Setelah melepas helm standart dari kepalanya, gadis itu turun dari atas motor dan menghampiri lelaki yang kini sedang berdiri di ambang pintu pagar. Pagar yang sudah lelaki itu buka lebar-lebar, namun kini matanya terpejam, dengan kepalanya yang tersandar pada pagar hitam tersebut.
"Rel," Kaira memanggil setelah ia sudah berdiri beberapa jengkal dari lelaki yang bersandar pada pagar itu, Karel membuka matanya. Ia bahkan tidak menyangka dirinya bisa langsung bersandar pada pagar setelah membukanya untuk Kaira.
"Lo masih ngantuk?" Kaira bertanya. Membiarkan motornya dan motor Karel terparkir dulu diluar.
"Banget!" Karel mengucek matanya, dan menguap dengan tangan direntangkan keatas.
"Sini ikut gue," Kaira langsung berjalan menuju taman samping rumah, yang mana membuat Karel mengikuti langkahnya.
"Cuci muka dulu, nih." Kaira berjongkok di sebelah keran taman samping rumahnya, ia menyalakan keran itu sehingga air mengalir dari sana. Karel pun ikut berposisi jongkok, dan membasuh wajahnya agar matanya bisa lebih segar.
"Set dah, dingin!" ucapnya, namun dengan terus ia membasuh wajahnya yang diserang rasa kantuk.
Singkat cerita saat di perpustakaan, lelaki itu tertidur disaat Kaira sedang membaca novel yang ada disana. Tidak terasa, mereka berada di perpustakaan hingga jam setengah sepuluh malam. Dan ketika Kaira mau pulang, Karel sudah benar-benar pada posisi yang sulit dibangunkan dari tidurnya. Tapi mau tidak mau, ia bangun karena perpustakaan juga akan tutup.
"Masih ngantuk nggak?" tanya Kaira pada lelaki itu yang terus membasuh wajahnya. "Untung tadi perjalanan dari sana ke sini, lo ga tidur di atas motor."
Karel menggelengkan wajahnya dan menutup keran. Ia membuka matanya dengan paksa, kemudian tersenyum. "Nah, udah nggak ngantuk-ngantuk amat. Makasih ye, Kay."
Keduanya pun berdiri, lalu bersama-sama berjalan beriringan menuju pagar rumah Kaira.
"Dah, pulang gih. Udah malem," ujar Kaira dan menaiki motornya yang masih ada diluar, kemudian ia memasukkannya di teras rumah terlebih dahulu.
"Masa pacar diusir sih," Karel berucap dilanjuti tawanya, pagar dingin itu kembali menjadi sandaran Karel.
"Iya," Jawab Kaira dan berjalan mendekat menuju lelaki itu. "Dah malem,"
"Iye dah. Gue pulang dulu ya Kay, besok gue jemput pokonya." Karel mengedipkan sebelah matanya pada Kaira. Kaira hanya mengerling.
Karel langsung tertawa.
Kan? Dia sangat receh.
"Kocak ya hari ini," ucapnya dengan senyuman manisnya yang ditujukan pada Kaira. "Babay, pacar! Gue pulang dulu eak,"
Kaira mengangguk.
"Eak!" Karel menyahut sendiri sembari menaiki motor ninja hitamnya. Kaira hanya tersenyum kecil karena tingkah lelaki itu.
Dan saat melihat senyum Kaira, Karel senang bukan main. Pasalnya akhir akhir ini Kaira jadi lumayan sering melemparkan senyum untuknya.
'Terus begini ya, Kaaaay.' Batin Karel. Setelah itu, ia memakai helm dan membuka kaca pada helm untuk menatap Kaira dengan jelas.
"Malem, Kaira!" ucap Karel. "Si yu cumoro!"
"Yaaa."
Karel menampilkan senyumnya, kemudian ia membunyikan klakson motor itu sebelum pergi berlalu.
"Kalo ngantuk, berhenti dulu. Jangan dipaksain nyetir." jelas Kaira.
Karel menunjukkan jarinya yang membentuk tanda ok sebagai tanggapan untuk Kaira. Setelah itu, ia melajukan motornya untuk berlalu pergi, "Bye, pacar!!!" pamit Karel sekali lagi dibarengi suara deru motor yang mulai menjauh. Meninggalkan Kaira yang kini tersenyum tidak menentu. Degupan kali ini berirama sangat menyenangkan, menghangatkan. Apalagi bayangan sekitar satu jam yang lalu, terus menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One And Only K [Completed]
Teen FictionKaira Alsava. Gadis yang sangat menyukai ketenangan. Di balik musik yang ia dengarkan setiap waktu, Di balik film yang ia tonton setiap malam, Di balik novel yang ia baca setiap senggang, Ia adalah seorang gadis yang menyimpan sejuta luka. Yang hany...