42. a little war

1.2K 130 25
                                    

"Ini Kaira." terjadi jeda yang Karel cipta.

"Ya gue juga tau--"

"Bukan Keshia."

Beberapa detik setelah pengucapan dari Karel, tercipta suasana yang hening. Kaira lagi-lagi mendengar nama Keshia, nama yang tidak pernah ia dengar sebelumnya.

"Keshia?" Davin membuka suara.

"Iya. Keshia Asmira." kini giliran Reynan yang angkat bicara, mata cokelat gelapnya menatap Davin dengan tatapan meyakinkan. Bahkan dirinya tidak peduli akan tatapan tajam yang Arden layangkan padanya.

"Nan," Arden melangkah mendekati lelaki yang dipanggilnya, dan sekejap kemudian, ia menarik kerah baju yang dipakai oleh Reynan. "GUE UDAH BILANG KE LO KAN?! BUAT NGGAK SEBAR INI?!"

BUGG!

"ARDEN! LO APA-APAAN SIH?!" Belinda bertindak, mendekati keduanya dan menarik Reynan untuk menjauh. Begitupula yang dilakukan Davin di belakang Arden.

"Hal yang lo lakuin keterlaluan, Den! Gue nggak bisa diem terus!" Reynan mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Ck, perih.

Sedangkan Kaira, ia bingung harus apa. Dirinya masih belum mengerti situasi. Dengan suasana yang tiba-tiba langsung memanas hingga Arden bisa se-emosi itu pada Reynan.

Dan sekarang, suasana cukup hening. Arden bernapas dengan tidak teratur, terlihat sangat emosi.

"Emangnya apa? Kenapa tiba-tiba bawa Keshia?" tanya Davin mengedarkan pandangannya pada ketiga sahabatnya.

"Rel, apapun yang mau lo jelasin, usahain kasih tau baik-baik." Kaira berucap pada Karel. Walau ia tidak tahu apa yang akan diperbincangkan, Kaira hanya berusaha mencegah kekacauan yang ditakuti akan berlanjut. Dan sepertinya, memang iya.

Karel mengangguk sekilas. Parahnya, tidak ada orang dewasa dirumah Karel. Jika saja ada ibu Karel, mungkin Arden tidak akan main hantam seperti tadi.

"Bermula dari Keshia si anak baru yang bisa narik perhatian Davin." Karel berucap. "Termasuk Arden."

Dapat Kaira lihat, raut wajah Davin berubah terkejut. Begitupun Arden yang mulai mengerti, rahasianya akan terbongkar saat ini juga. Di depan Davin, dan perlahan akan merambat tepat di depan Belinda dan Kaira.

"Lo suka Keshia?" tanya Davin pada Arden yang jelas-jelas namanya baru disebut oleh Karel.

Arden menoleh ke arah Davin. Dua detik setelah itu, ia menoleh lagi ke arah Reynan dan menyeret kerah lelaki itu lagi dan menonjoknya.

"ANJING LO!"

"ARDEN! ASATAGA! UDAH!" Belinda menahan tinjuan yang Arden layangkan pada Reynan, dengan memberikan bantal sofa di muka Reynan. Setidaknya, itu sedikit mengamankan wajah Reynan.

"Lo kenapa sih?" Davin menarik baju Arden dari belakang. "Itu Reynan! Ngapain lo hantam gitu?! Lo ada masalah apa?!"

Kaira memperhatikan orang-orang itu dengan perasaan takut. Ia tidak menyangka, selekat itu pertemanan antara Reynan, Arden, Davin, dan Karel, tapi bisa terjadi perpecahan adu hantam seperti ini.

"Selama lo pacaran sama Keshia, Vin. Arden nyimpen rasa ke cewek lo." Karel melirik Arden, "Gue kira dia saat itu cukup ikhlas buat nerima kalo Keshia lebih suka sama lo, gue kira dia ikhlas waktu Keshia jadi pacar lo, gue kira dia juga ikhlas pas Keshia pergi untuk selama-lamanya."

Kaira tersentak. Jadi.. Keshia yang ada dalam perbincangan ini, sudah tiada?

Kaira menengok ke arah Belinda, ingin tahu bagaimana raut wajah sahabatnya saat mengetahui ini semua. Tapi yang dilihatnya, Belinda terus berusaha memundurkan Reynan untuk menjauhi Arden. Mata Belinda bahkan menatap seseorang yang masih dicintanya itu seperti orang asing. Arden benar-benar berbeda.

One And Only K [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang