Kaira memasukkan semua buku fisika yang tergeletak tak terbuka di atas meja itu ke dalam tasnya, matanya melirik ke arah jam dinding. Bel pulang berbunyi lima menit lagi, namun guru fisika nya sudah keluar beberapa menit yang lalu.
"Ra, gue duluan!" Belinda menepuk pundak Kaira, Kaira pun menyingkir dari duduknya agar Belinda bisa lewat karena posisi Belinda yang duduk di pojok tembok. "Daaa," ucap Belinda lagi sebelum berlari keluar kelas.
Rencananya, Belinda mau ngagetin Arden didepan pintu kelas lelaki itu saat nanti Arden keluar kelas.
Setelah memakai tas pada pundaknya dan berjalan keluar kelas, Kaira membuka ponselnya ketika mendapatkan notifikasi dari Karel bahwa lelaki itu menyuruhnya untuk langsung ketemuan saja di tempat parkir.
"Kaira, Sabtu jadinya kerja kelompok di rumah lo, ya!" teriak Aiga sembari menggendong tasnya pada pundaknya, "Gak jadi di rumah gue, mau ada pengajian rutin ibu-ibu soalnya."
Kaira mengangguk, "Lo kabarin yang lain,"
Aiga mengangkat kedua jempolnya dan mulai asik berbincang dengan teman-temannya yang lain. Kaira pun melanjutkan langkahnya untuk pergi meninggalkan kelas.
"Aigaa," Felma berdiri dari duduknya setelah lama ia memperhatikan keadaan teman-temannya yang bergegas pulang, dan hanya meninggalkan beberapa murid saja di kelas ini yang masih agak betah.
"Kerja kelompok jadinya di Kaira? Rumahnya dimana sih emang?"
Aiga mengangkat kedua bahunya tanda tidak tahu, "Gampang lah tinggal minta share location. Lo bareng gue aja Sabtu, biar kalo gue kesasar, gue ada temennya."
Felma mendelik mendengar jawaban santai Aiga, "Gitu banget, tapi yaudahlah. Btw, gue duluan,"
Setelah Felma selesai bercakap-cakap dengan Aiga, ia cepat-cepat melangkahkan kakinya keluar kelas, ingin cepat pulang ke rumah dan merebahkan diri di kasur kesayangannya. Namun sayang, langkahnya terhenti tepat di ambang pintu kelasnya.
Matanya menatap lelaki yang baru saja datang, hatinya berdegup tidak karuan.
Lelaki itu menyamping, setengah badannya nongol ke kelas XI IPA 3. Tepat disamping Felma yang masih berdiri di ambang pintu kelas.
"Aiga!" Karel memanggil, tanpa memperdulikan Felma yang masih mematung di sebelahnya, "Kaira mana dah?"
"Dah keluar kelas, barusan sih. Napa lo? Ngincer temen kelas gue yeee." Aiga meledek kemudian tertawa. Ia tahu, Karel paling tidak suka digoda-godain seperti itu.
"Tawa lo sana sampe keselek," Karel kemudian menjauhi kelas tersebut dengan masih tanpa menghiraukan Felma.
"Karel!"
"Oy, Kaira!"
Keduanya bersamaan mengeluarkan suara untuk memanggil. Felma yang memanggil Karel, namun Karel memanggil Kaira sambil berlari menghampiri Kaira yang sedang berbincang dengan temannya didepan kelas lain, tanpa peduli akan kehadiran Felma.
Sedangkan Kaira yang hendak menoleh ke sumber suara, Karel memegang puncak kepala Kaira dengan cepat agar gadis itu tidak menoleh.
"Apaan sih lo," bete Kaira menepis tangan Karel.
Yang mana, membuat Felma menggigit bibir bagian dalamnya. Menahan cairan bening pada pelupuk mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
One And Only K [Completed]
Teen FictionKaira Alsava. Gadis yang sangat menyukai ketenangan. Di balik musik yang ia dengarkan setiap waktu, Di balik film yang ia tonton setiap malam, Di balik novel yang ia baca setiap senggang, Ia adalah seorang gadis yang menyimpan sejuta luka. Yang hany...