Us (2)

7.1K 787 19
                                    

Maaf karena menghilang cukup lama







°°°°°°°°°°








Taehyung berjalan menuruni tangga sembari menguap dengan satu tangan mengusak rambutnya acak. Entah jam berapa semalam ia tertidur. Semalam ia terpaksa mengurung diri di ruang kerjanya setelah meminta sekretarisnya mengirim laporan yang harusnya ia periksa saat ia masuk nanti. Taehyung hanya tidak ingin menumpuk pekerjaan. Alhasil ia membaca dan menyelesaikan semuanya semalam.

Sampai pada anak tangga terakhir, gerakannya terhenti saat mendapati suara-suara aneh di dapur. Dengan kedua alis menekuk heran, ia melangkahkan kaki memasuki dapur. Rupanya suara-suara itu berasal dari Jungkook yang tengah menyiapkan sarapan.

"Apa yang kau lakukan?" Tidak tahu mengapa malah pertanyaan itu yang lolos dari mulut Taehyung padahal sudah jelas ia mengetahui jawabannya.

"Kau tidak tidur di kamarmu semalam." Jungkook memicingkan matanya. Menatap tajam Taehyung yang berdiri di sisi meja.

"Ada beberapa hal yang harus ku urus." Taehyung berkata tak acuh lalu berjalan mendekati Jungkook. Berdiri di depannya.

"Itu tidak penting. Apa kau sudah sembuh?" Taehyung kembali berucap kemudian menyatukan kening mereka. Berniat mengecek suhu tubuh Jungkook.

Tindakan tidak terduga yang dilakukan Taehyung itu membuat Jungkook membeku di tempatnya. Rona merah muncul di kedua sisi wajah, menjalar hingga ke telinga. Jungkook berusaha keras menahan diri saat menyadari betapa dekat wajah mereka saat ini.

"Uhm... Kurasa kau sudah semㅡ Yak!! Kutarik kata-kataku. Wajahmu astaga!!" Taehyung memekik heboh saat melihat wajah Jungkook yang berubah merah seperti kepiting rebus. Padahal Taehyung baru saja memastikan suhu tubuh Jungkook sudah kembali normal.

"Aish!! Bukan itu!!" Jungkook mendorong tubuh Taehyung menjauh lalu berbalik memunggunginya.

"Bodoh!!" Rutuknya dalam hati.

Jungkook berusaha menormalkan degup jantungnya dengan menarik napas dalam-dalam. Lima bulan hidup bersama rupanya tidak lantas membuat Jungkook terbiasa dengan sikap Taehyung yang terlampau manis padanya.

Ralatㅡ semakin manis.

"Jangan memaksakan diri jika belum benar-benar sembuh, Jeon."

Seperti belum cukup dengan yang tadi, Taehyung kini malah memeluk Jungkook dari belakang. Melingkarkan tangannya di pinggang ramping pemuda Jeon dan menopang dagu di bahu Jungkook. Menghirup dalam-dalam aroma tubuh Jungkook yang sudah menjadi candunya.

"Tenang, Jungkook. Tenang." Batin Jungkook.

"Harusnya aku yang berkata begitu. Kenapa kau masih juga mengurus pekerjaanmu saat di rumah? Kau pasti tidur larut lagi kan semalam? Lihat wajahmu. Harusnya kau lebih mengkhawatirkan dirimu sendiri, Taehyung."

Taehyung hanya bergumam sebagai jawaban atas omelan Jungkook. Saat ini ia lebih memilih menikmati posisi intim mereka berdua. Hal yang langka baginya dapat menikmati waktu seharian dengan Jungkook seperti ini. Urusan perusahaannya selalu menyita waktu lebih banyak ketimbang waktunya bersama Jungkook.

"Perhatikan kesehatanmu, Hyung. Nanti kalau kau sakit bagaimaㅡ"

"Kan ada kau." Semudah itu Taehyung menjawab.

Jungkook berdecih. Berakhir melepas paksa pelukan Taehyung lalu mendorong tubuh pria yang lebih tinggi darinya beberapa senti itu untuk duduk di salah satu kursi meja makan.

"Makan. Habiskan. Tidak mau tahu." Titah Jungkook tidak menerima penolakan.

Taehyung mengernyit saat melihat menu makanan mereka pagi ini. Tidak ada daging. Tidak ada roti. Hanya ada sayuran. Yang Taehyung lihat di kedua matanya hanya ada daun, daun, dan daun.

Ahㅡ Taehyung itu benci sayuran.

"Jeon... Ini apa?" Taehyung menoleh pada Jungkook yang duduk di hadapannya ㅡsisi lain meja makan.

"Makanan." Jungkook tidak memandang lawan bicaranya sama sekali. Ia sibuk mengisi piring Taehyung dengan berbagai jenis menu sayuran hasil masakannya.

"Ini. HA-BIS-KAN." Jungkook memberikan penekanan pada ucapannya. Menatap tajam Taehyung yang hanya bisa melongo tidak percaya.

Apa Jungkook lupa jika ia tidak menyukai sayuran?

Taehyung baru saja akan melayangkan protesnya saat melihat raut wajah Jungkook seolah tidak menerima bantahan. Pemuda itu benar-benar serius menyuruhnya menghabiskan semua sayuran itu.

"Ohㅡ Jeon, ayolah." Wajah Taehyung memelas. Berharap cemas pada keputusan Jungkook.

"Tidak terima penolakan. Ini hukuman karena kau selalu melanggar janjimu padaku. Habiskan, Kim Taehyung." Jungkook menyodorkan piring penuh berisi makanan tersebut ke arah Taehyung. Memelototi Taehyung yang masih menunjukkan wajah memelasnya.

Tidak ada yang bisa memerintah seorang Kim Taehyung, selain Jeon Jungkook di dunia ini.

"Satu syarat." Rupanya Taehyung tidak kehabisan akal. Ia menunjukkan senyuman jahilnya ke arah Jungkook yang membuat pemuda itu mengernyit.

"Suapi aku, ya?"

Dan Jungkook sukses memutar bola mata jengah, tapi seperti biasa. Tubuhnya bergerak sendiri untuk mematuhi permintaan Taehyung.

Pada akhirnya, bisa dikatakan mereka berdua impas.

Jungkook dengan kemenangannya atas Taehyung yang akan memakan habis semua sayuran yang ia masak dan Taehyung yang sukses mengambil kesempatan itu untuk bermanja-manja pada Jungkook.







.
.
.
.
.






































"Untung masakanmu enak." Ujar Taehyung saat Jungkook duduk di sebelahnya. Pemuda itu baru saja selesai membenahi dapur.

Mereka saat ini tengah berada di ruang tamu. Duduk bersebelahan di sofa berbahan kulit. Tidak berjarak, bahkan paha dan bahu mereka bersentuhan satu sama lain.

"Apa itu sebuah pujian, Presdir Kim?" Jungkook berkata tak acuh, tapi nadanya seperti mengejek. Ia mencuri remote televisi yang berada di tangan Taehyung dan langsung mengganti siaran televisi ke drama siang yang ia sukai.

Taehyung tidak terlalu mempermasalahkannya. Ia justru merubah posisi. Berbaring dengan paha Jungkook sebagai bantalan kepalanya. Tidak sadar diri jika tubuhnya itu tidak ringan. Beruntung Jungkook sedang serius menonton adegan drama di layar tipis tersebut.

"Hyung." Panggil Jungkook tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.

Taehyung hanya bergumam pelan. Ia sedang asyik menelisik dan memuja wajah indah Jungkook dari posisinya.

"Besok kerja?"

Taehyung terdiam sejenak. Sedang memikirkan jawaban apa yang harus ia berikan. "Hhmm... Kalau kau sudah benar-benar sehat, mungkin aku akan pergi. Ada janji temu yang kubatalkan dua hari lalu. Aku harus secepatnya mengatur ulang jadwal yang satu itu dan mengkonfirmasinya pada sekretaris Lee."

"Ada apa?" Ujar Taehyung lagi saat melihat Jungkook akhirnya menunduk untuk memandangnya.

Jungkook tidak menjawab. Malah memainkan helaian rambut Taehyung.

"Kenapa, hhmm?" Tanya Taehyung lagi sembari meraih tangan Jungkook dari kepalanya. Saling menautkan jemari mereka.

"Ikut. Ya?" Pinta Jungkook dengan pandangan matanya yang melembut.

"Jungㅡ"

"Aku tidak mau sendirian di rumah. Aku bosan." Potong Jungkook. Ia tidak menatap Taehyung tepat pada kedua matanya. Hanya berani melihat jemari mereka yang saling bertaut dan sesekali memainkan ujung jari Taehyung.

Taehyung menghela napas. Tidak tega melihat raut sedih yang ditunjukkan Jungkook.

"Baiklah, tapi besok jangan jauh-jauh dariku."

TBC

Between Us (Vkook) END #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang