Gadis itu mengusap-ngusap matanya, kemudian mengernyitkan dahi untuk memperjelas bacaan di layar ponselnya yang masih buram.
Efek bangun dari tidur.
Karel : KAYYYYYY
"Ck," rutuknya sebal saat berhasil membaca siapa yang mengirim pesan. Ia pun kembali men-lock ponselnya. Dan memejamkan mata kembali, melanjutkan tidurnya yang terganggu di jam duabelas malam ini.
Tapi Karel... Makin membuat keributan.
Dengan menelfon.
Sungguh, Kaira menyesali nada dering teleponnya menggunakan lagu Clouds yang dinyanyikan oleh One direction. Benar-benar mengejutkan.
Kaira akan menggantinya lain kali.
"Hmm?" gumam gadis itu dengan posisi tidur miringnya, dan ponsel yang ditaruh di atas telinga.
"KAY! Kayanya hantu waktu itu ngikutin gue!" terdengar suara panik dari sebrang sana.
Dahi Kaira mengernyit, menyerap serapan kata yang disuguhi Karel.
"Ohh.." Kaira menggumam, "Hmmm,"
"KAIRA!" Karel Memanggil lagi dengan gemas karena jawaban Kaira hanya itu.
Kaira pun yang merasa gendang telinganya terasa ngiung-ngiung pun membuka matanya. Berdecak sebal, Kaira menjauhkan ponselnya dari telinga sejenak.
"Apa lagiiiii," Kaira menghempaskan selimutnya, dan duduk dari posisi tidur. Kantuknya seakan-akan lenyap karena rasa keterkejutan akan panggilan Karel tadi.
"Kok lo nggak panik?"
Kaira menghembuskan nafas kesal, dan berniat keluar kamarnya untuk mengambil air mineral karena tenggorokannya yang terasa kering.
"Ya tujuan lo nelpon gue gini apa? Gue bukan orang pinter, yang bisa ini itu sama hantu." Kaira melangkahkan kakinya pada undakan tangga, dan membawanya pada dapur. "Telpon Sella aja sih,"
"Ya nggak gitu... Gue kan boongan." Karel diam sejenak, "Soalnya gabut, terus nelpon lo dehhh."
Kaira mengapitkan ponselnya pada telinga dan pundaknya, sedangkan kedua tangannya membuka kulkas dan megambil sekotak susu besar untuk dituang pada gelas. Tidak jadi minat pada air mineral.
"Hmm.. Terus sekarang?" Kaira meneguk gelas yang sudah berisikan susu vanilla, "Urusan lo apa, udah bikin gue kebangun?"
"Nggak bisa tidur."
Kaira mendudukkan dirinya pada kursi yang terdapat di dapur sembari menikmati susu segarnya. "Oke," ia memainkan jarinya pada lingkaran gelas, "Terus sekarang?"
Namun suara Karel seakan-akan lenyap dari telinga Kaira ketika mata cokelat madu milik Kaira menatap ke arah jendela besar disebelah pintu utama rumah.
Jendela itu, terbuka.
Dan terdapat sepatu converse biru dongker lusuh didekatnya.
Kaira tidak mempedulikan Karel yang sedang ngomong panjang lebar disana, ia menjauhkan ponsel dari telinganya, dan berjalan menuju jendela disana.
Alis Kaira mengernyit.
"Ada yang nggak beres."
Dan tepat saat itu juga, lampu kamar milik orang tua Kaira menyala dengan terang. Terlihat dari ventilasi kamar itu.
"KAIRAAAAAA!"
Kaira mengangkat ponselnya, dan ia baru menyadari teleponnya masih terhubung dengan Karel.
KAMU SEDANG MEMBACA
One And Only K [Completed]
Teen FictionKaira Alsava. Gadis yang sangat menyukai ketenangan. Di balik musik yang ia dengarkan setiap waktu, Di balik film yang ia tonton setiap malam, Di balik novel yang ia baca setiap senggang, Ia adalah seorang gadis yang menyimpan sejuta luka. Yang hany...