"Bagaimana kalau aku katakan bahwa ada seseorang yang begitu menyayangimu dan menanti kehadiranmu?"
"Apa maksudmu?"
Mata mereka ㅡNamjoon dan Jungkookㅡ bersibobrok satu sama lain. Jungkook dengan tatapan herannya sementara Namjoon dengan pancaran mata penuh keyakinan seolah mengatakan dengan tegas bahwa keputusan Jungkook untuk membuang masa lalunya adalah sebuah kesalahan.
"Kau salah besar Jeon kalau menganggap bahwa tidak ada seorang pun yang menunggumu."
"Aku tidak mengerㅡ"
"Aku hanya akan mengatakannya sekali. Setelah itu, semua keputusan ada ditanganmu." Jungkook
masih tidak mengerti arah pembicaraan Namjoon. Rasanya seperti ia dipaksa untuk berpikir dengan keras menghubungkan setiap perkataan Namjoon untuk menemukan arti tersembunyi didalamnya."Kau, Jeon Jungkook. Kita saling mengenal dulu. Aku tahu kau dan kau pun tahu siapa aku."
"Aku tahu satu orang yang masih menunggu kehadiranmu. Sampai saat ini. Dia memang bukan keluargamu, tapi dia menyayangimu dengan tulus. Begitu pun kau yang merasakan hal yang sama untuknya. Setidaknya dulu.
"Kalau kau ingin tahu siapa orang itu, kau bisa ikut denganku sekarang untuk menemuinya. Tapi... jika keputusanmu sudah bulat dengan kehidupanmu yang sekarang, maka aku akan pergi."
"Semuanya terserah padamu."
.
.
.
.
.Taehyung memarkirkan mobilnya di basement rumah sakit. Setelah mencari Jungkook hingga ke sudut rumah dan berakhir dengan tangan kosong, Taehyung pun memutuskan untuk pergi ke rumah sakit. Satu-satunya tempat yang paling mungkin didatangi Jungkook sebab anak itu tidak tahu
banyak tempat di kota ini. Taehyung pun berharap dapat mendapatkan Jungkook-nya disini tengah berbincang dengan Seokjin di ruangannya.Taehyung setengah berlari menyusuri lorong rumah sakit. Beberapa orang memandangi tidak suka, tapi ia tidak peduli. Ia hanya ingin cepat-cepat menemui Jungkook dan menyelesaikan semuanya. Ia jelas tidak bisa bertengkar terlalu lama dengan Jungkook. Bukan sekali dua kali mereka terlibat adu mulut, tapi ini adalah kali pertamanya Jungkook sampai kabur darinya.
Ceklek
Pintu ruangannya terkunci. Dahinya berkerut heran. Kemana Seokjin? Ini masih jam kerja, harusnya pria itu masih berada di ruangannya.
"Ahㅡ permisi." Taehyung memutuskan untuk menghentikan salah seorang perawat yang lewat.
"Ya, ada yang bisa saya bantu, tuan?" Ucap sang perawat sopan.
"Apa kau tahu dimana dokter Kim? Setahuku seharunys dia ada di ruangannya sekarang."
"Maksud Anda dokter Kim Seokjin?" Taehyung mengangguk.
"Beliau sedang menjadi relawan di Jepang dan baru akan kembali dalam beberapa hari."
Taehyung tidak tahu menahu soal itu sama sekali. "Begitu. Baiklah, terima kasih banyak."
Perawat itu pun kembali melanjutkan aktifitasnya. Meninggalkan Taehyung yang duduk termenung di depan ruangan Seokjin. Sekali lagi ia mengeluarkan ponselnya. Mencoba menghubungi nomor Jungkook.
Nihil.
"Jeon Jungkook, jangan seperti ini aku mohon."
Entah bagaimana perasaannya benar-benar buruk. Jungkook bagaikan hilang ditelan bumi. Pemuda itu tidak pernah seperti ini sebelumnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us (Vkook) END #Wattys2019
Fanfiction"Aku tidak tahu dia siapa, tapi aku merasa nyaman berada di dekatnya." -Jjk "Waktu itu, aku hanya ingin menolongnya... Tapi sekarang aku tak ingin kehilangannya." -Kth Vkook Taekook BoyxBoy NamjaxNamja Bangtan Yaoi Zoopapp