49. This Night

1.2K 114 7
                                    

Satu bulan kemudian, setelah lebaran, dan sekolah masih ada waktu libur.

Banyak hal yang terlewati dengan Karel dan Kaira. Mereka bahkan semakin dekat satu sama lain. Dengan perasaan yang nyata adanya, Karel berharap bahwa Kaira akan selalu seperti ini. Tersenyum tanpa tangisan lagi. Selama satu bulan itu pula, mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Entah itu bermain ice skate, mencoba berbagai wahana di dufan, challenge makan samyang sampai wajah keduanya memerah, bikin cover nyanyi ala-ala mereka, buka puasa bersama, lebaran saling mengunjungi, dan banyak hal lainnya. Hal kecil, namun menyita banyak ruang dalam hati. Rasanya bebas karena rapot telah dibagi dengan hasil yang memuaskan, ditambah libur panjang seperti saat ini.

Sore ini, Kaira menarik nafasnya dalam-dalam untuk kesekian kalinya, jantungnya berdetak tidak karuan sedari tadi. Jam sudah menujukkan pukul empat sore. Dan dari pukul sekarang, ada waktu tiga jam lagi menuju perlombaan nasional akan diadakan.

Rumah Kaira pun sekarang diisi oleh Miss Ocha, Mbak Eci--sebagai penata rias, Bi Sum, dan Belinda yang ikut disini untuk mendampingi Kaira.

"Latihannya cukup ya, Kaira. Sekarang kamu make up dulu." ucap Miss Ocha. Namun sebelum wajah Kaira dioleskan tumpukan make up, Kaira pamit ke belakang karena mendapatkan telepon di ponselnya.

Dan betapa senangnya Kaira ketika melihat nama Hansel sebagai id caller disana.

"Kay, lo telponan aja dulu, gue di make up duluan ye sama mbak nya." Belinda terkekeh, dan Kaira dengan senang hati mengiyakan. Karena jujur, ia begitu merindukan Hansel.

Di taman samping rumah, Kaira segera menggeser layar berwarna hijau. Beberapa detik setelah itu, muncullah wajah sepupunya.

"KAK! MAU LOMBA SEKARANG YA?!" Hansel terlihat begitu heboh. Apalagi Daisy yang kini merebut ponsel Hansel demi berbicara dengan Kaira.

"Halo, kak--"

"Woy, Hansel duluan!"

Alhasil, mereka rebutan hp.

Untuk kesekian kalinya, mereka akhirnya dilerai. Kali ini bukan tante Nia yang dulu Kaira lihat selalu gemas sendiri dengan anaknya yang suka ribut. Melainkan menampilkan muka paman Kaira yang notabene-nya adalah adik dari bunda Kaira.

"Assalamualaikum Kaira... Lombanya hari ini ya?"

"IH PAPAH, HANSEL DULU DONG YANG NGOMONG KE KAK KAIRA."

"IH ENGGA, DAISY DULU, PAPAH!"

Yah kan, rebutan lagi.

Namun hal itu yang membuat Kaira kembali tertawa.

Setelah suara grusak-grusuk karena Om Irwin menyuruh Hansel dan Daisy untuk keluar dari sebuah ruangan yang tadi ditempati mereka, kini Kaira bisa melihat dengan tenang wajah dari pamannya ini. Ada kesamaan dari hidung, mata, dan bibir yang dimiliki Om Irwin dengan Bunda Kaira.

"Kaira, kamu semangat oke lombanya?! Jangan grogi. Anggep aja semua penonton disitu sejenis sama Hansel. Biar nggak demam panggung."

Kaira tertawa. "Aamin om! Makasih banget ya."

"Oh ya Kaira, ada satu kejutan buat kamu sebelum lomba.."

Kaira mengernyitkan dahinya. "Ada apa Om?"

"Aduh, batre Hansel habis. Hanseeel!"

Tut, tut, tut --koneksi terputus.

Ah, Kaira menyayangkan ini. Padahal dia belum berbicara banyak dengan Om Irwin, dan yang lainnya. Bahkan pula Kaira belum menanyakan tentang bunda. Dan... Apa yang akan Om Irwin berikan sebagai hadiah untuk Kaira seperti apa yang dikatakannya tadi?

One And Only K [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang