Bukti

6K 670 9
                                    

Lelah dengan judul bahasa inggris :))






Bentar lagi pengumuman SBMPTN genkz



Doakan saya ya.... 🙏🙏🙏🙏









^^^^^^^^^^





















Namjoon menarik napas dalam. Memerhatikan Jimin yang terlihat menuntut jawaban darinya. Ia sendiri tidak tahu harus menjelaskannya darimana karena ia tidak berpikir Jimin akan mengambil langkah sejauh ini.

"Aku tidak tahu, Jimin." Kata Namjoon kemudian seraya menjatuhkan punggungnya pada sandaran kursi.

"Maksudmu?" Kening Jimin berkerut bingung.

"Aku tidak tahu apa yang kulihat benar-benar dia atau bukan. Maksudku, aku hanya tidak sengaja bertabrakan dengan orang itu lalu meminta maaf dan menawarkan bantuan yang dibalas dengan sebuah penolakan halus." Jelas Namjoon.

"Bahkan mata kami tidak bertemu pandang sama sekali." Tambahnya lagi.

"Jadi, maksudmu kau hanya bicara omong kosong dengan mengatakan bahwa kau bertemu dengan sosok yang mirip dengan Jungkook begitu?" Gigi Jimin menggertak marah. Nada bicaranya pun berubah dengan penuh penekanan.

"Bukanㅡ bukan begitu." Namjoon melambaikan kedua tangannya di depan dada sebagai bentuk pembantahan.

"Lalu apa!?" Jimin bangkit serta menggebrak meja. Menimbulkan suara nyaring dari teriakan amarahnya dan suara hantaman kulit tangannya dengan permukaan halus meja. Memancing beberapa tatapan terkejut dari pengunjung lain yang berada di sekitar mereka.

"Jimin tenangkan dirimu, astaga." Namjoon menarik tubuh Jimin agar kembali duduk dengan tenang.

Dari pertemanan mereka selama sekitar tujuh tahun, Jimin yang dikenalnya adalah sosok yang tenang dan lembut. Selalu menampilkan senyuman khasnya dengan lengkungan bulan sabit terbentuk di mata. Dalam setiap masalah yang dihadapi ㅡsejauh iniㅡ Jimin tidak pernah sekalipun melibatkan emosinya. Pria ini akan selalu memikirkan jalan keluar dengan pikiran dingin kemudian menyampaikannya dengan senyuman yang tidak pernah luntur dari wajah tegasnya.

Jimin itu adalah sosok pria hangat yang akan dengan senang hati merangkul orang lain dan memberikan kenyamanan tersendiri pada mereka.

Namun, Jimin yang dilihatnya saat ini sama sekali berbeda.

Mungkin bukan hanya hari ini, tapi beberapa bulan belakangan sejak peristiwa kecelakaan yang menewaskan satu keluarga Jeon.

Park Jimin berubah menjadi sosok yang pendiam dan mudah marah. Tidak hanya itu, Jimin yang biasanya selalu bersikap ramah pada semua pegawai di kantornya pun kini lebih banyak murung dan mengurung diri di ruang kerjanya. Menolak untuk banyak berinteraksi dengan orang luar kecuali memang sangat diperlukan.

Jimin menjadi selalu menyembunyikan dan memendam perasaannya sendiri.

Namjoon jelas melihat kilatan amarah di kedua netra Jimin. Amarah yang bukan ditujukan untuk Namjoon, melainkan untuk dirinya sendiri.

Namjoon tahu Jimin masih menyalahkan dirinya sendiri atas semua yang terjadi.

"Dengarkan aku, Park Jimin." Namjoon mulai merubah gaya bicaranya menjadi lebih serius.

"Begini, Aku tidak memiliki bukti kuat untuk membuktikan apakah orang yang kulihat itu benar Jungkook atau bukan. Satu-satunya petunjuk kita hanyalah bergantung pada bukti visual dan ingatan di kepalaku. Itu bukan bukti autentik, Jimin. Aku bisa saja salah mengenali orang. Terlebih lagi, aku hanya tidak ingin membuatmu kecewa. Aku tahu kau begitu menginginkan Jungkook kembali." Namjoon mengatakannya dengan penuh kehati-hatian. Berusaha agar tidak menyinggung perasaan Jimin dan memicu api lainnya.

Jimin menarik napas. Berusaha meredam amarahnya.

"Tapi, tidak ada salahnya jika kita mencoba kan, Hyung? Cukup beritahukan aku semua yang kau lihat waktu itu. Dimana tempat kau tidak sengaja melihatnya, arah perginya. Dari sana aku bisa mulai mencari tahu walaupun itu hanya petunjuk kecil, Hyung."

Namjoon telak kalah. Jimin jelas kokoh pada pendiriannya untuk menemukan Jungkook.

"Baiklah, akan kuberitahu detailnya."

Namjoon pun mengatakan semua yang terjadi hari itu. Mulai dari ia yang baru saja tiba di kota ini sekedar untuk melepas rindu dengan sang kekasih lalu di pertengahan jalan ia merasa haus dan memutuskan untuk mampir sebentar ke supermarket. Sampai adegan dimana ia tanpa sengaja menabrak seorang pemuda yang ia kenali sebagai Jungkook meski ia sedikit ragu dengan penglihatannya sendiri.

Jimin mendengarkannya dengan seksama. Tidak menginterupsi sama sekali semua penjelasan Namjoon. Pria itu benar-benar serius dalam mendengarkan semua perkataan yang lebih tua.

"Jadi, maksudmu kau tidak bisa memastikan apa itu Jungkook atau bukan karena pemuda itu sama sekali tidak menatap ke arahmu dan terus menunduk?" Namjoon mengangguk.

"Dari yang kuingat, pemuda itu memiliki postur tubuh, wajah, bahkan suara yang sama persis dengan Jungkook. Hanya saja aku ragu karena ia sepertinya tidak mengenaliku dan lagi waktu itu hari mulai gelap. Anehnya, padahal kalaupun ia tidak melihat wajahku, ia pasti akan tetap mengenali suaraku sebagai Namjoon sahabatmu." Terang Namjoon.

"Kenapa kau tidak mengejarnya?"

Kali ini Namjoon menggeleng lalu berkata, "Dia seperti orang yang tengah dikejar waktu. Bahkan saat aku berusaha mencegahnya pun ia menepisnya pelan lalu pergi sambil berlari kecil."

"Kau melihat ke arah mana dia pergi, Hyung?"

"Aku hanya turis di kota ini, Jimin. Sama sepertimu. Yang aku tahu ia hanya berlari lurus tanpa tahu arah mana yang ia tuju."

Jimin menghela napas panjang. Menjatuhkan diri pada sandaran kursi yang berbahan busa. Jemarinya bergerak memijit pelipis nya yang mulai terasa pening. Muncul rasa simpati pada diri Namjoon saat melihat Jimin yang nampaknya begitu mengharapkan kembalinya Jungkook. Sampai kemudian Namjoon mengingat sesuatu.

"Jimin." Yang dipanggil hanya bergumam malas.

"Aku tidak tahu ini bisa membantumu atau tidak tapi ada satu hal lagi yang kurasa harus kuberitahu padamu."

Jimin yang awalnya menengadahkan kepalanya keatas mulai kembali memusatkan perhatiannya kembali pada Namjoon.

"Beberapa hari lalu, saat aku mengantarkan kekasihku untuk menemui pasiennya di sebuah perumahan mewah, entah salah dengar atau tidak, tapi saat aku bertanya padanya tentang bagaimana keadaan pasiennya, kekasihku itu mengatakan nama Jungkook."

TBC


Hhmm
Sepertinya kalian lebih menyukai cerita gue dengan genre School ya??

Baiklah

Work vkook baru otw muehehehe //slight Minyoon :))

Vomment say
👇👇👍

Between Us (Vkook) END #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang