuduhan lelucon. Namun tetap saja, Kaira merasa sedih pula mendengar Karel yang berubah. Bukan hanya padanya, namun juga ke orang lain.

Disaat Kaira menatap mata lelaki itu yang tertutup, tiba-tiba saja Karel membuka kelopak matanya yang tentu saja membuat tatapan itu bertemu, lagi. Kaira pun langsung mengalihkan pada jendela besar di belakang angkot yang ia naiki ini dan melihat jalanan yang tidak terlalu padat.

Raga mereka sangat dekat sampai lutut mereka akhirnya saling bersentuhan lagi. Namun, walaupun raga yang dekat seperti sekarang, tidak dapat dipungkiri bahwa mereka kini sangatlah jauh. Terdapat jarak yang membentang luas antar dua insan itu. Bagaikan matahari dan inti bumi, mereka berjauhan seperti dua orang asing. Padahal nyatanya, mereka pernah saling mengisi kebahagiaan satu sama lain.

Setelah sampai di depan halte sekolah, Kaira langsung turun dan membayar dengan selembar uang lima ribu diatas dashbord. Menunggu kembalian, Karel berdiri tepat dibelakangnya dan menaruh selembar uang lima ribu juga.

One And Only K [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang