Hujan kembali mengguyur kota metropolitan malam ini. Suasana malam yang cukup sendu bertepatan dengan kaki yang menapak disebuah tempat ramai, tempat dimana orang akan pergi, ataupun pulang.
"Ah ni gara-gara Ka Hansel, kita telat!" rutuk gadis dengan rambut yang diikat kuda itu. Tangannya meggandeng tangan bundanya sambil berjalan cepat.
"Nah kan, nyalahin mulu jadi orang. Namanya mules tuh udah takdir." balas Hansel asal.
"Duh, berantem terus anak mama ini." ucap Tante Nia dan menghentikan langkahnya. Pun koper-koper yang dibawanya ia taruh di lantai sejenak.
Tante Nia menyerahkan Celine pada Hansel tanpa kata, kemudian ibu dari tiga anak itu langsung mendekap erat Kaira yang terkejut akan pelukan hangat yang tiba-tiba menjalar.
"Kamu baik-baik ya say, disini. Akur sama kakak kamu, jangan kaya Hansel sama Daisy. Doain buat bunda kamu biar segera pulih." ucapnya penuh kasih sayang. Sedangkan gadis yang dipeluknya ini tersenyum pilu sambil balas memeluk.
"Iya tante, pasti. Tante Nia sama yang lain hati-hati juga ya. Kalo udah sampe, kabarin Kaira. Maafin kak Tatha nggak bisa nganterin. Mungkin lagi sibuk sama... Tugas kuliah." ucapnya dan melepas pelukan. Rasanya air matanya sudah tidak kuat membendung. Dengan kepergian dari keluarga tante nya ini, membuat suasana rumah Kaira menjadi kembali sunyi, dan sepi. Perasaan sedih pasti akan selalu muncul.
"Mau peluk kak Kaira!" pekik Daisy dan langsung memeluk Kaira walau hanya sebatas perut. Membuat Kaira harus mensejajarkan badannya dan memeluk Daisy dengan penuh sayang.
"Nanti Hansel kesini lagi kok, kak! Pasti!" ucap Hansel sembari menyerahkan Celine kepada gendongan mamanya.
Kaira mengangguk, kemudian kembali berdiri setelah memeluk Daisy.
"Jaga diri selalu ya, Hansel. Kejar apa yang kamu impikan." ucap Kaira dan terkekeh, Hansel pun langsung menghamburkan pelukannya pada Kaira.
"Kak Kaira sepupu Hansel ter ter ter pokoknya!" kata Hansel sebelum melepas rindu, "Salam buat Kak Karel. Ya, walaupun Hansel masih sebel banget sama dia." bisiknya.
Kaira mematung mendengar nama itu. Namun sebisa mungkin Kaira membiasakan dirinya lagi. Ia harus menerima, bahwa Karel akan menjauhinya.
"Take care!" ucap Kaira setelah mengangguk mengiyakan perkataan Hansel. "Semoga ketemu lagi sama cewe yang waktu itu."
Hansel tercengir lebar, "Yaudah Kak Kaira, kalo kangen bundanya kak Kaira, nanti vc aja sama Hansel."
Kaira hanya membalas dengan senyuman.
"Assalamualaikum nak, tante pergi dulu ya! Jaga diri baik-baik!"
Kaira tersenyum pilu. Melepas kepergian memang sesulit ini.
"Salam buat Om Irwin sama bunda," ucap gadis itu dan melambaikan tangannya ketika mereka pergi.
Dan disinilah Kaira, merasa sepi kembali di suasana yang ramai.
Ia kembali berusaha menghilangkan penat. Dan Kaira memilih untuk mendudukkan dirinya di sebuah kursi memanjang yang ada di dekatnya. Ia membuka tas selempangnya, dan memakai headphone pemberian dari Karel yang tersambung dengan ponselnya.
Penat sekali rasanya.
Jujur saja, hari ini masih menjadi hari yang berat bagi Kaira. Sahabatnya, Belinda, masih menghindari Kaira tanpa mau bicara sepatah katapun. Walaupun perkataan pedas untuk dirinya dari teman sekelas sudah mulai berkurang hari ini. Yang mana itu juga berkat Aiga dan Arsya. Kaira benar-benar banyak berterimakasih kepada mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
One And Only K [Completed]
Teen FictionKaira Alsava. Gadis yang sangat menyukai ketenangan. Di balik musik yang ia dengarkan setiap waktu, Di balik film yang ia tonton setiap malam, Di balik novel yang ia baca setiap senggang, Ia adalah seorang gadis yang menyimpan sejuta luka. Yang hany...