Obrolan Singkat

3.8K 446 4
                                    

Maaf kemaleman

Baru sampe rumah












.
.
.
.
.
.
.
.
.
.















“Kita bisa bicara disini. Ini ruang kerjaku.” Tutur Taehyung setelah menutup rapat pintu ruangan tersebut. Jimin sendiri sudah lebih dulu berada di bagian tengah ruangan. Menunggu sang empunya mengambil tempat terlebih dahulu dimana mereka bisa berbincang dengan nyaman dan leluasa.

“Duduklah.” Taehyung mempersilahkan Jimin untuk duduk di sofa kecil yang posisinya berhadap-hadapan. Setelah itu, tidak ada satupun diantara keduanya yang berkeinginan untuk membuka pembicaraan terlebih dahulu. Pun Jimin yang meminta agar mereka dapat berbicara secara empat mata masih bungkam. Seolah pria itu masih menimbang-nimbang bagaimana caranya memulai percakapan. Jimin tidak seperti Yoongi yang bisa dengan santai membuka mulut seolah-olah tidak ada terjadi diantara mereka.

Dilihatnya Jimin mengambil napas panjang setelah merogoh sesuatu di saku celananya. Taehyung tetap diam menunggu.

“Iniㅡ aku ingin memberikanmu ini.”

Kedua mata Taehyung bergerak sejalan dengan tangan kanan Jimin yang terulur ke arahnya. Taehyung sama sekali tidak punya petunjuk soal apa yang hendak diberikan Jimin padanya. Seingatnya, ia tidak pernah merasa menitipkan atau meninggalkan sesuatu kepada pria tersebut. Saat Jimin akhirnya membuka kepalan tangannya, Taehyung tercengang. Dilihatnya dua buah cincin emas yang tergeletak manis di telapak sang pria seolah tengah menunggu untuk dimiliki seseorang. Taehyung jelas mengenal cincin tersebut. Ia terlampau sering melihat keberadaan cincin itu melingkar apik di jari manis pemuda pujaannya ㅡdulu, sehingga ia dapat dengan mudah mengenalinya ㅡmeskipun hanya dalam satu kali lirikan.

“Bukankah iniㅡ“

Yaㅡ cincin itu adalah cincin pertunangan Jimin dan Jungkook.

“Cincin itu bukan lagi hak-ku. Jungkook dan kauㅡ kalian lah yang pantas memilikinya.”

Jimin mengisyaratkan Taehyung untuk segera mengambil alih cincin yang berada di telapak tangannya. Taehyung lantas meraihnya meskipun dengan hati penuh tanya. Taehyung ragu karena ia sama sekali tidak mengerti dengan maksud perkataan Jimin.

“Tapiㅡ bukankah ini milik kalian? Pertunangan kalianㅡ“

Jimin menggeleng. “Cincin itu bukan dariku. Cincin itu adalah pemberian mendiang ayah Jeon ㅡayah Jungkook. Dia yang memberikan cincin itu padaku. Dia bilang kalau cincin itu sebagai pengikat janji kalau aku akan selalu berada di samping Jungkook, bersama dengannya, membahagiakannya, menjaganya, dan melindunginya juga ㅡmencintainya.”

“Ayah Jeon juga bilang, kalau suatu saat aku tidak lagi bisa menepati janji itu, aku boleh melepaskan cincinnya dan memberikannya pada orang yang tepat. Orang yang akan menepati janji itu lebih baik dariku.”

“Kalau kau bertanya, tentuㅡ aku masih mencintai Jungkook. Tapi, aku sadar. Aku tidak bisa menepati janji yang lainnya. Bukan aku yang pantas berada di samping Jungkok, yang bisa membuatnya  bahagia. Aku yakin kau pasti mengerti maksudku.”

“Jimin, kauㅡ“ Taehyung menatap tidak percaya ke arah Jimin. Ia tahu Jimin pasti akan membicarakan sesuatu perihal hubungannya dengan Jungkook, tetapi Taehyung tidak pernah menyangka kalau Jimin akan berkata demikian. Terlebih memberikan cincin itu padanya.

“Tapi, itu bukan berarti rasa benciku padamu hilang seluruhnya. Apapun itu yang menyangkut soal Jungkook, kau akan berhadapan langsung denganku. Aku yang akan berdiri paling depan untuk menghajarmu kalau kau berani membuatnya kembali menangis. Kalau perlu, aku bisa saja merebut Jungkook kembali darimu. Ini bukan gertakan, tapi ancaman untukmu, Kim. Pastikan kau mengingat baik-baik kata-kataku hari ini.” Nada bicara Jimin berubah menajam. Ia tampak bersungguh-sungguh dengan semua kalimatnya barusan.

Between Us (Vkook) END #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang