Rumah Kita Pt. 2

4K 444 46
                                    

Gue harap setelah chap ini, kalian bisa ngerti kenapa perlu ada jikook dan seberapa indah masa lalu mereka dulu

Karena sejatinya, cinta Jungkook lebih dulu diberikan pada Jimin

Dan hati Jimin telah lebih dulu diisi sepenuhnya sama Jungkook

Jangan salahkan Jimin atau Jungkook

Mereka cuma dua manusia yang dulu pernah sling menjalin kasih

Oh iya,

Yang lebih penting lagi

Ini cuman cerita gengs:))) fiktif pula:))

Tenggelam boleh, tapi jangan smpai dibuat buta"))

Karena sejujurnya, gue masih sedih setiap baca komen yang berkata tidak menginginkan Jikook"(((

Maap

Mohon maap sekali"(








.
.
.
.
.
.
.
.
.
.




















Jungkook tidak banyak bersuara sejak keluar dari apartemen Namjoon. Selama perjalanan pulang menuju sebuah tempat yang Jimin katakan sebagai rumah mereka, Jungkook hanya duduk diam di kursi penumpang bersebelahan dengan Jimin. Pemuda itu duduk dengan kepala menoleh ke arah jendela mobil yang tertutup rapat menampilkan pemandangan jalanan kota ramai berhias cahaya matahari yang silaunya belum mampu dihalangi oleh lapisan kaca mobil mahal kepunyaan Jimin.

Kedua tangan mereka sebenarnya saling bertautan, tetapi hanya Jimin yang menggenggam jemari Jungkook teramat erat. Sesekali Jimin akan memberikan elusan lembut pada punggung tangan Jungkook atau mengangkatnya kemudian menorehkan kecupan ringan di tangannya. Jimin nampak seperti seorang kekasih yang tengah di mabuk cinta dan tidak mampu menahan gejolak di dalam dirinya untuk tidak menunjukkan rasa kasih sayangnya secara terang-terangan.

Walaupun begitu, Jimin tidak bodoh untuk tidak menyadari perubahan sikap Jungkook. Sedari tadi sebenarnya Jimin memerhatikan Jungkook dari ujung ekor matanya. Beberapa kali berpikir untuk membuka percakapan, tapi berakhir diam seribu bahasa. Ia tidak tahu mengapa suasananya menjadi secanggung ini diantara mereka. Padahal dulu, ketika semuanya masih baik-baik saja, Jungkook tidak akan pernah diam saat bersamanya. Selalu ada saja topik yang lolos dari bilah bibir tipisnya yang memancing erangan gemas dari Jimin.

"Kau baik-baik saja?" Akhirnya Jimin memberanikan diri untuk memulai. Ia mengeratkan genggamannya pada tangan Jungkook yang membuat pemuda itu sedikit terlonjak kaget.

"Ahmㅡ i-iya, aku baik-baik saja, Hyung." Jungkook mengalihkan pandangannya ke arah Jimin dengan seulas senyum yang kentara sekali dipaksakan.

Jimin menghela napas.

"Kau tahu kita sudah bersama sejak lama, Kookie. Aku jelas tahu sekali kalau saat ini ada sesuatu yang mengganggumu. Jangan berbohong padaku." Jimin merubah posisi duduknya menjadi sedikit miring ke kanan. Ia meraih tangan Jungkook lainnya yang terbebas untuk dibawa ke dalam genggamannya juga.

Jungkook menggigit bibir bawahnya.

"Ada apa? Katakan padaku." Tutur Jimin lembut sekali. Tipikal pria yang tidak akan pernah tega membentak atau menaikkan nada suaranya pada orang-orang yang dicintainya.

Jungkook merunduk merasa tidak sanggup jika harus terus melihat Jimin yang begitu sabar menghadapinya. Padahal dulu sekali, Jungkook akan sangat merasa dihargai dan disayangi ketika Jimin memperlakukannya teramat lembut seperti saat ini. Bahkan terkadang, Jungkook mendapati dirinya yang merona akibat perlakuan tunangannya tersebut.

Between Us (Vkook) END #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang