Stay With Me

9K 993 13
                                    

Jungkook menggeliat dalam tidurnya. Kedua mata mengerjap pelan berusaha menyesuaikan diri dengan cahaya yang terasa menusuk. Sampai Jungkook menyadari ia tidak berada di kamarnya. Dengan mata sayu khas bangun tidur, Jungkook bangkit dan duduk bersandar. Ia baru ingat jika semalam ia tertidur di ruang kerja Taehyung.

"Hyung.." Panggilnya dengan suara parau sembari mengucek kedua mata. Diam-diam Jungkook meringis saat merasakan ngilu di punggungnya. Sepertinya terlalu lama tidur di sofa yang kecil dan sempit. Berdampak pada punggungnya yang belum sembuh benar.

"Apa tidurmu nyenyak?"
Jungkook menoleh ke sumber suara. Mendapati Taehyung lagi-lagi berkutat dengan dokumen-dokumen perusahaan di meja kerjanya. Jungkook sedikit heran saat melihat Taehyung yang masih mengenakan kemeja yang sama seperti semalam walaupun kini pria itu sudah terlihat lebih rapih. Rupanya pria itu benar-benar menginap di kantornya.

"Jam berapa?" Tanya Jungkook.

"Cukup siang bagiku yang tidak tidur semalaman. Sekarang jam delapan pagi." Taehyung mengetik sesuatu di laptop berlogo apel miliknya.

Perkataan Taehyung cukup membuat Jungkook langsung tersadar dan menatap tak suka ke arah Taehyung. "Apa yang kubicarakan semalam tidak cukup, Hyung. Kau juga butuh tidur astaga!! Kau sudah berjanji sema-"

"Iya, Jeon. Setelah ini kita pulang dan aku akan tidur seharian. Apa itu cukup?"

Jungkook mendecih, tapi tidak lagi menyanggah. Taehyung itu keras kepala, sama seperti dirinya. Oleh karena itu, mereka sering terlibat percekcokan kecil. Sama-sama keras dan kukuh pada pendirian. Tidak suka dibantah, tapi ada saatnya salah satu diantara mereka akan mengalah.









.
.
.
.
.











"Aaahhh." Taehyung membanting tubuhnya ke atas sofa ruang tamu. Tidak peduli dengan setelan jas yang masih melekat.

Setelah lima belas menit melelahkan berkendara pulang dari kantor, Taehyung akhirnya dapat merebahkan tubuh yang mulai terasa kaku.

"Mandi dulu. Aku akan siapkan air panasnya. Pastikan setelah itu kau tidur." Jungkook kembali dari ruang makan setelah meletakkan rantang makanan dan kantung isi makanan ringan yang ia bawa semalam.

Taehyung hanya bergumam kecil sebagai jawaban. Jungkook memutar bola matanya jengah kemudian mulai menaiki tangga satu persatu menuju kamar Taehyung.

Sekitar tiga puluh menit berlalu dan Taehyung baru saja selesai mandi. Berjalan keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan celana pendek selutut dan handuk melingkar di leher. Taehyung bertelanjang dada. Ia tersenyum saat melihat Jungkook sedang merapihkan tempat tidurnya.

"Minum teh hangatnya. Habiskan lalu tepati janjimu." Ujar Jungkook tanpa melihat Taehyung sama sekali dan masih sibuk dengan kegiatan bersih-bersihnya.

Bukannya menghampiri secangkir teh hangat yang beraroma menggiurkan di atas nakas, Taehyung justru lebih tertarik pada Jungkook. Melangkah pasti mendekati pria tersebut dari arah belakang kemudian langsung melingkarkan tangan di pinggangnya. Membuat Jungkook sedikit tersentak, tapi tidak menolak saat Taehyung semakin mengeratkan pelukannya.

"Temani aku."

"Apanya?"

"Temani aku tidur. Disini."

Taehyung berbisik kecil tepat di telinga kanan Jungkook. Pria itu meletakkan dagunya di pundak Jungkook dan itu membuat Jungkook merinding saat mendengar suaranya yang terasa begitu rendah dan dominan.

"Aku mau mandi, Hyung." Jungkook berusaha lepas dari pelukan Taehyung.

Jungkook menggelinjang kecil saat hembusan napas Taehyung menjalar sepanjang leher.

"Temani aku, Jungkook."












.
.
.
.
.











"Kau tidur?"

"Bertanya lagi dan aku akan pergi."

Taehyung hanya terkekeh kecil kemudian semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Jungkook. Menjadikan tubuh berisi Jungkook layaknya bantal guling. Taehyung begitu menyukai sensai hangat saat ia memeluk Jungkook.

Ahㅡ Taehyung sudah berpakaian lengkap sekarang.

Pada akhirnya Jungkook kalah telak pada aura dominan Taehyung. Tidak berkutik saat pria itu membawanya ke ranjang berukuran king size. Membaringkan dirinya dan tanpa permisi langsung melingkarkan tangan pada pinggangnya posesif. Lagi-lagi menenggelamkan kepalanya di perpotongan leher Jungkook dan menghirup aroma khas pria itu dalam-dalam. Jungkook pun terus dibuat merinding sejak tadi akibat perbuatan Taehyung yang sedikit kurang ajar tersebut.

"Berhenti menciumku." Jungkook sedikit memberontak. Menoyor kepala Taehyung agar menjauh darinya.

"Kenapa? Tubuhmu harum. Aku suka. Ya... walaupun kau belum mandi." Taehyung terkekeh diakhir kalimat dan sukses membuahkan sebuah pukulan di tangannya yang saling bertaut pada lingkar pinggang Jungkook.

Keadaan menjadi hening selama beberapa saat. Sampai kemudian Jungkook kembali membuka obrolan.

"Kau sudah tidur?" Jungkook merasakan pergerakan Taehyung yang menarik tubuh mereka semakin mendekat. Cukup memberikan jawaban bagi Jungkook bahwa pria itu belum sepenuhnya tertidur.

"Hyung... Bolehkan aku meminta sesuatu padamu?"

"Apapun itu, katakan saja." Taehyung menjawabnya enteng seolah ia mampu memberikan apapun yang Jungkook inginkan.

Jungkook meneguk salivanya gugup. Masih berdebat dengan dirinya sendiri apa kali ini ia akan berhasil membujuk Taehyung.

"Aku ingin membantumu bekerja diㅡ"

"Kecuali yang satu itu." Taehyung langsung menimpali perkataan Jungkook. Tidak membiarkan pemuda itu menyelesaikan ucapannya sampai akhir.

Sesuai dugaan. Taehyung masih tidak mengizinkannya bekerja di perusahaan.

Topik ini sudah pernah disinggungnya beberapa kali, tapi jawabannya tetap sama. Taehyung selalu menolak. Dengan segala alasan yang tentu tidak dapat diterima Jungkook.

"Tapiㅡ"

"Kau hanya perlu duduk manis di rumah. Menungguku pulang dan menyambutku dengan senyuman hangatmu setiap hari."

Lihat?

Bagaimana bisa Jungkook menerima alasan menyebalkan seperti itu? Apa Taehyung bilang? Duduk manis di rumah?

Dia pikir Jungkook itu hewan atau apa?

"Aku hanya ingin membantu meringankan pekerjaanmu. Itu saja."

Sebenarnya bukan alasan penolakan Taehyung yang membuatnya kesal, tapi perlakuan Taehyung yang selalu mengistimewakannya. Perlakuan Taehyung yang terlewat lembut, manis, dan terkesan memanjakannya.

Jungkook mempunyai harga dirinya sendiri. Ia merasa terlalu banyak bergantung pada Taehyung sejak pertama kali mereka bertemu. Dengan semua usaha Taehyung hingga kondisi tubuh dan psikis Jungkook semakin membaik sejak hari itu, dengan semua fasilitas yang Taehyung berikan, Jungkook merasa berhutang begitu banyak pada Taehyung. Terlalu banyak sampai rasanya harga dirinya sebagai seorang pria jatuh.

Melihat kerja keras Taehyung setiap harinya dalam memimpin perusahaan besarnya seorang diri telah membuat Jungkook semakin memantapkan hatinya untuk membagi beban yang sama dengan Taehyung.

"Tidak perlu, Jeon. Tidak perlu. Cukup berada di sampingku. Hanya itu. Itu sudah cukup bagiku. Berjanjilah padaku... Jangan pergi..."

Dan setelah mengatakan itu, Kedua mata Taehyung terpejam.

TBC



Gatahu ini apa wkwkwk

Vomment yaaa
Love youuu 💕💕💕

Between Us (Vkook) END #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang