18

6.5K 730 48
                                    

Jungkook mengambil langkah seribu. Berlari mengeluari toko pakaian lalu melompat-lompat kecil sembari menunggu lampu merah dihadapannya berubah warna menjadi hijau. Hanya kurang dari sepuluh detik, tapi rasanya seperti satu abad lamanya. Kalau tidak sedang diburu waktu, mungkin Jungkook akan dengan sabar menunggu tiang penghitung waktu itu menyelesaikan tugasnya. Namun, jelas saat ini keadaan berbeda.

Ia lupa. Sama sekali lupa dengan rencananya hari ini bersama Taehyung. Terlampau asyik melihat-lihat berbagai jenis model pakaian terkini yang berjejer rapih di dalam toko sampai waktu istirahat makan siang hampir terlewati.

Jungkook merutuki kebodohan dirinya. Sudah ia pergi tanpa pamit ㅡkepada Taehyungㅡ dan sekarang ia malah menambah masalah dengan keterlambatannya. Pikirannya total kalut dengan berbagai spekulasi tentang bagaimana reaksi Taehyung nanti saat menyadari ketiadaannya.

"Ughㅡ"

Kakinya bergerak cepat menaiki tangga menuju pintu masuk gedung. Merasa tidak sabaran menunggu beberapa orang berpakaian formal bergiliran masuk ke pintu kaca berputar. Jungkook melirik ponselnya sekilas.

Jam 12.45 siang.

"Mati aku!"

Sampai akhirnya Jungkook telah menginjakkan kaki di lobi gedung yang terlampau luas. Mengabaikan sapaan ramah wanita penjaga meja resepsionis dan berlari secepat kilat menuju lift. Beruntung tangannya masih sempat menyempil diantara pintu lift yang nyaris tertutup. Bernapas lega saat melihat tangannya kembali dengan utuh dan berhasil mencegah pintu itu tertutup rapat.

Jungkook membungkuk untuk meminta maaf pada beberapa pegawai yang berada di dalam lift kemudian masuk ke dalamnya dengan nafas terengah. Ia menekan tombol lantai paling atas, memililh berdiri di pojok dekat deretan tombol pilihan lantai dan menyandarkan bahu di sana. Jungkook berusaha menetralkan deru napasnya yang memburu seperti habis dikejar binatang buas. Sesekali menghapus peluh yang mengucur di kening dan berdoa dalam hati semoga Taehyung terlalu sibuk dengan urusannya atau paling tidak jadwal janji temunya dengan seorang klien ㅡatau apalah ituㅡ cukup menyita waktunya hingga ia sama sekali tidak menyadari kepergian Jungkook.

Dan disinilah Jungkook.
Berdiri tegang di depan pintu masuk menuju ruang kerja Taehyung. Ia meneguk salivanya kasar. Terus bergumam dan merapal doa dalam hati semoga dewi fortuna masih berpihak padanya.

Tok

Tok

Tok

Tiga kali ketukan dan tanpa menunggu jawaban, Jungkook membuka pintu secara perlahan. Sedikit mengintip dari balik celah kecil yang sengaja diciptakannya untuk memantau bagaimana kondisi di dalam atau setidaknya sekedar mengetahui apa yang tengah dilakukan pemuda Kim di dalam.

Bayangan Jungkook mengenai Taehyung yang masih sibuk mengobrol dengan kolega perusahaan lenyap sudah saat pandangan matanya terhalang oleh entitas seorang pria yang berdiri tegap seraya melipat kedua tangan di dada ㅡbersidekapㅡ sesaat setelah kepalanya menyembul untuk sedikit mengintip.

Jungkook sampai harus mendongakkan kepalanya hanya untuk bertemu pandang dengan kedua netra sang pria yang menatapnya bengis. Kentara sekali binar ketidaksukaan disana atas kehadiran Jungkook.

Jungkook meringis kecil. Menegapkan tubuhnya yang sebelumnya sedikit merunduk takut.

Jungkook persis seperti orang yang ketahuan mencuri.

"Ha-hai." Sapanya canggung sembari menggaruk tengkuk belakanga leher.

Yang disapa ㅡTaehyungㅡ tidak menyahut.

Between Us (Vkook) END #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang