Suasana kafe yang begitu tenang sore ini, menyambut datangnya gadis dengan rambut cepolnya. Kakinya melangkah menuju meja kosong, dan mendudukkan dirinya di sana. Diikuti lelaki yang berjalan di belakangnya dan berucap banyak hal pada gadis itu.
"MAAPIN IH KAIRA!"
Kaira membulatkan matanya refleks. Efek menghiraukan Karel banyak bicara, malah membuat lelaki itu bersuara kencang dalam kafe yang lumayan ramai.
"Apa ih, iya." Kaira mendudukkan dirinya di meja yang kosong.
"Nah, gitu dong." jawab Karel dan duduk tepat di hadapan Kaira sambil tersenyum jail. Yang mana, dimata Kaira itu sangat menyebalkan. "Mau makan apaan lu?"
Tidak lama, pelayan dengan pakaian khas kafe datang, dan menanyakan pesanan. Mereka pun menyebutkan makanannya masing-masing sambil melihat daftar menu.
Kaira, ia tidak perlu lagi memasang earphone untuk mendengarkan musik musik pada ponselnya. Karena di kafe ini, sudah ada panggung kecil dengan penyanyi yang menyanyikan beberapa lagu bertempo selow. Lagu-lagu yang membuat suasana kafe disini makin tenang.
"Kay," Karel memanggil Kaira, pandangan matanya menatap lurus gadis di hadapannya itu. Tapi sayang, Karel hanya mendapatkan diamnya Kaira. "Masih ngambek ya buset."
Kaira mendengus malas. "Udah panik banget gue, lo malah bercanda gitu. Gak lucu."
Karel terkekeh. "Abisan lucu liat muka panik lo. Merem merem manjah--"
"Lo balik sendiri, ya?!" Kaira menatap Karel kesal. Dirinya sudah benar-benar geram dibuatnya.
"KAY! Gitu amat lo sama gue?!" suara Karel naik dua oktaf.
Dan Kaira hanya mampu menepuk jidatnya sembari menundukkan kepalanya. Malu. Sekarang ini, mejanya malah menjadi santapan tatapan dari beberapa pengunjung kafe. Dan itu semua disebabkan oleh Karel, Karel, dan Karel.
"HEY KAIRA!"
Kaira mendongak kemudian menaruh telunjuknya di depan bibirnya yang maju satu senti. "Gausah berisik bisa nggak sih, Rel?"
Karel menatap ke sekelilingnya, dan ia baru menyadari beberapa pengunjung sedang menahan tawa setelah menatap pada meja Kaira dan Karel. Tapi, ia tidak begitu peduli.
Karel kemudian mengalihkan tatapannya menuju Kaira lagi dengan melas. "Kay, anter pulang,"
Kaira menatap jengkel ke arah Karel.
"KAIRAA JAWABBBBB DONGGG."
"Iya ih!" ucapnya dengan ikhlas tidak ikhlas, agar lelaki di hadapannya itu berhenti berteriak yang membuatnya malu.
"Ikhlas ga nih?"
"Nggak--ya, ya, ikhlas." Kaira segera meralat ucapannya agar Karel ribut lagi. Karel pun hanya menampilkan cengirannya.
"Abis ini sholat maghrib di masjid deket sini ye Kay, terus kemana lagi enaknya?" Karel menepuk-nepukkan dagunya, berfikir. Pikirannya sudah membawa dirinya pada timezone. Ia rindu mendapatkan banjir tiket di area permainan disana. Juga ia ingin sekali membeli crepes dengan rasa banana choco cheese kesukaannya.
Namun pikirannya harus kandas, saat Kaira menyebutkan satu kata.
"Pulang," begitu ujarnya sambil menatap ke arah panggung kecil dengan penyanyinya yang memakai dress merah pendek dan membawakan lagu Happier oleh Ed Sheeran.
Karel menatap Kaira dengan tatapan tidak terima, namun ia hanya bisa menopangkan dagunya di atas tangan yang menyandar pada pada meja. Dan bibir bawahnya yang dimajukan satu senti.
KAMU SEDANG MEMBACA
One And Only K [Completed]
Teen FictionKaira Alsava. Gadis yang sangat menyukai ketenangan. Di balik musik yang ia dengarkan setiap waktu, Di balik film yang ia tonton setiap malam, Di balik novel yang ia baca setiap senggang, Ia adalah seorang gadis yang menyimpan sejuta luka. Yang hany...