60.2 Time To Say Goodbye

1.4K 79 40
                                    

Suara musik jazz yang berada di atas panggung mengalun merdu, memberikan kesan suasana tenang di malam hari tepatnya di lapangan utama SMA Cakrawala, setelah pagi tadi telah diselenggarakan pengalungan medali pada siswa yang (semuanya) dinyatakan lulus. Dengan jarak siang-sore yang kosong, banyak yang pulang ataupun pergi ke salon untuk bersiap lagi melanjutkan acara pada malam hari. Promnight. Acara terakhir dalam satu angkatan kelas duabelas.

Suara-suara ramai karena cengkrama dari orang-orang tak luput dari malam ini. Tawa bahagia begitu terpancar. Mereka semua melepas penat di malam yang membahagiakan ini, setelah sibuknya belajar dan belajar karena ujian-ujian sekolah. Dan dari banyaknya murid, semuanya sepakat untuk menggelar acara promnight di sekolah daripada menyewa gedung. Karena mereka mempunyai alasan yang sama, acara terakhir sekolah harus diselenggarakan di sekolah pula. Sekolah, saksi bisu bagaimana mereka menjalankan kehidupan singkat selama tiga tahun. Seluruh kenangan melebur menjadi satu dalam sekolah.

Sebelum akhirnya, mereka semua akan melangkah keluar sebagai alumni dan menggapai kehidupan baru.

Kaira yang sedang duduk di meja bundar bersama Salsa dan Arsya, menonton acara stand up comedy yang kini diisi oleh adik kelas. Ya, beberapa adik kelas yang mengisi acara dibatasi sampai jam sembilan malam. Sisanya nanti, anak kelas dua belas akan berseru-seru ria bersama band dan artis solo yang diundang di sekolah.

Tapi entah mengapa, di tempat yang ramainya seperti ini masih saja Kaira merasa sepi. Ada rongga kosong yang terus Kaira rasakan dan ini sungguh tidak menyenangkan. Berkali-kali Kaira membuang nafas gusar, berusaha menyingkirkan pikiran tidak enaknya. Pikiran yang selalu menyebutkan, bahwa ini adalah acara terakhir dimana Kaira bisa berkumpul bersama satu angkatan. Dimana Kaira, bisa melihat lelaki itu.

Dengan balutan dress berwarna navy dan heels setinggi tiga centimeter, Kaira bangkit dan berjalan memutar-mutar sendirian. Sesekali ia membalas sapaan yang ditujukan untuknya. Ada yang berdiri didekat panggung, ada yang duduk duduk bersama di meja bundar. Semuanya memakai balutan pakaian resmi dengan tatanan rambut serta make up yang membuat suasana kali ini lebih berbeda.

Namun sekarang, Kaira tidak tahu apa yang akan dilakukannya sekarang, Kaira hanya bosan dan ingin berjalan-jalan sekitar acara, sendirian. Menikmati suasana sebelum berakhirnya acara yang sekaligus berakhirnya satu angkatan untuk berkumpul.

"Eh." Kaira hampir saja terhuyung ke belakang kala bahunya bertabrakan dengan seseorang, untungnya kaki Kaira dapat menahan tubuhnya yang akan terjatuh. Seketika itu juga, tatapan mereka saling bertemu. Menatap satu sama lain dalam keasingan seperti biasanya. Iris mata Karel selalu membuat Kaira meringis pilu, ada rasa rindu yang tak pernah tersampaikan.

"Maaf." bisik Kaira kemudian berjalan menjauh. Sedangkan lelaki itu, menatap tidak percaya bahwa Kaira baru saja melontarkan kata setelah lama keduanya saling bungkam disaat Karel sungguh terpesona akan cantiknya Kaira malam ini, namun air muka kalutnya yang bisa Karel lihat membuat ia bertanya-tanya.

Kapan ia melihat senyum Kaira lagi untuknya?

Lucu. Melihat orang yang dulu bisa di genggam tangannya kapanpun, mengusap puncak rambutnya kala gemas, mengusap pipinya kala air mata itu tumpah, menjahili dengan geraman serta tawa yang terukir, kini berubah menjadi sosok asing. Sesak.

"Kaira! Woy! Lo dicari--" Karel menoleh ke arah Felma yang berusaha mengejar Kaira. Namun kala mata Felma menangkap tatapan Karel, Felma menatapnya dengan penuh kekesalan. "Apa lo liat-liat?!"

Felma pun melengos pergi. Karel hanya bisa menghembuskan nafas beratnya.

"Kak. Lo liat kak Kaira nggak?" tiba-tiba seorang lelaki datang menghampirinya dan bertanya demikian. Sedangkan Karel hanya menatap dengan malas. Seolah tiga menit terakhir ini segalanya terus mengingatkannya akan gadis manis itu. Tabrakannya yang tidak sengaja dengan Kaira, Felma yang menyebut nama Kaira didekatnya, kemudian adik kelas yang menjadi anggota OSIS mencari keberadaan gadis itu juga.

One And Only K [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang