41. Kaira. Bukan Keshia.

1.2K 120 41
                                    

Kaira memperhatikan keadaan lapangan sekolah yang mulai sepi. Jam sudah menunjukkan pukul setengah empat sore, dan acara HUT sekolah hari pertama sudah selesai sekitar seatengah jam yang lalu.

Kaira kembali fokus untuk mengikat tali sepatunya di depan musholla setelah ia selesai sholat ashar. Matanya mengamati orang yang berlalu-lalang selepas mengikat tali sepatu. Ya, Kaira sedang mencari keberadaan Belinda untuk menjelaskan apapun. Itupun jika Belinda masih berada di sekolah.

Gadis itu kemudian melangkah menuju koridor kelas bawah. Suara tiap derap langkahnya bisa ia dengar. Kaira terus melangkah untuk mencapai belokan di lorong yang akan mempertemukannya dengan tangga lantai dua. Kaira akan mengecek di kelasnya, ada atau tidak Belinda disana.

Dua langkah lagi Kaira akan berbelok, suara bariton terdengar dari dekat. Langkah Kaira terhenti.

"Sekalian ajak Kaira sama Belinda? "

Kaira yang bingung mengapa namanya disebut-sebut, kembali melanjutkan langkahnya untuk sampai di belokan menuju tangga.

Dan tap, Terlihat Reynan dan Karel yang sedang duduk di tangga sambil berbincang. Pun keduanya berhenti berbicara kala menyadari datangnya Kaira.

Mereka bertiga saling bersitatap.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik. Kaira masih diam. Gadis itupun langsung mengerjapkan matanya, dan langsung memutar langkah pergi untuk tidak mengganggu keduanya.

Walau Kaira penasaran apa yang mereka bicarakan.

"Kejar goblok!" terdengar suara Reynan yang masih Kaira dengar.

"Oh iya lupa," Karel menyaut.

'Yah aduh.' Kaira membatin.

"Kairaa!!" Karel memanggil bersama derap langkah kaki lelaki tersebut, dan itu membuat Kaira mau tidak mau harus menghentikan langkahnya. Setelah menarik nafas panjang dan dihembuskan pelan, Kaira membalikkan lagi badannya. Ia terkejut kala Karel masih berlari kecil untuk mendekat. Dengan segera, Karel menghentikan langkah kakinya agar tidak menabrak.

Kaira memundurkan kakinya satu langkah ketika menyadari Karel berhenti hanya beberapa jengkal di depannya. Setelah itu, Reynan ikut menghampiri Kaira dan juga Karel.

"Ya?" balas Kaira.

Karel tersenyum lebar, "Apa kabar?"

"Buset dah lo," Reynan menyikut Karel dan mendengus keras. Setelah itu, Reynan mengalihkan pandangannya pada Kaira.

"Ra, lo harus ikut kita." ucap Reynan.

Kaira mengernyit. Ajakan itu terlalu tiba-tiba. "Kemana?"

"Ngelurusin semuanya. Tentang lo, Arden, Belinda, Davin, Keshia."

Kaira kembali bingung akan ucapan Reynan. Setahu Kaira, yang bersangkutan dalam masalah ini hanyalah dirinya, Belinda, dan Arden. Maka dari itu, ia bingung ketika Reynan menyebut nama Davin dan Keshia--nama yang baru ia dengar. Pun dengan Reynan yang seolah mengetahui semuanya.

"Emang lo tau sesuatu?" tanya Kaira, matanya menyipit pada Reynan.

"Tau lah!" Karel yang menyaut, "Makanya, gue sama Reynan mau ngumpulin orang-orang yang bersangkutan."

Reynan mengangguk, "Yoi. Gue udah suruh Davin sama Arden buat langsung ke rumah Karel--"

"LAH KOK RUMAH GUE?!" jeda. "Katanya di rumah lo!"

Reynan mencibir, "Lagi ngga mau berantakan ah rumah gue,"

Karel berdecak. "Yaudah, langsung kesana ae." lelaki itu kemudian menatap Kaira, "Um.. Kaya biasa ya, Kay. Nebeng. Hehehe..."

One And Only K [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang