Jungkook?

8.4K 950 24
                                    

Taehyung baru saja terbangun dari tidurnya. Mengernyitkan dahi saat tidak mendapati Jungkook di sebelahnya. Ia arahkan pandangan pada jam yang tergantung di dinding. Rupanya hari sudah sore. Ia benar-benar tidur seharian.

Taehyung mengusak rambutnya asal kemudian beranjak dari tempat tidur tanpa merapihkannya. Berjalan keluar dari kamar seraya memanggil nama Jungkook. Namun, nihil. Tidak ada jawaban.

Taehyung mengecek ke kamar Jungkook yang berada tepat di samping pintu kamarnya. Kosong, Jungkook tidak berada di dalam. Kamarnya masih rapih, seperti tidak tersentuh sama sekali.

Ia pun menuruni anak tangga. Berniat menuju dapur. Berpikir Jungkook mungkin tengah menyiapkan makan malam. Namun, hasilnya sama. Ia tidak menemukan Jungkook. Bahkan ia baru menyadari rumah besarnya terasa sunyi dan itu cukup untuknya menyimpulkan bahwa jika ia ke ruang tamu pun hasilnya akan tetap sama karena Jungkook akan selalu menyalakan televisi jika berada disana.

Kemana perginya pemuda itu?

Taehyung baru akan mengambil ponselnya di kamar saat ekor matanya menangkap entitas selembar kertas kecil yang terselip di bawah gelas bening.

Aku pergi ke supermarket untuk membeli bahan makanan. Akan segera kembali.

Jeon Jungkook.




Dan pesan yang tertulis di kertas kecil itu cukup membuat Taehyung bernapas lega. Ia pun mengurungkan niatnya untuk kembali ke kamar dan beralih melarikan diri ke ruang tamu. Berniat menonton satu atau dua acara televisi kesukaannya.

Ketika ia sedang mencari keberadaan remote untuk menyalakan benda kotak tipis tersebut, Taehyung justru menemukan benda lain di atas meja yang menarik atensinya. Berakhir melupakan tujuan awalnya dan menarik sebuah tas hitam kecil yang ia ketahui adalah milik Jungkook.

Taehyung duduk di sofa, menaruh tas hitam itu diatas pangkuannya.

Ia merogoh isi tas tersebut. Mengeluarkan beberapa benda milik Jungkook.

Sehelai baju yang terkoyak di beberapa bagian, cincin emas dengan susunan angka di bagian dalam, dan sapu tangan putih bertuliskan nama lengkap Jungkook.

Taehyung mengingat semua benda tersebut. Benda yang melekat di tubuh Jungkook saat pertama kali ia menemukan Jungkook tergelepar tidak berdaya di tengah hutan yang lebat. Dengan kondisi tubuh bermandikan darah segar dan sederet luka menganga di beberapa bagian tubuhnya.

Melihat benda-benda itu seolah mengajak Taehyung kembali mengingat ke belakang. Ingatan yang masih tergambar jelas di kepalanya. Pertemuan pertamanya dengan Jungkook yang tidak bisa dibilang menyenangkan.

Taehyung nyaris tenggelam dalam ingatannya ketika suara dering telepon menginterupsi. Menggema ke penjuru rumahnya yang sepi.

Awalnya ia merasa heran karena walaupun ia memiliki telepon rumah, tapi benda itu jarang sekali terpakai. Apalagi baik ia maupun Jungkook sama-sama memiliki ponsel sendiri.

Mengesampingkan hal itu, Taehyung tetap bergerak untuk menjawab panggilan tersebut. Sebelum deringan berhenti dan Taehyung melewatkan informasi yang seharusnya bisa ia ketahui.

Kemungkinan besar itu Jungkook karena Taehyung baru ingat jika ia meninggalkan ponselnya di kamar. Mungkin Jungkook berusaha menghubungi nomornya, tapi tidak kunjung mendapatkan jawaban dan berakhir menelepon ke nomor rumah mereka.

"Halo. Kim Taehyung disini."

"AhㅡTaehyung-ah, Ini aku Jung. Jung Hoseok!"

"Detektif Jung?"

"Iya, ini aku. Oh astaga, kukira kau tidak akan mengangkat panggilanku. Beribu kali aku menghubungi ponselmu, tapi tidak ada jawaban. Makanya aku mencoba ke nomor ini. Beruntunglah kau mengangkatnya." Taehyung dapat membayangkan ekspresi pria yang lebih tua darinya tersebut.

"Maafkan aku, Hyung. Ponselku, kutinggalkan di kamar."

"Hhm, Bukan masalah. Ah iyaㅡ aku mempunyai informasi penting yang harus ku sampaikan padamu. ini soal pemuda asing bernama Jungkook itu."

Tubuh Taehyung menegang seketika.

"Sesuai permintaanmu waktu itu. Aku berhasil menemukan semua informasi mengenai pemuda itu."













.
.
.
.
.









Ting

"Silahkan datang lagi!!"

Jungkook berjalan mengeluari supermarket. Menenteng dua kantung plastik penuh berisi persediaan makanan untuknya dan Taehyung selama seminggu. Jungkook nampak kesulitan dengan beban berat di kedua tangannya.

"Ughㅡ haruskah aku meminta Taehyung untuk menjemputku?" Keluhnya. Tidak peduli meski ia menyebutkan nama Taehyung tanpa embel-embel "Hyung" sebagai unsur hormat.

Jungkook menepi kemudian meletakkan barang belanjaannya di kedua sisi tubuh. Mengeluarkan ponsel pintar dari saku jaketnya kemudian berniat menekan nomor panggilan cepat untuk Taehyung. Namun, tiba-tiba gerakannya terhenti.

"Tapi, bagaimana kalau dia belum bangun dan aku malah mengganggu tidurnya? Melihatnya yang begitu pulas tadi, aku jadi tidak tega. Dia pasti benar-benar kelelahan." Jungkook mulai bimbang.

Ia menghela napas panjang.

"Ok, baiklah, Jeon. Rumahmu tidak jauh dari sini. Jangan manja. Kau itu pria, ingat." Jungkook menyemangati dirinya sendiri.

Jungkook mengangkat kepalan tangannya ke depan wajah. Menunjukkan gestur "Jungkook, kau pasti bisa!!" kemudian kembali meraih kantung belanjaannya.

"Aku harus bergegas sebelum hari semakin gelap."

Jungkook baru berjalan beberapa langkah saat tiba-tiba tubuhnya terpelanting kembali kebelakang. Nyaris jatuh membentur jendela kaca supermarket yang tadi ia masuki karena Jungkook memang hanya bergeser beberapa langkah dari pintu masuk untuk menepi. Untungnya ada uluran tangan yang mencegah dirinya terjatuh.

Jungkook mengaduh kesakitan sembari memegangi keningnya. Sepertinya ia tidak sengaja menabrak seseorang dan kebetulan keningnya membentur bagian dada orang tersebut. Karena tidak siap, Jungkook sampai menjatuhkan kantung belanjaannya hingga barang-barangnya berceceran di jalan.

"Maafkan aku. Apa kau baik-baik saja?" Tanpa melihat pun Jungkook dapat mengetahui kalau orang itu adalah seorang pria. Apalagi suaranya yang terkesan berat walaupun tidak seberat suara Taehyung.

"Ahㅡ iya aku tidak apa-apa. Aku juga minta maaf. Harusnya aku lebih memerhatikan langkahku." Jungkook berjongkok untuk merapihkan barang belanjaannya. Pria itu pun turut membantu Jungkook.

"Terima kasih banyak. Aku sangat terbantu." Ujar Jungkook saat semua barang belanjaannya selesai dibereskan. Mereka berdua berdiri bersamaan.

Jungkook yang terlalu sibuk dengan barang belanjaannya, tidak menyadari kalau sosok pria yang ditabraknya barusan terus memerhatikannya. Menelisik tiap sisi wajahnya dengan tatapan penuh selidik.

"Apa kau benar-benar baikㅡ"

"Aku sedang terburu-buru. Sekali lagi aku minta maaf. Kalau begitu aku permisi."

Tanpa mengindahkan tangan pria itu yang mencoba meraih tangannya ㅡmencegah Jungkook pergiㅡ, Jungkook berlalu begitu saja. Melangkah dengan sedikit berlari kecil. Meninggalkan pria itu dengan raut heran sekaligus terkejut.

"Itu tidak mungkin Jungkook kan?"

TBC

Wah siapa tuh??

Besok... Bolos up sehari ya?

Vomment
😣😣🙏🙏

Between Us (Vkook) END #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang