39. Secret

1.2K 129 24
                                    

Kaira menghela nafas lelah kala berkutat dengan soal fisika di hadapannya. Keningnya masi berkerut secara refleks karena pening akibat soal-soal yang sulit ia mengerti. Begitupun dengan siswa dan siswi lainnya yang duduk di koridor-koridor depan kelas, atau di bawah pohon, kantin, taman, juga perpustakaan

Tidak ada kegiatan lain selain belajar untuk saat ini. Apalagi bell tanda masuk dalam ruang test ujian akan berbunyi sekitar sepuluh menit lagi.

"Tai banget, gue ngga bisa fokus!" Salsa yang duduk di sebelah Kaira itu menutupi wajahnya dengan buku, kemudian teriak dengan tertahankan di balik buku lks nya.

"Oke, Sal. Jangan bikin gue sesek napas juga." saut Belva sambil menepuk pipi kanan dan kirinya.

Kaira pecah konsentrasi. Tapi ia tidak peduli. Mau ia fokus ataupun tidak fokus pada rumus-rumus fisika, ia masih tetap tidak mengerti bagaimana cara mengaplikasikannya. Kaira memang sudah hafal terhadap rumus- rumus itu. Tapi ia tidak paham. Maka ia selalu bingung jika ada soal A, harus memakai rumus apa.

Pasrah saja.

Kaira yang mendengar celetukan dari teman-teman yang duduk di sekitarnya itu menahan degupannya lagi. Entah siapa yang mengatur, dan bagaimana bisa, pembagian tempat duduk dengan kelas acak, menjadikan kelas XI IPA 3 satu ruang dengan XI IPS 1.

Kaira tidak tahu akan duduk dengan siapa. Siapapun dari kelas XI IPS 1 yang bernomor absen 21, nomor absen yang sama dengan Kaira, itulah yang akan menjadi teman sebangku Kaira selama sepuluh hari ujian kenaikan kelas.

"Oke, fokus!" Nathalie menepukkan tangannya pada teman-temannya, kemudian kembali ia torehkan tinta diatas kertas untuk berlatih soal-soal.

Kaira ikut menggerakkan matanya lagi pada buku di hadapannya, mencoba memahami kembali. Sampai akhirnya bermenit-menit telah berlalu, dan bell masuk pun berbunyi. Disambuti juga dengan pengawas-pengawas yang keluar dari ruang guru bersama map berisi soal dan kunci kelas.

"Aduh Ya Allah, gue duduk sama siapa ya?"

"Ko gue deg-degan?"

Kaira berdiri dan menyandar pada tembok, memberi jalan pada pengawas yang mulai berdatangan, kemudian membuka pintu kelas di koridor lantai dua ini. Setelah pintu ruang enam--tempat yang akan ditempati Kaira-- terbuka, barulah 18 murid dari XI IPA 3 dan 18 murid dari XI IPS 1 memasuki ruang enam. Hawa dingin dari ac langsung meyergap. Siswa siswi yang masuk pun langsung meletakkan tasnya di bagian depan kelas, kemudian menyalami dua guru yang akan mengawasi itu.

Kaira berjalan sambil membawa tatakan alas berbahan plastik, tempat pensil, dan kartu peserta ujian. Matanya mencari meja dengan nomor yang sama seperti yang tertera di kartu ujiannya. Nomor 279.

Nah, dapat.

"Lo duduk disini?" tanya seseorang di belakang Kaira ketika Kaira baru saja menaruh tatakan alas plastiknya diatas meja yang berdekatan dengan tembok. Tempatnya duduk.

Kaira pun menoleh. Kemudian membatin.

Mampus. Arden.

Kaira tersenyum kecil untuk menanggapi. Padahal di dalam hatinya, ia takut akan omongan - omongan diluar sana. Karena berita buatan yang mengatakan Kaira pihak ketiga dari Arden dan Belinda, masih memanas.

Kaira menggerakkan dirinya untuk duduk di pojok dekat tembok. Kaira memang tidak seruang dengan Belinda, tapi nanti pasti Belinda juga akan tahu kalau Kaira duduk bersama Arden.

Ah, rasanya pengen pindah tempat duduk!

"Kaira!"

Kaira menoleh ke belakang saat pundaknya di tepuk seseorang di belakangnya. Lano.

One And Only K [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang