46. Between us

1.2K 117 7
                                    

Ting nong ting nong

"Kairaaa!" lelaki itu memanggil nama Kaira dengan nada seperti anak jaman SD nyamper temannya untuk bermain. Tapi tidak. Ini adalah Karel. Si anak SMA yang masih mengantuk dengan kepala disandarkan pada pagar, lagi, sambil menekan bel rumah perempuan yang sedang ditunggunya.

Tak lama kemudian, keluar seseorang dari rumah itu. Dengan jaket bomber, celana ripped jeans, dan helm hitam yang berada di pelukannya.

"Minggir." ucap perempuan itu, membuat Karel membuka matanya jelas jelas. Segera, Karel memundurkan langkahnya karena perempuan itu akan membuka pintu pagar.

"Lo kakaknya Kaira kan?" mata Karel memicing menatap Tatha. "Eh sumpah gue pernah liat lo! Tapi dimana sih anying, lupa!"

Tatha yang sebelumnya tidak peduli dengan seseorang yang berisik memencet bell , kini menatap Karel setelah ia selesai membuka pintu pagar dengan lebar.

"Salah liat," ucap Tatha singkat dan langsung memakai helm itu dengan cepat. Dan beberapa menit kemudian, Tatha pergi bersama motornya. Meninggalkan Karel yang masih berpikir keras dimana ia pernah melihat Tatha.

"Maaf lama, tadi lagi ribet," ucap Kaira yang baru keluar dari rumah dan menghampiri Karel. Dapat dilihat oleh Karel, gadis itu masih memakai piama abu-abu panjangnya, dengan rambut rapih dibiarkan tergerai, dan mata yang...sembab.

"Lah Kay? Ngga sekolah? Tadi malem di chat katanya iya kan mau gue jemput. Ya walaupun harus dipaksa gue dulu sih, baru mau."

"Lo jam segini sih kepagian, acara inti dimulai jam sembilan." Kaira berucap, "Masuk dulu,"

Karel membulatkan mulutnya berucap 'oh' tanda paham. Kemudian ia mengangguk dengan cepat dan kembali menaiki motornya untuk dimasuki di teras rumah Kaira.

Setelah selesai memasuki motor di teras rumah, Karel segera mengikuti Kaira yang telah menutup kembali pintu pagar.

"Kay," panggil Karel kala mereka berjalan beriringan masuk ke dalam rumah Kaira. "Lo gapapa?" tanya Karel yang masih penasaran dengan muka sembab Kaira.

Kaira menggangguk. Kemudian ia menyuruh Karel untuk menonton tv saja selagi Kaira akan memasak sarapan bersama Bi Sum seperti apa yang biasa dilakukannya.

Di dapur, Kaira sibuk membantu Bi Sum memasak sembari mendengarkan celotehannya. Rambutnya yang tergerai kini sudah terikat menjadi satu agar saat memasak tidak ada helai-an rambut yang terjatuh diatas makanan.

Kaira tertawa kecil ketika Bi Sum berkata ingin punya cucu yang tampannya seperti Karel, karena kalau anak, sudah tidak bisa. Ia tidak mengerti mengapa Bi Sum sangat semangat 45 membicarakan ini.

"Aku aamin-in ya bi punya cucu kaya dia," Kaira tersenyum sambil menaruh hasil masakannya di atas tiga piring. Setelah itu, ia memberikan satu piring untuk Bi Sum.

"Bibi ke kamar dulu ya, non."

Kaira mengangguk kemudian mengambil dua gelas untuk diisi es jeruk yang masih ada sebotol di kulkas.

"Non, Mas Karel itu pacar non Kaira?"

Kaira terkejut kala Bi Sum menongolkan kepalanya di pembatas dapur. Senyum Bi Sum pun terlihat sumringah.

"Ya.. Menurut bibi?" tanya Kaira balik, dan itu membuat dua sudut bibir Bi Sum kian tertarik keatas dan menghasilkan senyuman lebar.

One And Only K [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang