Is It Him?

7.9K 813 3
                                    

Pagi telah tiba saat dua sosok anak adam masih terlelap dalam tidurnya.

Hyung~

Suara lirih Jungkook membangunkan Taehyung yang tertidur di sebuah kursi kayu sebelah ranjangnya. Taehyung sedikit tersentak dalam tidurnya, tapi dalam sekejap berhasil mendapatkan kesadarannya secara sempurna dan langsung terfokus pada Jungkook.

Kedua alisnya menekuk heran saat mendapati tubuh Jungkook berkeringat cukup banyak. Ditambah lagi pemuda itu terlihat kesulitan bernapas dan bergerak tidak nyaman dengan mata terpejam.

Buru-buru Taehyung menyentuh dahi Jungkook.

Hyung~" Racau Jungkook.

“Panas. Astaga tubuhnya panas sekali!!” Jungkook demam.

Taehyung berlari tunggang langgang menuju ruang kerjanya. Mencari ponsel yang semalam ia tinggalkan begitu saja diatas meja. Dengan cekatan mencari satu kontak nama kemudian menghubunginya.

“Seokjin-hyung, Apa kau bisa kemari sekarang? Ke rumahku? Jungkook demam.” Taehyung berucap tanpa jeda.

ahㅡ Terima kasih banyak, Hyung. Kutunggu.”

Setelah panggilannya itu berakhir, Taehyung lantas bergegas menuju dapur. Berniat mencari kain dan sebaskom air dingin untuk mengompres Jungkook, sekedar meredakan demamnya.

“Aku rasa ini cukup.” Gumamnya lalu melangkah pergi. Kembali menuju kamar Jungkook.

“Taehyung~”

“Aku datang, Jungkook.”

Keadaan Jungkook masih sama seperti sebelumnya. Dadanya naik turun tidak beraturan dan matanya pun masih tertutup rapat. Sepertinya Jungkook mengigau karena demamnya yang terlalu tinggi.

Taehyung meletakkan baskom berisi air dingin itu di atas nakas sebelah ranjang. Merendam sebuah handuk kecil ke dalamnya lalu mengangkat dan memerasnya. Setelah dirasa cukup, Taehyung membawa handuk itu untuk diletakkan pada kening Jungkook. Pertolongan pertama untuk demam yang diajarkan oleh ibunya dulu.

“Bersabarlah, Jungkook.” Rautnya terlihat begitu cemas. Tidak pernah sekalipun Taehyung merasa seperti sekarang ini. Melihat Jungkook yang nampak begitu tersiksa dalam tidurnya membuat Taehyung merasa kacau.

Butuh waktu sekitar sepuluh menit sampai akhirnya Seokjin tiba. Tanpa banyak bicara langsung memeriksa kondisi Jungkook setelah Taehyung mempersilahkannya masuk dan membawanya ke kamar Jungkook.

“Bagaimana?” Tanya Taehyung segera setelah Seokjin meletakkan kembali peralatannya. Saat ini Taehyung berdiri tepat di sebelah Seokjin yang duduk di tepian ranjang.

“Hanya demam biasa. Sepertinya dia kelelahan dan terlalu banyak pikiran. Apa terjadi sesuatu?” Seokjin bangkit lalu mengantongi stetoskopnya ke dalam jas putih panjang yang ia kenakan.

Taehyung menghela napas panjang.

“Semalam Jungkook mendengar pembicaraan kita di telepon.”

“Maksudmu soalㅡ“ Taehyung mengangguk mengiyakan.

“Aku terpaksa mengatakan semuanya. Setelah kupikir lagi, Jungkook memang sudah seharusnya mengetahui semuanya. Tapi, aku melakukan sebuah kesalahan. Aku tidak menyangka jika dampaknya akan separah ini. Semalam, setelah aku mengatakan yang sebenarnya, dia menangis hebat sampai akhirnya kelelahan dan tertidur dalam pelukanku.” Kentara sekali perasaan bersalah pada setiap ucapan Taehyung.

“Ini bukan salahmu, Taehyung. Jika aku jadi Jungkook, akan sulit bagiku menerima semua kenyataan ini. Apalagi mengingat kondisi Jungkook sekarang, dia memang rentan sakit jika terlalu banyak pikiran. Jangan menyalahi dirimu sendiri. Semua yang kau lakukan itu sudah benar, Kim.” Seokjin berkata dengan bijak sembari menepuk pundak Taehyung.

Between Us (Vkook) END #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang