10. Think

1.7K 142 7
                                    

Suara siulan bernada terdengar pada ruang tamu rumah yang tidak tingkat, namun memiliki lebar yang kadang membuat lelaki itu malas gerak untuk sekedar berjalan di seisi rumah. Kakinya melangkah pada bagian dapur untuk mengambil segelas air mineral. Mulutnya kini berhenti bersiul. Bibirnya terangkat membentuk senyuman tipis.

"Kaira ngapa ye, jutek amat ke gue." kekehnya. Setelah itu ia meneguk segelas air mineral dingin yang baru saja diambilnya dari kulkas.

"Bang!!" Karel menoleh setelah ia sudah melepas rasa dahaga yang menyerang pada jam sepuluh malam. "Bang Karel kenapa tadi? Ko senyam-senyum sendiri gitu?"

Karel kemudian memegang bibirnya, alisnya mengangkat satu. "Masa iya gue senyum?" tanyanya seraya menaruh gelas pada wastafel.

Lala, adik Karel yang masih mendudukkan diri di bangku kelas delapan SMP itu, mengangguk yakin.

"Kenapa? Biasanya juga berisik bang kalo di dapur. Ini tumben diem, terus senyam-senyum gitu--" ucapan Lala terhenti. Wajahnya mendadak pias, serta matanya yang mengerjap cepat.

"ANJIR ABANG NYA LALA KENAPA NIH?!!" perempuan itu langsung mengambil langkah cepat masuk ke dalam kamarnya, dengan kilat. "MAH, BANG KAREL KEMASUKAN PENUNGGU DAPUR!!"

Braakk. Suara pintu tertutup kencang.

Ctlek. Suara pintu yang terkunci dari dalam.

Karel membulatkan matanya melihat tingkah adiknya barusan.

"Woy Lala!" Karel berteriak, "Awas aja lo besok."

Karel pun kembali beranjak menuju kamarnya yang berada tepat di lorong terang--depan kamar Lala, Ia pun langsung mengunci pintu kamarnya ketika sudah masuk.

Karel berdiri lurus di hadapan cermin yang memantulkan dirinya dari ujung rambut sampai bagian pahanya. Wajahnya ia majukan, menjadi dekat sekali dengan cermin. Alisnya mengangkat. "Masa iya gue senyum-senyum tadi?"

Karel memegang bibirnya, kemudian mengangkat sudut bibirnya itu dengan jari membentuk peace.

"Ya bodo, senyum kan ibadah!" Celetuknya sambil memamerkan senyum lebarnya pada cermin. "Pertahankan gantengmu!" Ucapnya sambil menepuk nepuk cermin di hadapannya. Dan menaik-naikkan kedua alisnya dengan cepat.

Setelahnya, ia menjatuhkan diri di atas kasur yang dingin karena pengaruh ac yang ia nyalalan sejak dua jam yang lalu. Rasanya dingin, membuatnya nyaman. Karel pun memejamkan matanya untuk sekedar merem. Namun tiba-tiba saja, wajah Kaira masuk ke dalam pikirannya. Gadis itu jarang tersenyum, namun jika sekalinya tersenyum... Sangat manis.

Karel refleks membuka mata, dan mengerjapkannya. "Gue kenapa dah," Ia kemudian mengusap wajahnya sejenak dan bangkit berdiri untuk mencuci wajahnya.

Dan malam ini, adalah debaran kesekian kalinya yang entah dimulai sejak kapan. Karel tidak tahu, tidak menyadari debaran aneh yang muncul.

🔱🔱🔱

Mantan fans cherrybelle (5)

Reynan : WOY WOY Woy

Arden : apa bep

Reynan : anying
Reynan : bisa dilabrak belinda ni ntar gw

Davin : oii

Karel merebahkan dirinya pada kasur, dan mulai mengetikkan jari-jarinya pada keyboard ponselnya. Dengan lampu kamar yang sudah mati, cahaya pada ponselnya membuat sinar biru mengarah pada wajahnya.

Karel : eh nanya dong gue

Asvel : nanya paan lu
Asvel : pasti gapenting
Asvel : HAH TIPIKAL KAREL

One And Only K [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang